Sabtu, 21 Juni 2025

Ancam Jember: Mahasiswa Hukum Unmuh Jember Serukan Lawan Judol



Perkembangan judi online (judol) di Indonesia mengalami peningkatan signifikan dan menjadi perhatian serius bagi pemerintah serta masyarakat. Berdasarkan data dari PPATK yang dilansir Tempo.co, perputaran dana judi online diperkirakan mencapai Rp1.200 triliun, dengan Jawa Timur menempati posisi keempat secara nasional. Hingga awal Mei 2025, lebih dari 5.000 rekening terkait judi online telah dibekukan dengan nilai transaksi Rp600 miliar. Indonesia bahkan tercatat sebagai salah satu negara dengan pengguna judi online terbanyak, mencapai 201.122 orang, dan Jawa Timur menduduki posisi kedua tertinggi secara nasional.

Kabupaten Jember sebagai bagian dari Jawa Timur turut menjadi wilayah rawan, dengan 15 kasus judi online terungkap sepanjang Januari–Mei 2025. Para pelaku, mayoritas pelajar, mahasiswa, dan wiraswasta, tertangkap bermain di situs seperti Republik365, Pragmatic, Jayatogel, hingga Sinar79, menggunakan gawai pribadi dan transfer digital. Mereka dikenai sanksi berdasarkan UU ITE dan KUHP. Tak hanya berdampak hukum dan finansial, judi online juga merusak tatanan sosial. Di Jember, Pengadilan Agama mencatat 346 kasus perceraian sejak Januari hingga Maret 2025, dengan sedikitnya 10 kasus dipicu langsung oleh judi online.

Melalui urgensi berbahayanya dan maraknya judi onlie tersebut, mengerakkan Mahasiswa Fakultas Hukum (FH) Universitas Muhammadiyah (Unmuh) Jember kelas B Angkatan 2023 untuk menginisiasi kegiatan bertajuk “Antisipasi Maraknya Judi Online di Jember: Integrasi Kebijakan, Penegakan Hukum, dan Strategi Preventif ”

Kegiatan tersebut dilaksakan pada Tanggal 20 Juni 2025 di Aula Fakultas Hukum Unmuh Jember dengan menghadirkan akademisi serta aparatur hukum yang memiliki korelasi kuat dalam pemberantasan tindak pidana judi online, diantaranya; Dr. Fina Rosalina, S.H., M.H. (Dosen FH Unmuh Jember), Dwi Dutha Arie Sampurna, S.H., M.H., (Kejaksaan Negeri Bondowoso) sebagai pemateri pertama, Zulfikar Ardiwardana Wanda, S.H., M.H., (Kanwil Kementerian Hukum Jawa Timur) sebagai pemateri kedua. Selain itu kegiatan ini dihadiri pula oleh lebih dari 120 peserta (hybrid), yang terdiri dari mahasiswa dan dosen.

Melalui kegiatan tersebut, Dr. Fina memantik isu judi online dengan mengangkat beberapa isu diantaranya; Efektifitas subtansi peraturan hukum dindonesia dalam menjerat para pelaku dan sindikat judi online di Indonesia, dan apa yang menjadi tantangan terbesar dalam menangani memberantas judi online.

Dwi Dutha menjelaskan bahwa substansi hukum Indonesia, terutama Pasal 303 bis KUHP dan Pasal 27 Ayat (2) UU ITE, secara tegas melarang judi online. Namun, tantangan utama pemberantasan judi online adalah terletak pada  modus operandi dinamis sindikat judi online  yang terus berevolusi, menggunakan platform berganti-ganti, server luar negeri, dan metode pembayaran digital yang sulit dilacak.

