Sabtu, 31 Agustus 2024

Berbagi Tips Maintenance Mobility Pada Lansia Sebagai Upaya Penekanan Resiko Terjatuh


Lansia merupakan orang berusia di atas 60 tahun. Penurunan fungsi tubuh, termasuk sistem saraf, sistem muskuloskeletal, serta kondisi fisiologis secara keseluruhan mulai dirasakan oleh kebanyakan lansia. Salah satu keluhan yang paling umum adalah nyeri lutut dan sakit punggung, yang sering kali membuat mereka semakin rentan terhadap risiko jatuh. 

Namun, permasalahan utama yang dihadapi adalah kecenderungan lansia untuk malas bergerak. Dipengaruhi beberapa faktor seperti rasa nyeri pada lutut dan punggung, penurunan sistem gerak yang alami terjadi seiring bertambahnya usia, membuat banyak lansia memilih untuk mengurangi aktivitas fisik. Ironisnya, hal ini justru meningkatkan risiko jatuh.

Melihat kondisi yang cukup memprihatinkan, Dosen Fikes Universitas Muhammadiyah Jember (Unmuh Jember) Ns. Dian Ratna Elmagfuroh,S.Kep.,M.Kes., membagikan tips Maintenance Mobility di PSTW (Panti Sosial Tresna Werdha) Kasiyan, Kabupaten Jember. 

Program ini dimulai dengan latihan maintenance mobility atau pemeliharaan rentang gerak (Range of Motion atau ROM), di mana lansia diajak melatih kaki mereka secara perlahan, bisa dalam posisi duduk, tiduran, maupun berdiri. 

Setelah itu, latihan keseimbangan tubuh (balance exercise) dibantu besi penyangga, dengan mengangkat kaki seperti dalam posisi stretching. Jika tahap ini berhasil dilewati, kegiatan dilanjutkan dengan senam atau aktivitas ringan seperti berkebun, yang tidak hanya menyehatkan sistem tubuh tetapi juga memberi manfaat psikologis.

"Kegiatan tersebut membutuhkan effort dan mobilitas dari lansia itu sendiri, harapannya ketika kegiatan seperti ini dilakukan secara berkala dapat membantu lansia menjaga stabilitas tubuhnya, dengan itu akan menekan resiko jatuh pada lansia" ujar Dian.

Program pengabdian yang diketuai Ns. Dian Ratna Elmagfuroh,S.Kep.,M.Kes  dan beserta timnya menggunakan Morfal Scale, sebuah instrumen khusus untuk mengukur seberapa besar risiko jatuh yang dimiliki oleh lansia. 

Data yang diperoleh melalui Morfal Scale membuktikan bahwa dengan intervensi yang tepat dan latihan yang berkelanjutan, lansia dapat menikmati kehidupan yang lebih aman, tanpa khawatir akan resiko yang mengancam (31/8/2024).

Kerja sama antara dosen, mahasiswa, dan perawat ini menunjukkan bahwa pendekatan holistik adalah kunci untuk mengatasi tantangan yang dihadapi oleh lansia. Program ini menjadi contoh yang bisa diterapkan, di mana perhatian terhadap kesehatan lansia semakin ditingkatkan, seiring dengan meningkatnya jumlah populasi lansia.


Kontributor : Alya Nurhaliza

Baca juga : Pekan Komunikasi 2024: Wadah Kreativitas dan Edukasi di Unmuh Jember


Rabu, 28 Agustus 2024

Ahli Media Komunikasi Analisa Aksi Warganet Boikot Produk Israel : Dukungan atau Penolakan?

Potret Kukuh Pribadi Ahli Media Komunikasi (Sumber : Humas Unmuh Jember).


Ketegangan antara Israel dan Palestina yang terus membara telah menarik perhatian dunia. Salah satu gerakan yang semakin mendapat sorotan adalah gerakan BDS (Boycott, Divestment, and Sanctions), sebuah kampanye global yang mengajak masyarakat memboikot produk Israel sebagai bentuk protes terhadap kebijakan militer Israel di Palestina. 

Di tengah pro-kontra ini, tim peneliti dari Universitas Muhammadiyah Jember (Unmuh Jember) telah melakukan analisis sentimen warganet terhadap gerakan BDS sejak Mei 2024 (5/2024).

Dipimpin oleh Kukuh Pribadi, S.I.Kom., M.A., tim yang terdiri dari akademisi dan mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi ini menggunakan alat Brand24 untuk melacak percakapan terkait isu gerakan BDS di media sosial seperti X, Instagram, dan YouTube. 