Selanjutnya, Zulfikar Ardiwardana menguatkan dengan menjelaskan perlu langkah konkret dan terintegrasi antara regulasi yang kuat, penguatan kapasitas aparat penegak hukum, serta pendekatan edukatif yang menyasar kelompok rentan—terutama generasi muda yang menjadi target utama platform judi digital. Pemerintah daerah, kampus, sekolah, tokoh agama, dan komunitas perlu bersinergi mengedukasi dan menciptakan ruang sehat bagi anak muda

Para aparatur hukum yang diundang juga menanggapi fenomena yang terjadi di Jember atas judi online, Dwi dan Zulfikar, kompak memberikan nasihat agar Anak muda Jember harus menyadari bahwa ini bukan hanya persoalan hukum, tapi juga pertaruhan masa depan. Jangan biarkan dunia digital menipu dengan iming-iming kaya mendadak. Uang yang datang dari jalan haram hanya akan membawa kehancuran. Alih-alih tergoda, manfaatkan teknologi untuk hal produktif: belajar, membangun usaha digital, hingga ikut dalam gerakan literasi digital dan anti-judi.

Judi online bukan gaya hidup keren, melainkan jalan pintas menuju kehancurann.Jember butuh generasi muda yang berintegritas, bukan generasi instan yang mudah tergoda. Jika kamu peduli masa depanmu, tolak judi online. Karena melawan judi bukan hanya tugas aparat—ini adalah tanggung jawab kita bersama.


Oleh : Ahmad Alif Susilo

Kamis, 19 Juni 2025

Tim Panahan Unmuh Jember Berhasil Bawa Pulang Medali Perak Pada Pomprov Jatim 2025

 

Cabang olahraga panahan mencatatkan prestasi membanggakan untuk Universitas Muhammadiyah (Unmuh) Jember.

Tim panahan compound beregu putra yang terdiri dari Erwin Tri Bagus Priyono, Dzhakwan Putra Pangestu, dan Agung Ramadhan Putra Nagara berhasil menyabet medali perak dalam ajang Pekan Olahraga Mahasiswa Provinsi (POMPROV) Jawa Timur 2025 yang berlangsung pada 28 Mei sampai 4 Juni di Lapangan Atletik Jatim Seger.

Menurut Erwin, keberhasilan ini bukanlah hasil instan, melainkan buah dari persiapan yang matang dan kerja sama tim yang kuat.

"Kami percaya pada kemampuan tim sendiri, dan itu yang membuat kami bisa konsisten hingga babak final. Sebelumnya kami sudah melalui beberapa tryout dan evaluasi, serta menganalisis kekuatan lawan" ujarnya.

Menariknya, ketiga atlet berasal dari klub dan kota yang berbeda, sehingga membentuk kekompakan bukan hal yang mudah. Namun mereka mampu menjalin chemistry lewat berbagai cara.

"Saya dari klub Situbondo, sedangkan dua rekan saya dari klub Jember. Untuk menyatukan kekompakan, kami sering latihan bersama dan juga melakukan kegiatan di luar, seperti nongkrong bareng, agar hubungan kami tidak hanya sebatas rekan satu tim, tapi juga jadi teman dekat" tambahnya.

Peran pelatih dan tim pendukung juga tak kalah penting. Dalam hal teknis maupun mental, kehadiran pelatih menjadi fondasi utama keberhasilan tim.

"Tanpa pelatih, kami mungkin merasa teknik kami sudah benar, padahal keliru. Selain itu, keluarga juga berperan besar dalam menjaga mental. Dukungan mereka membuat saya yakin untuk tetap berjuang di kompetisi ini" lanjutnya.

Proses menuju podium perak tentu tidak lepas dari berbagai pengorbanan pribadi. Beberapa atlet bahkan harus rela mengorbankan waktu dan energi mereka di tengah padatnya aktivitas kampus.

Yang membuat medali ini terasa lebih berkesan adalah kenyataan bahwa tim ini baru pertama kali dipasangkan dalam satu tim.

"Medali ini sangat berharga bagi saya pribadi karena kemungkinan besar ini adalah kompetisi terakhir saya sebelum pensiun dari panahan" jelasnya.

Keberhasilan ini menjadi momentum penting bagi Unmuh Jember dalam membina atlet-atlet muda berprestasi, sekaligus memperkuat posisi kampus dalam ajang olahraga tingkat provinsi.

Rabu, 18 Juni 2025

ICRD Unmuh Jember 2025 Soroti Peran Strategis AI dalam Pembangunan Kota Cerdas dan Tantangan Etis

Dengan proyeksi bahwa hingga 68% populasi dunia akan tinggal di perkotaan pada tahun 2050, peran kecerdasan buatan (AI) dalam menghadapi tantangan urbanisasi menjadi semakin krusial. Isu ini menjadi perhatian utama dalam presentasi oleh Modou Jonga dari Banjul City Council, Gambia, pada Konferensi Internasional Pembangunan Pedesaan (ICRD) 2025 yang diselenggarakan Universitas Muhammadiyah Jember pada Rabu, (18/6/2025).

Dalam paparannya, Jonga membahas secara mendalam "The Ethical Challenges of Artificial Intelligence in a Rapidly Urbanizing World," sebuah tema yang sangat relevan mengingat laju urbanisasi global. Menurut data UN-Habitat yang dikutipnya, area perkotaan diproyeksikan akan meningkat dari 56% pada tahun 2021 menjadi 68% pada tahun 2050, yang pada gilirannya menimbulkan berbagai tantangan kompleks bagi pemerintah kota di seluruh dunia.

Di hadapan para peserta konferensi di Jember, Modou Jonga memaparkan peran-peran kunci AI dalam mewujudkan kota cerdas (Smart Cities). Peran tersebut meliputi peningkatan efisiensi energi yang signifikan melalui optimalisasi sistem penerangan jalan dan manajemen bangunan, peningkatan efisiensi dalam pengelolaan limbah, termasuk pemilahan, pengumpulan, dan daur ulang, serta penyediaan alat untuk analisis data yang lebih baik guna mendukung perencanaan tata kota yang cerdas dan berkelanjutan. Lebih lanjut, AI juga dapat dimanfaatkan dalam sistem pengawasan dan respons darurat untuk meningkatkan keamanan dan keselamatan publik, serta mengoptimalkan rute, jadwal, dan efisiensi transportasi publik guna mengurangi kemacetan dan polusi.

Selain membahas manfaat transformatif AI ini, Jonga juga menyoroti kontribusi AI terhadap ketahanan kota (resilience). Ia menjelaskan bagaimana AI dapat membantu kota dalam mengantisipasi, merespons, dan pulih secara lebih efektif dari berbagai krisis, termasuk bencana alam dan krisis kesehatan yang mungkin terjadi.

Namun, presentasi Jonga tidak berhenti pada potensi semata. Ia secara khusus menekankan tantangan dan pertimbangan etis yang menyertai penerapan AI dalam skala besar di perkotaan. Isu-isu sensitif seperti privasi data warga, potensi bias yang mungkin timbul dari algoritma yang digunakan, masalah akuntabilitas ketika terjadi kesalahan sistem AI, serta dampak sosial ekonomi dari otomatisasi pekerjaan, menjadi perhatian penting yang menurutnya harus diatasi secara cermat oleh para pembuat kebijakan dan pengembang teknologi di seluruh dunia.

Kesimpulan dari presentasi Modou Jonga menegaskan bahwa meskipun AI menawarkan solusi inovatif yang sangat menjanjikan untuk tantangan urbanisasi yang cepat, implementasinya harus disertai dengan kerangka etika yang kuat dan pemahaman mendalam tentang implikasi sosialnya. Diskusi ini diharapkan dapat memicu dialog lebih lanjut dan kolaborasi internasional tentang bagaimana kota-kota dapat memanfaatkan kekuatan AI secara bertanggung jawab untuk menciptakan lingkungan urban yang tidak hanya lebih cerdas dan berkelanjutan, tetapi juga lebih berkeadilan bagi seluruh warganya.

 

 

 

Kecerdasan Buatan Kunci Transformasi Pedesaan: Manfaat dan Tantangan Dibedah di ICRD 2025 Jember

Potensi besar Kecerdasan Buatan (AI) dalam mendorong pembangunan pedesaan serta tantangan yang menyertainya menjadi topik utama dalam presentasi oleh Mustafa Mat Deris dari Fakultas Bisnis dan Teknologi Informasi, Universiti Muhammadiyah Malaysia (UMAM), di ajang International Conference on Rural Development (ICRD) 2025 yang diselenggarakan Universitas Muhammadiyah Jember pada Rabu (18/6/2025).