Hasil analisis menunjukkan bahwa gerakan BDS menjadi topik hangat dengan sentimen yang bervariasi. Beberapa warganet mendukung penuh gerakan ini sebagai bentuk perlawanan terhadap ketidakadilan, sementara yang lain bersikap netral atau skeptis terhadap efektivitas boikot.

“Penelitian ini tidak hanya memberi gambaran bagaimana warganet memandang gerakan BDS, tetapi juga membantu kita memahami bagaimana isu-isu sensitif seperti ini direspon di ranah digital,” ungkap Kukuh Pribadi. 

Selain media sosial, penelitian ini juga menemukan bahwa portal berita dan blog turut memperkuat eksposur gerakan BDS di kalangan masyarakat, khususnya komunitas Muslim yang prihatin terhadap konflik Israel-Palestina. Meskipun begitu, akun X resmi BDS Movement diakui memiliki peran besar dalam membentuk opini publik dan mendapatkan jangkauan yang lebih luas dibandingkan media non-sosial.

"Dari hasil analisa juga dapat dilihat bahwa peran akun X BDSMovement punya peran yang besar untuk membentuk opini dan mendapatkan reach dari warganet," tegasnya.

Penelitian ini menegaskan bahwa gerakan BDS membutuhkan strategi komunikasi yang kuat untuk mempertahankan eksposur dan menarik dukungan yang lebih luas.

Kukuh Pribadi berharap dengan meningkatnya perhatian publik terhadap gerakan BDS dapat terus dilakukan di berbagai platform, baik media sosial maupun media non-sosial. 

“Gerakan BDS memiliki cita-cita mulia dengan melalui gerakan non-kekerasan yang diharapkan dapat menekan Israel dan akhirnya memberikan solusi terhadap krisis kemanusiaan dan kekerasan di tanah Palestina,” harapnya.

Kamis, 22 Agustus 2024

Akademisi Bidang Hukum : Indonesia dalam Kondisi Darurat Konstitusi, Putusan MK Tidak Dijalankan

Foto Ahmad Suryono, Dosen Fakultas Hukum Unmuh Jember bidang keahlian Hukum Tata Negara  (Sumber : Humas Unmuh Jember). 

Ahmad Suryono, Dosen Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Jember (Unmuh Jember) bidang keahlian Hukum Tata Negara, menyampaikan bahwa Indonesia saat ini berada dalam kondisi darurat konstitusi. Hal ini terkait dengan putusan Mahkamah Konstitusi (MK) Nomor 60/PUU-XXII/2024 yang mengatur ambang batas pencalonan kepala daerah, seperti gubernur, bupati, dan wali kota.

Ahmad menyoroti bahwa meskipun MK sudah mengeluarkan putusan, beberapa lembaga negara tidak menjalankannya. 

“Sebaliknya, ada manuver politik untuk menggagalkan putusan tersebut,” ujarnya. 

Putusan MK, lanjutnya, bersifat final dan mengikat, termasuk dalam kasus putusan Nomor 60 yang menurunkan ambang batas pencalonan kepala daerah, memungkinkan lebih banyak partai politik mengajukan calon.

Selama ini, terjadi fenomena "koalisi gemuk" di berbagai daerah, di mana partai-partai politik bersatu untuk mendominasi pencalonan kepala daerah. 

“Ini untuk melanggengkan kekuasaan, yang sering kali terkait dengan kepentingan koruptif,” tegasnya.

Dengan putusan MK yang menurunkan ambang batas, calon-calon potensial yang bukan bagian dari koalisi gemuk kini memiliki kesempatan lebih besar.

Dirinya juga mengkritik langkah DPR yang mencoba merevisi undang-undang Pilkada yang sudah dinyatakan tidak berlaku oleh MK. Menurutnya, tindakan DPR yang cepat mengajukan perubahan undang-undang tersebut sangat tidak etis. 

"Ini mencerminkan ketidakpedulian terhadap putusan MK, dan bahkan memperlihatkan kepentingan politik tertentu yang merasa terganggu oleh putusan ini," tuturnya.

Ia menambahkan bahwa tindakan DPR ini adalah ancaman serius bagi demokrasi Indonesia. Ahmad Suryono mengingatkan bahwa MK adalah benteng terakhir konstitusi, dan jika putusan-putusan MK terus dianulir, hal ini akan merusak demokrasi serta tatanan hukum di Indonesia.

Di akhir, Ahmad Suryono menghimbau rakyat untuk bersatu dan mengawal proses demokrasi serta putusan MK. 

"Mari kita buat perlawanan yang baik dan menyeluruh untuk melindungi demokrasi kita," tutupnya.


Jumat, 16 Agustus 2024

Menjalin Erat Tali Persaudaraan, Mahasiswa KKN MAs Mengahadiri serta Ikut Andil Kegiatan Malam Tirakatan 17 Agustus 2024 Desa Manisharjo.



Memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia (HUT RI) ke-79 Tahun Mahasiswa KKN Muhammadiyah & Aisyiyah (Mas) menghadiri acara malam tirakatan yang diselenggarakan oleh Karang Taruna Dukuh Pencil, Desa Manisharjo, Kabupaten Sukoharjo. Kegiatan tersebut digelar secara meriah di simpang empat Dukuh Pencil, Desa Manisharjo pada (16/08/24).

Acara malam tirakatan ini merupakan salah satu tradisi warga desa secara turun menurun, sebagai bentuk penghormatan atau mengingat jasa para pahlawan. Tak hanya itu, acara ini juga menjadi kesempatan bagi warga desa untuk saling mempererat tali persaudaraan, kebersamaan, dan gotong royong. Acara tersebut dihadiri oleh seluruh pengurus Dukuh Desa, seperti Bapak RT, RW, Kepala Dusun, dan Tokoh Penting Masyarakat.

Pembacaan Surah Yasiin Tahlil dan potong tumpeng menjadi acara inti kegiatan tersebut.  Warga desa dan mahasiswa KKN MAs secara khidmat ikut mendoakan para pahlawan. Dengan diadakannya malam tirakatan tersebut, warga setempat senantiasa berdoa dan bergarap agar negara Indonesia selalu berada dalam lindungan Allah SWT dan semakin maju untuk kedepannya. 

Kemudian, adapun pesan sambutan dari Bupati Kabupaten Sukoharjo, Ibu Hj. Etik Suryani, SE, MM. yang diwakilan oleh pengurus Desa dengan isi pesan harapan yaitu kedamaian antar masyarakat dan berharap semoga Desa Manisharjo bisa menjadi lebih maju dan program pemerintah yang telah dijanjikan akan segera terlaksana dengan lancar. 

Di balik kemeriahan malam tirakatan tersebut, terdapat karang taruna yang bertugas sebagai panitia penyelenggara. Mereka mempersiapkan seluruh rangkaian kegiatan dengan penuh semangat. 

"Jiwa semangat dan saling gotong royong inilah yann menjadi kebanggaan tersendiri bagi mahasiswa KKN, sebab ternyata masih terdapat pemuda pemudi yang mau berperan penuh terhadap kepedulian sosial," ungkap Silvie Ayu Anggota KKN MAs dari Unmuh Jember.

Peran Karang Taruna sangat penting sebagai ujung tombak dalam memperkuat solidaritas masyarakat desa. Dalam kegiatan ini, mahasiswa KKN MAs juga turut membantu persiapan pra acara, pembagian hadiah lomba, dan MC kegiatan. 

Selain rangkaian inti acara tersebut, di akhir kegiatan adapun sesi meriah yang paling ditunggu oleh warga dan  anak-anak khususnya, yaitu pembagian hadiah lomba, hadiah kupon dan mini souvenir. 

Dengan penuh antusias, ibu-ibu, bapak-bapak dan anak-anak dipanggil satu persatu untuk pembagian hadiah juara lomba yang dilaksanakan sebelumnya. Kemudian, hadiah utama  dari kupon yaitu beberapa peralatan elektronik menjadi incaran utama masyarakat. Dengan hadiah-hadiah yang telah dibagikan tersebut, seluruh karang taruna Dukuh Pencil, Manisharjo berharap agar dapat bermanfaat dengan baik bagi masyarakat yang mendapatkan

Rabu, 31 Juli 2024

Hipertensi bukan Momok, Kenali Penyebabnya dan Cegah dengan Hidup Sehat


Hipertensi bagi sebagian besar orang masih menjadi momok. Ditambah lagi dengan gaya hidup dan kebiasaan konsumsi makanan tak sehat  saat ini. Contohnya saja makanan dan minuman kekinian yang saat ini senter beredar. Kalau tidak mengandung gula yang tinggi, berperasa sangat pedas, atau mengandung garam yang tinggi. Hal tersebut yang menjadi salah satu pemicu seseorang terkena hipertensi.

Dengan iming-iming makanan viral, kerapkali orang tak menyadari kandungan tak sehat yang terdapat dari makanan yang dikonsumsinya. Maka dari itu, hipertensi tak hanya menyerang orang yang sudah tua tetapi kawula muda juga rentan.