Dalam paparannya yang berjudul "AI and Rural Development (Socio-Economics): Benefits and Challenges," Mustafa Mat Deris memulai dengan memberikan definisi komprehensif tentang AI sebagai mesin yang meniru kecerdasan manusia, dan Machine Learning (ML) sebagai ilmu yang mengembangkan algoritma untuk menyelesaikan tugas-tugas kompleks seperti pengenalan wajah atau suara, menjelaskan bahwa ML adalah bagian dari AI, dan Deep Learning merupakan subset dari ML yang menggunakan jaringan saraf berlapis. "Meskipun AI sering diasosiasikan dengan industri maju di perkotaan, potensinya untuk dimanfaatkan di komunitas pedesaan guna meningkatkan pembangunan sangatlah besar," ungkap Mustafa.

Ia menyoroti bahwa pembangunan pedesaan adalah proses multi-faceted yang bertujuan meningkatkan kondisi ekonomi, sosial, dan lingkungan di daerah pedesaan, dengan fokus khusus pada pertanian dan sektor terkait, bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup penduduk pedesaan, akses mereka terhadap sumber daya dan layanan, serta mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.

Mustafa kemudian menjabarkan bagaimana AI dapat membawa manfaat signifikan bagi pengembangan sosial, khususnya dalam meningkatkan sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di pedesaan, mengidentifikasi beberapa area kunci pembangunan pedesaan di mana AI dapat berperan, termasuk peningkatan akses terhadap layanan dasar seperti kesehatan, pendidikan, air bersih, dan sanitasi, pengembangan infrastruktur seperti jaringan transportasi, pasokan energi, dan teknologi komunikasi yang penting untuk pembangunan ekonomi dan peningkatan kualitas hidup, serta peran krusialnya dalam pembangunan pertanian sebagai sumber mata pencarian utama masyarakat pedesaan.

Ia menambahkan bahwa praktik dan teknologi pertanian berkelanjutan adalah kunci untuk meningkatkan ekonomi pedesaan dan ketahanan pangan, dan AI dapat membantu menciptakan peluang mata pencarian baru serta mengurangi kemiskinan melalui aplikasi dalam tenaga kerja pertanian, peternakan, perikanan, kerajinan tangan, konstruksi, manufaktur, dan layanan jasa, serta dalam pengembangan pariwisata, ekowisata, dan pengelolaan sumber daya lokal, di samping meningkatkan inklusi sosial dan kelestarian lingkungan. Sebagai kesimpulan, Mustafa Mat Deris menegaskan bahwa AI menawarkan energi baru bagi bisnis kecil pedesaan yang menghadapi kesenjangan digital.

"Dengan mengatasi isu konektivitas, memperluas basis pelanggan, dan merampingkan rantai pasokan, AI dapat memberdayakan bisnis-bisnis ini untuk mengatasi isolasi geografis dan berkembang di pasar global," jelasnya.

 Ia mengakui bahwa perjalanan menuju inklusi digital total adalah kompleks, namun dengan solusi yang ditargetkan dan upaya kolaboratif, potensi pertumbuhan dan inovasi di daerah pedesaan tidak terbatas. Mustafa juga menekankan bahwa pemanfaatan AI tidak hanya untuk kemajuan teknologi, tetapi untuk kemajuan semua komunitas, tak peduli seberapa terpencilnya.

"Adopsi dan integrasi AI yang sukses membutuhkan infrastruktur yang memadai, ketersediaan data, dan kebijakan pendukung, yang dapat bervariasi di setiap negara," pungkasnya, menggarisbawahi tantangan yang harus diatasi untuk mewujudkan potensi penuh AI di pedesaan.