Dari fenonema tersebut, Ns Luh Titi Handayani SKep MKes bersama dengan beberapa dosen dan mahasiswa S1 Keperawatan melakukan kegiatan sosialiasi kepada lansia terkait hipertensi. Dilaksanakan dalam program pengabdian kepada masyarakat, kegiatan tersebut ditujukan kepada ibu-ibu anggota PKK dan lansia di Desa Gadingrejo, Juli, 2024.

Para peserta yang mengikuti kegiatan dilakukan screening pemeriksaan tekanan darah, diberikan pendidikan Kesehatan terkait pencegahan, penatalaksanaan dan pengobatan hipertensi lantas diajak senam hipertensi bersama.

Sumber : Gokepri

Luh Titi mengungkapkan, kegiatan seperti ini sangat berguna untuk menjaga Kesehatan dan tekanan darah dari para lansia yang notabene sudah berumur. Pada kondisi yang sudah lansia, mobilitas aktivittas yang dilakukan pun sudah menurun. 

Sehingga, ajakan untuk melakukan senam sangat ditekankan dengan harapan bisa dilakukan secara kontinyu dan mandiri di rumah masing-masing.

Pada peserta, para dosen dan mahasiswa pun memberikan penjelasan tentang tips pencegahan hipertensi misalnya dengan membatasi jumlah asupan garam, memperbanyak makanan tinggi serat dan rendah lemak, memeriksa tekanan darah secara rutin, olahraga rutin dan cukup, serta memahami penggunaan obat hiperteni bagi lansia.

Hipertensi pun sejatinya bukan suatu kondisi yang tiba-tiba terjadi. Artinya faktor penyebabnya bisa dicegah dan dihindari sebelum hipertensi menyebabkan komplikasi. Untuk itu, mulailah hidup sehat dengan memperhatikan 

Jumat, 14 Juni 2024

Pakar Ilmu Pangan Unmuh Jember Ungkap Daging Kurban Aman Dikonsumsi Jangka Panjang



 Hari Raya Idul Adha merupakan momen yang sangat dinanti-nanti oleh umat Muslim. Selain memperingati sejarah Nabi Ibrahim, hari ini juga menjadi waktu bagi umat Muslim untuk menikmati olahan daging sapi dan kambing. 

     Biasanya, daging sapi dan kambing yang diterima oleh masyarakat akan dikonsumsi hingga tiga minggu ke depan. Lantas, bagaimana cara menyimpan daging kurban agar tetap aman dan higienis?

     Menanggapi hal ini, Dosen Teknologi Industri Pertanian sekaligus Pakar Ilmu Pangan Universitas Muhammadiyah Jember, Ara Nugrahayu Nalawati, S.TP M.Si, memberikan penjelasan. Menurutnya, kebersihan daging kurban sangat ditentukan saat proses pasca penyembelihan hingga pengemasan.

     "Pada saat pasca penyembelihan, panitia yang menangani daging harus dilengkapi dengan APD (Alat Pelindung Diri) yang lengkap dan penggunaan alat yang bersih agar daging tetap dalam kondisi higienis dan bebas dari kontaminasi" ungkapnya.

     Ia menambahkan, dalam suhu ruang, daging kurban hanya dapat bertahan selama satu hari. Jika ingin disimpan lebih lama, sebaiknya daging disimpan pada suhu di bawah 4 derajat Celsius. Dalam kondisi beku aktivitas bakteri patogen akan terhenti sehingga dapat mencegah proses kerusakan produk daging segar. 


     "Dengan penyimpanan seperti itu, daging bisa bertahan tiga hingga enam bulan," jelasnya.

     Ara juga menyarankan agar daging kurban segar, jeroan, dan daging yang sudah diolah harus dipisahkan dalam wadah penyimpanan yang berbeda. Hal ini untuk mencegah terjadinya kontaminasi silang. 

     Ara juga mengingatkan agar tidak menggunakan plastik daur ulang untuk proses pengemasan. Plastik daur ulang mengandung bahan yang berpotensi merusak kesehatan dan lingkungan. Ia berharap masyarakat menggunakan wadah alternatif lain yang bisa dipakai ulang, sesuai dengan Surat Edaran Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Nomor: SE.6/MENLHK/PSLB3/PLB.3/6/2023 tentang Pelaksanaan Hari Raya Idul Adha tanpa Sampah Plastik.

     Dengan proses penanganan dan pengolahan daging yang tepat, kondisi penyimpanan yang higienis, maka kita dapat menikmati daging kurban yang lezat, bergizi, dan aman.

Jelang Idul Adha, Dokter RSU Unmuh Jember Bagikan Tips Pengolahan Daging Minim Kolesterol


 
Menanggapi semakin dekatnya Hari Raya Idul Adha 1 Zulhijah 1445, diperlukan pengetahuan lebih terkait dengan pengolahan daging kurban yang akan dikonsumsi masyarakat khususnya umat muslim di seluruh penjuru dunia.

Dalam menghindari kandungan kolesterol tubuh berlebih yang menyebabkan berbagai penyakit kronis, dr. Norma Rahayu Najikhah, Sp.PD selaku Dokter Spesialis Penyakit Dalam RSU Unmuh Jember memberikan tips agar masyarakat jauh dari penyakit.

Berbicara mengenai kolesterol, ternyata kolesterol adalah sesuatu yang penting dan dibutuhkan tubuh karena berfungsi sebagai bahan baku pembentukan hormon dan konstruksi dan perbaikan sel kemudian zat ini juga berfungsi untuk memproduksi asam empedu yang tugasnya mencerna lemak lemak. Kolesterol juga berfungsi membentuk vitamin D, mempertahankan struktur sel-sel dalam tubuh.

“Dalam menangani kolesterol, pengolahan daging adalah hal yang penting” jelas Norma.

Fakta yang diusung dr. Norma, daging merah oleh kambing, sapi dan domba memiliki kandungan zat besi yang banyak dibanding daging putih yang dimiliki ayam yang mana zat besi diperlukan untuk pembentukan sel darah merah. Selain itu, daging merah memiliki vitamin B12 dan protein lebih tinggi yang lebih mudah dicerna dari daging putih. Konsumsi daging merah yang dianjurkan perharinya yakni 170gr.

Pengolahan daging merah yang baik yakni memilih hanya menggunakan dagingnya saja tanpa mengikutkan lemaknya. Selain memilih, cara memasak daging merah harus menggunakan santan rendah lemak atau kemiri sebagai alternatif. Minuman pendamping yang dapat disandingkan dengan daging adalah minuman tinggi antioksidan, vitamin C dan E yang dapat membantu mencegah penyerapan kolesterol dalam tubuh dan meningkatkan ekskresi low-density lipoproteins (LDL) dalam darah.

“Selain pengolahan, kebiasaan pola hidup yang baik harus diterapkan” tegas Norma.

Penambahan aktivitas fisik dan pengurangan berat badan menjadi solusi kesehatan terbaik menurut dr. Norma. Jika sudah terkena obesitas, hindari rokok karena dapat menurunkan lemak baik dalam tubuh. Disampaikan pula untuk menghindari stress dan konsumsi alkohol berlebihan karena dapat mengganggu metabolisme kolesterol dan meningkatkan lemak jahat.

“Konsumsi kadar gula juga menjadi penyebab kesehatan buruk karena dapat menyebabkan obesitas yang memicu resistensi insulin dengan akibat dapat menyebabkan diabetes melitus” jelas Norma.

Dalam penjelasan dr. Norma, diabetes dapat memicu inflamasi dan peradangan kronis yang merusak sisi dalam pembuluh darah yang menyebabkan terjadinya aterosklerosis yang merupakan permasalahan utama dari penyakit jantung.

Untuk mencegah segala penyakit oleh kelebihan kadar kolesterol dan diabetes, dr. Norma menyarankan metode Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH) yang fokus pada memperbanyak buah-buahan dan sayur-sayuran minimal lima porsi dalam satu hari. Selain itu, konsumsi gandum utuh seperti beras coklat maupun roti gandum juga sangat dianjurkan. Membatasi makanan dengan kandungan lemak jenuh, lemak trans, garam dan gula tinggi merupakan tahapan penting dari metode ini.

“Bijaklah dalam memilih dan mengolah makanan, menjaga diet dan melakukan aktivitas harusnya dilakukan setiap hari, tidak hanya saat Idul Adha saja” tutup Norma.

Rabu, 15 Mei 2024

Akademisi Ilmu Komunikasi Unmuh Jember Tanggapi Kontroversi Pembahasan RUU Penyiaran



Menyikapi kontroversi pembahasan Rancangan Undang-Undang (RUU) Penyiaran yang sedang dibahas di Badan Legislatif (Baleg) DPR RI, Dosen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Muhammadiyah Jember (Unmuh Jember), Suyono, SH., M.I.Kom, menyatakan bahwa sudah waktunya anggota DPR RI melakukan reorientasi tugas pokok dan fungsinya sebagai anggota dewan.

Menurutnya, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI merupakan representasi kedaulatan rakyat. Harusnya, DPR menjadi kepanjangan tangan rakyat dan menyuarakan kepentingan rakyat yang diwakilinya.