  

ICRD 2025 Bahas Metaverse untuk Konservasi Warisan Budaya Bersejarah

Di tengah pesatnya perkembangan teknologi, upaya inovatif dalam melestarikan warisan budaya bersejarah menemukan titik terang melalui pemanfaatan teknologi metaverse. Hal ini menjadi fokus utama presentasi Judy C. Baggo, Direktur Riset dan Pusat Pengembangan Ifugao State University, dalam International Conference On Rural Development (ICRD) 2025 yang diselenggarakan oleh Unmuh Jember pada Rabu (18/6/2025)

Dalam presentasinya yang berjudul "Exploring the Metaverse in Heritage Conservation," Judy C. Baggo memperkenalkan inisiatif Ifugao State University untuk memanfaatkan teknologi imersif dalam melestarikan warisan dunia Tangga Sawah Ifugao (Ifugao Rice Terraces). Situs ini merupakan Situs Warisan Dunia UNESCO dan Sistem Warisan Pertanian Penting Global (Globally Important Agricultural Heritage Systems/GIAHS) oleh FAO PBB.

"Tangga Sawah Ifugao bukan hanya keajaiban arsitektur pertanian, tetapi juga lanskap produksi sosio-ekologis yang kaya akan pengetahuan tradisional," jelasnya.

Dirinya memaparkan bahwa konservasi Tangga Sawah Ifugao terus menghadapi sejumlah tantangan serius yang mengancam keberlanjutannya. Menurutnya empat perhatian utama yang diidentifikasi dari Penilaian Jangka Menengah Rencana Induk Pembangunan Tangga Sawah.

Empat perhatian utama tersebut antara lain, ekosistem yang Terganggu: Meliputi hilangnya flora dan fauna asli serta perubahan aktivitas ekonomi yang mengakibatkan pengabaian lahan. Pendapatan Petani Tangga Sawah yang Tidak Memadai: Isu ekonomi yang berdampak pada keberlanjutan praktik pertanian tradisional masyarakat Ifugao. Kemunduran Fondasi Budaya Tangga Sawah: Ditandai dengan hilangnya minat terhadap budaya dan praktik persawahan di kalangan masyarakat, terutama kaum muda, serta representasi Ifugao yang keliru dalam buku teks dan media. Dukungan yang Tidak Memadai untuk Konservasi Tangga Sawah: Menunjukkan kurangnya perhatian dan sumber daya dari berbagai pihak untuk upaya pelestarian yang komprehensif.

Baggo juga menggarisbawahi faktor-faktor pendorong perubahan lainnya seperti perubahan iklim, pergeseran nilai budaya (dipengaruhi oleh pendidikan dan agama), disintegrasi budaya padi, pengenalan varietas padi baru dan spesies invasif, akses pasar yang buruk, pemantauan dan penegakan hukum yang lemah, perluasan permukiman, perubahan penggunaan lahan, kebakaran hutan, dan yang paling mengkhawatirkan, hilangnya minat di kalangan generasi muda terhadap Tangga Sawah Ifugao.

"Terus berlanjutnya konservasi Tangga Sawah Cordillera Filipina tetap menjadi perhatian serius," tegas Baggo.

Mengutip temuan dari Penilaian Jangka Menengah Rencana Induk Pembangunan Tangga Sawah Ifugao 2022. Ia menjelaskan bagaimana pengetahuan, sistem, dan praktik adat (IKSP) Ifugao terus berkurang akibat perubahan sosial, politik, ekonomi, dan budaya yang cepat, serta emigrasi dan berkurangnya pemegang pengetahuan. Selain itu, kurangnya keterlibatan kaum muda dalam kegiatan budaya dan pertanian padi, serta ketergantungan mereka pada gawai, semakin memperparah situasi.

Untuk mengatasi tantangan multidimensional ini, Ifugao State University mengusulkan pendekatan inovatif yang bertumpu pada dialog antargenerasi. Melalui inisiatif ini, yang bertujuan untuk mengubah "generasi yang berlawanan menjadi mitra," mereka berupaya menjembatani kesenjangan antara generasi tua dan muda. Pendekatan ini diharapkan dapat mempromosikan transfer pengetahuan tradisional yang tak ternilai, memperkuat nilai-nilai budaya, dan pada akhirnya, melestarikan warisan budaya melalui keterlibatan aktif dan pemanfaatan teknologi modern seperti metaverse.

Inisiatif ini menunjukkan komitmen dalam mencari solusi kreatif dan adaptif untuk tantangan konservasi warisan budaya di era digital, dengan harapan metaverse dapat menjadi jembatan yang kuat yang menghubungkan masa lalu Ifugao yang kaya dengan masa depan yang berkelanjutan.