Terutama saat anggota dewan, melaksanakan tugas dan fungsinya dalam hal legislasi.

Tapi pada praktiknya, DPR RI selama ini lebih banyak menyuarakan kepentingan “Pemerintah” untuk melindungi kekuasaan atau keberlangsungan penguasa dan kepentingan kelompok elit lainnya.

Hal ini tercermin dari sikap dan tindakan DPR RI, yang tampak selalu reaksioner menyikapi setiap perkembangan yang terjadi. Terutama perkembangan media yang bertransformasi dengan cepat seiring perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, dewasa ini.

Sikap anggota dewan seperti ini, tentu bertentangan dengan Putusan Mahkamah Konstitusi No. 91/PUU-XVIII/2020, yang menyebutkan bahwa penyusunan sebuah regulasi baru harus melibatkan partisipasi publik.

Sementara, sejumlah pakar media, dan lembaga media, termasuk Dewan Pers, mengaku tidak pernah dilibatkan dalam proses pembahasan draf revisi RUU Penyiaran, baik dalam proses dengar pendapat, maupun proses pembahasan lainnya.

Wajar kalau draf revisi RUU Penyiaran, tidak merujuk UU No.40/1999 tentang Pers dan juga Kode Etik Wartawan Indonesia (KEWI), sebagai konsideran dalam pembahasan RUU Penyiaran tersebut.

Wajar kalau draf revisi RUU Penyiaran  yang tengah dibahas Badan Legislatif DPR RI, sempat menimbulkan kontroversi, karena ada beberapa pasal yang dinilai kalangan media, berpotensi memberangus Kebebasan Pers, dan tentunya bertentangan dengan semangat yang tercermin dalam UUD 1945.

Diantara pasal yang dianggap paling krusial adalah, Pasal 50 B Ayat (2) RUU Penyiaran yang dianggap bertentangan dengan semangat  UU No.40 Tahun 1999, tentang Pers. Karena dalam pasal tersebut berisi larangan untuk menyiarkan konten eksklusif jurnalisme investigasi.  

Pasal ini, tampaknya sebagai reaksi “Penguasa” untuk membatasi aktivitas jurnalisme yang dikembangkan para jurnalis media, melalui siaran podcast dengan memanfaatkan media baru (new media), melalui platform media sosial.

Beberapa media di Jakarta dan kota lainnya, mengembangkan jurnalisme investigasi sebagai bahan “perbincangan” dan diskusi publik melalui media sosial. Informasi dan data lengkapnya ditulis dan dipublikasikan melalui media massa, baik cetak maupun elektronik.

Memang selama ini, di ranah hukum masih menjadi perdebatan, terkait definisi penyiaran. Siaran terprogram maupun siaran langsung, yang dipancarkan melalui media sosial, dianggap sebagai produk Webcasting (internet/jaringan yang terhubung) dan bukan produk Penyiaran (menggunakan sinyal).  

Terlepas dari perdebatan bentuk medianya, yang jelas jurnalisme investigasi merupakan produk pers, yang harus dijamin kebebasannya. Karenanya, Suyono yang Dosen Ilmu Komunikasi dan Praktisi Jurnalistik ini, berharap anggota Baleg DPR RI, segera mengundang Dewan Pers, Pakar Jurnalistik/Penyiaran, dan organisasi profesi wartawan, untuk melanjutkan pembahasan draf revisi RUU Penyiaran tersebut.

Pelibatan media, diharapkan dapat meredam gejolak di kalangan awak media, sekaligus mengakhiri polemik terkait kontroversi RUU Penyiaran yang semakin tajam.

Kamis, 02 Mei 2024

Dosen Fakultas Hukum Unmuh Jember : Suara Pekerja untuk Perubahan yang Lebih Baik

 Satu Mei diperingati sebagai Hari Buruh diseluruh dunia. Tahun ini, perayaan tersebut mengusung semangat perubahan dalam regulasi ketenagakerjaan. Para pekerja dari berbagai sektor menyuarakan tuntutan mereka demi menciptakan kondisi kerja yang lebih baik.

     Hal ini juga menjadi perhatian khusus bagi dosen Ilmu Hukum Universitas Muhammadiyah Jember (Unmuh Jember) yaitu Ahmad Suryono.

     Ahmad Suryono mengatakan para pekerja mengajukan beberapa tuntutan utama dalam perubahan regulasi. Mereka berharap agar kebijakan Omnibus Law UU Cipta Kerja dicabut dan praktik outsourcing yang merugikan pekerja dihapuskan. Tujuan utama dari tuntutan ini adalah untuk menciptakan kondisi kerja yang lebih adil dan merata bagi semua pekerja.

     Selain itu, para pekerja juga menginginkan kepastian dalam hal jaminan kerja. Tuntutan ini termasuk perlunya waktu dan mekanisme yang jelas, sehingga pekerja tidak merasa khawatir dengan ketidakpastian masa depan mereka.

     "Perlindungan terhadap hak-hak pekerja menjadi sorotan penting dalam Hari Buruh Tahun ini. Pekerja berharap adanya perlindungan yang lebih kuat terkait pemutusan hubungan kerja (PHK) dan pengupahan yang adil. Mereka ingin memastikan bahwa PHK hanya dilakukan dalam kasus yang jelas dan bahwa upah yang diterima mencerminkan nilai dan kontribusi mereka." Ucap Suryono.

     Beliau menambahkan, tantangan dalam menyeimbangkan kebutuhan tenaga kerja dengan iklim dunia usaha yang berkembang juga diakui. Para pekerja menyadari bahwa pertumbuhan ekonomi yang baik berarti adanya peluang kerja yang lebih banyak. Namun, mereka juga menginginkan perlindungan hak-hak mereka dalam proses tersebut.

     "Perayaan Hari Buruh Tahun 2024 juga menjadi panggilan kepada semua pihak terkait, termasuk pemerintah, pengusaha, dan serikat pekerja, untuk bekerja sama dalam menciptakan lingkungan kerja yang harmonis. Melalui dialog dan mediasi, konflik ketenagakerjaan dapat diselesaikan dengan cara yang saling menguntungkan." Ujarnya.

     Hari Buruh Tahun ini adalah saat yang tepat bagi kita semua untuk merenung dan mendengarkan suara para pekerja. Mari kita bersama-sama menciptakan perubahan yang lebih baik dalam regulasi ketenagakerjaan, sehingga setiap pekerja dapat merasakan perlindungan dan kesejahteraan yang mereka layakkan.

Selasa, 02 April 2024

Demi Kurangi Sampah & Polusi, Dosen Teknik Lingkungan Unmuh Jember Ajak Masyarakat Laksanakan Green Idul Fitri

 


    Penggunaan koran sebagai bahan alas sholat telah menjadi sebuah fenomena yang umum terjadi di masyarakat, terutama saat pelaksanaan hari raya Idul Fitri. Meskipun terlihat sebagai tradisi yang sederhana, penggunaan koran ini memiliki potensi dampak yang cukup besar terhadap lingkungan dan kesehatan, terutama terkait dengan peningkatan jumlah sampah dan polusi udara.

    Penggunaan koran sebagai alas sholat pada hari raya Idul Fitri secara signifikan berkontribusi terhadap peningkatan jumlah sampah. Sebagian besar masyarakat masih menggunakan koran secara massal untuk keperluan ini. Dampaknya, setelah pelaksanaan sholat, lapangan atau tempat-tempat sholat dipenuhi oleh koran bekas yang berserakan.  

    Dr. Latifa Mirzatika, S.T., M.T dosen Teknik lingkungan Universitas Muhammadiyah Jember (Unmuh Jember) menjelaskan  bahwa koran merupakan produk yang telah melalui berbagai proses produksi yang melibatkan bahan kimia. Saat dibakar, koran melepaskan bahan kimia beracun ke udara, termasuk dioksin, yang merupakan polutan organik persisten.

    “Ketika diproduksi, koran telah melewati serangkaian proses yang melibatkan bahan kimia, baik secara langsung dalam produksi kertas dan pulp atau dalam proses konversi (yaitu pencetakan, perekatan) yang mengikutinya. Maka dari itu, saat dibakar, koran akan melepaskan  bahan kimia beracun ke udara.” ujarnya.

    Zat-zat beracun seperti dioksin merupakan salah satu contoh yang sering dilepaskan saat pembakaran koran. Dioksin adalah kontaminan kimia beracun (polutan organik persisten) yang sangat berbahaya bagi ekosistem dan kesehatan manusia. Penumpukan dioksin dalam jaringan lemak hewan dan manusia dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk risiko kanker yang meningkat.

    “Jika tubuh manusia terpapar dioksin secara terus menerus maka akan berpotensi menyebabkan kanker.” imbuhnya lagi.

    Untuk mengurangi dampak negatif penggunaan koran sebagai sampah, langkah-langkah alternatif yang ramah lingkungan perlu dipertimbangkan. Salah satu cara adalah dengan mengganti penggunaan koran dengan bahan-bahan lain yang dapat didaur ulang atau memiliki siklus hidup yang lebih panjang.