 

ICRD 2025 Bahas Urgensi Analisis Sentimen di Era Digital



Dalam sebuah presentasi yang memukau di ajang International Conference on Rural Development (ICRD) 2025 yang diselenggarakan oleh Universitas Muhammadiyah Jember pada Rabu (18/6/2025), Dr. Bagus Setya Rintyarna, S.T., M.Kom., menyoroti peran krusial analisis sentimen dalam memahami dinamika pasar digital yang terus berkembang.

Dalam sesi presentasinya, Dr. Bagus memulai dengan data yang menggambarkan lanskap belanja online global yang masif, di mana lebih dari 4,33 miliar pengguna internet aktif menjadi motor penggerak triliunan transaksi. Fenomena ini, menurutnya, secara langsung meningkatkan nilai penting ulasan produk/konsumen, yang tak hanya menjadi cerminan kepuasan pengguna tetapi juga panduan vital bagi calon pembeli dan strategi produsen.

"Ulasan produk/konsumen adalah laporan atau komentar di mana pengguna memberikan opini, umpan balik tentang produk, atau membandingkan produk dengan berbagai produk serupa di pasar," Paparnya.

Ia kemudian secara gamblang memperkenalkan konsep Analisis Sentimen, mendefinisikannya sebagai bidang studi yang fokus pada pengenalan dan interpretasi opini, sentimen, evaluasi, penilaian, sikap, serta emosi manusia yang terkandung dalam teks.

Dr. Bagus menekankan bahwa analisis sentimen adalah kunci untuk mengidentifikasi apakah suatu teks mengandung nuansa positif, negatif, atau netral.

Melanjutkan pemaparannya, Dr. Bagus merinci dua pendekatan utama dalam implementasi analisis sentimen: Lexicon Based dan Machine Learning Based.

Pendekatan Lexicon Based memanfaatkan kamus sentimen yang telah dikurasi, di mana setiap kata diasosiasikan dengan polaritas sentimen tertentu. "Jika kita memiliki kamus yang menyatakan 'cinta' itu positif dan 'benci' itu negatif, kita bisa dengan cepat menentukan sentimen sebuah kalimat," ungkapnya.

Sementara itu, pendekatan Machine Learning Based melibatkan sistem yang belajar dari data yang ada untuk memprediksi sentimen pada data baru. Proses ini mencakup ekstraksi fitur, penerapan algoritma machine learning, dan pembentukan model prediktif yang dapat bekerja secara unsupervised maupun supervised.

Presentasi Dr. Bagus Setya Rintyarna ini tidak hanya memperkaya keilmuan dalam bidang kecerdasan buatan dan pengolahan bahasa alami, tetapi juga memberikan perspektif praktis mengenai bagaimana teknologi dapat dimanfaatkan untuk memahami sentimen publik.

Inovasi AI dan RFID dari Jepang Warnai ICRD 2025 Unmuh Jember


Zequn Song saat memaparkan materinya di ICRD 2025.

Rangkaian International Conference on Rural Development (ICRD) 2025 di Universitas Muhammadiyah Jember pada Rabu (18/6/2025), diwarnai oleh hadirnya inovasi teknologi cerdas dari Jepang. Salah satu agenda menarik datang dari Zequn Song, perwakilan Kagawa University, yang mempresentasikan riset bertajuk “AI in Agriculture Supply Chain: Stock Monitoring and Localization Systems for FIFO Method Using RFID-Based Pressure Sensing Tag and AI.”

Dalam paparannya, Zequn Song memperkenalkan sistem pemantauan rantai pasok berbasis RFID tekanan (pressure sensing tag) yang terintegrasi dengan kecerdasan buatan (AI). Teknologi ini dirancang untuk menerapkan metode First-In-First-Out (FIFO) dalam distribusi produk agrikultur, guna memastikan alur distribusi berjalan rapi, efisien, dan minim kesalahan.

“Setiap produk yang diletakkan akan memberikan perubahan tekanan pada RFID tag, yang kemudian dibaca oleh sensor dan diproses AI untuk mengidentifikasi posisi serta urutan pengambilan barang,” jelas Zequn di hadapan peserta seminar. Teknologi ini juga mampu memberikan peringatan otomatis apabila terjadi kesalahan urutan, sehingga dapat mencegah potensi kerugian akibat human error.

Lebih jauh, Zequn memaparkan proses uji coba yang dilakukan dengan 13 RFID pressure sensing tag pada 4 titik lokasi simulasi. Data dari sensor tersebut digunakan untuk melatih model AI menggunakan metode decision tree ensemble, yang terbukti efektif dalam memprediksi posisi dan urutan produk secara akurat.

Selain membahas teknologi tersebut, Zequn juga menyinggung implementasi sistem serupa di sejumlah negara seperti FASTag di India untuk pembayaran tol otomatis, serta penerapan AI dalam sistem irigasi dan deteksi hama di Jepang dan Tiongkok.

Menurutnya, sistem cerdas berbasis RFID dan AI ini memiliki potensi besar untuk diterapkan dalam pengelolaan logistik pangan pedesaan. Selain meningkatkan efisiensi, teknologi ini dinilai dapat membantu menjaga ketahanan pangan dan mengurangi pemborosan distribusi di daerah-daerah terpencil.


Unmuh Jember Gelar International Conference on Rural Development 2025 : Angkat Isu Etika AI di Era Disrupsi

Rektor Unmuh Jember saat memberikan sambutan.

Universitas Muhammadiyah Jember (Unmuh Jember) kembali menggelar ajang bergengsi tingkat internasional bertajuk The 4th International Conference on Rural Development (ICRD) 2025. Mengangkat tema “The Ethical Challenges of Artificial Intelligence in a Rapidly Changing World”, konferensi ini diselenggarakan secara hybrid di Ruang Rapat Gedung A Unmuh Jember dan melalui Zoom Meeting, Rabu (18/6/2025).

Ketua Panitia ICRD 2025, Afan Bagus Mananda, S.TP., M.Sc, dalam sambutannya menyampaikan rasa syukur atas terlaksananya konferensi ini yang telah memasuki tahun keempat. Ia juga mengucapkan selamat datang kepada para tamu undangan, baik dari dalam maupun luar negeri seperti Jepang, Afrika, Malaysia, Filipina, hingga beberapa wilayah di Indonesia.

“Konferensi ini menjadi momen penting untuk menyatukan pikiran dan semangat dari berbagai belahan dunia, dalam semangat kolaborasi, pengetahuan, dan kemajuan bersama,” ujar Afan.

Afan Bagus Mananda saat memberikan sambutan.

Menurutnya, integrasi teknologi Artificial Intelligence (AI) dalam pengembangan kawasan pedesaan kini menjadi langkah strategis untuk menjawab berbagai tantangan sistemik, mulai dari ketimpangan akses pendidikan, kesehatan, hingga peluang ekonomi. Isu ini menjadi sangat relevan seiring pesatnya perkembangan teknologi dan urbanisasi di berbagai negara.

Rektor Unmuh Jember, Dr. Hanafi, M.Pd, dalam sambutannya turut mengapresiasi terselenggaranya ICRD 2025. Ia berharap konferensi ini dapat memperkuat jejaring akademik internasional sekaligus melahirkan gagasan-gagasan strategis yang berdampak nyata bagi masyarakat desa, khususnya di era disrupsi digital saat ini.

“Isu etika dalam penggunaan AI menjadi penting, karena teknologi ini harus tetap berpihak pada nilai-nilai kemanusiaan dan keberlanjutan lingkungan, terutama bagi masyarakat pedesaan yang rentan terhadap ketimpangan,” tegasnya.

ICRD 2025 diikuti oleh puluhan peserta dari berbagai institusi, peneliti, dan praktisi pembangunan desa, dengan menghadirkan sejumlah pembicara internasional dari Jepang, Afrika, Malaysia, dan Filipina.

ICRD 2025 menjadi bukti nyata komitmen Unmuh Jember dalam membangun peradaban berbasis ilmu pengetahuan, teknologi, dan nilai kemanusiaan, dengan tetap memperhatikan konteks lokal dan tantangan global.

 

Connect