    Dalam hal ini Dr. Latifa S.T., M.T., mengenalkan sebuah konsep yang dinamakan Green Idul Fitri, sebuah gerakan mengganti penggunaan koran dengan alas lain yang tidak hanya sekali pakai dan langsung dibuang. Alternatif-alternatif seperti tikar gulung, karpet, matras, atau alas lainnya dapat menjadi pilihan yang lebih ramah lingkungan.

    “Alih – alih menggunakan koran, kita dapat menggunakan alas berupa tikar (mulai dari tikar gulung/lipat), karpet, matras, maupun alas – alas lainnya yang sekiranya dapat digunakan, yang terpenting, tidak bersifat hanya sekali pakai langsung buang.” pungkasnya.

    Selain itu, dirinya juga mengajak kepada seluruh lapisan masyarakat untuk melaksanakan Idul Fitri dengan mengadopsi konsep Green Idul Fitri.

    "Mari kita bersama-sama melakukan perubahan yang lebih baik dalam menyambut Idul Fitri dengan mengadopsi Green Idul Fitri, salah satunya adalah dengan mengganti penggunaan koran dengan alas lain yang tidak sekali pakai-buang. Dengan demikian, kita dapat turut berkontribusi dalam menjaga lingkungan dan kesehatan bersama." tutupnya.

Dosen Fikes Beberkan Tips Mudik Lebaran Aman dan Nyaman

 


    Semakin dekat dengan lebaran pasca puasa ramadhan, kebiasaan masyarakat untuk kembali ke kampung halaman menjadi sebuah tradisi yang terjadi secara rutin. Dalam menyemarakkan Hari Raya Idul Fitri 1445 H, perubahan gaya hidup secara sementara terjadi dalam perjalanan mudik. Perjalanan yang panjang dan perubahan pola makan selama lebaran inilah yang dapat berakibat buruk pada kesehatan.

     Selain dalam segi perubahan gaya hidup yang buruk, kecelakaan lalu lintas menjadi sebuah problem yang marak terjadi seiring dengan kepadatan lalu lintas yang akan terjadi ketika mudik hari raya. Dengan meningkatnya angka kecelakaan, diperlukan tips dan trik untuk menjadikan mudik lebaran agar lebih sehat, aman dan menyenangkan.

     Dr. Wahyudi Widada merupakan Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan (Fikes) Universitas Muhammadiyah Jember (Unmuh Jember) memberikan beberapa tips kesehatan saat mudik yang bermanfaat untuk menjaga diri dari penyakit yang kemungkinan besar akan muncul saat mudik lebaran.

     “Yang pertama hindari kadar gula yang tinggi dan hindari konsumsi karbohidrat yang berulang-ulang agar gula darah tidak naik sehingga insulin tetap stabil.” ungkapnya.

     Pencegahan diabetes dengan pembatasan konsumsi makanan dan minuman manis merupakan poin utama dalam menjaga kesehatan. Jumlah makanan dan minuman yang disantap saat lebaran menjadi penentu kesehatan saat mudik dikarenakan penurunan daya tahan tubuh terjadi disaat makan dan minum dengan jumlah yang terlalu banyak.

     “Yang terjadi sekarang adalah anak-anak sekolah dasar sudah ada yang terkena diabetes padahal usia normal penyakit diabetes ada di rentang usia 40 sampai 50 tahun.” ujarnya.

     Konsumsi gula tinggi sering terjadi saat perjalanan mudik, masyarakat sering mengonsumsi minuman isotonik atau suplemen yang memiliki kandungan aspartam tinggi dan bahan kimia lainnya yang dapat memicu kerusakan organ tubuh seperti kerusakan ginjal, dinding pembuluh darah dan ragam penyakit dalam lainnya.

     Pembatasan makanan dan minuman manis ini pula yang merupakan kunci utama agar mudik terhindar dari penyakit diare. Faktanya, makanan dan minuman yang terlalu kompleks dapat merusak sistem percernaan dan menyebabkan terjadinya penyakit pencernaan.

     “Konsumsi kopi murni tanpa gula bisa jadi alternatif untuk perjalanan jarak jauh agar tidak mudah lelah, utamakan istirahat di rest area dan tetap optimalkan jam istirahat." jelasnya.

     Dirinya mengutip surat di Al Qur'an An-Naba ayat 9. "Kami menjadikan tidurmu untuk beristirahat’, maka perjalanan mudik jangan dilakukan lebih dari jam 10 malam karena banyak penelitian yang menyebutkan efek samping begadang terhadap kesehatan.” kutipnya.

     Tips lain yang diberikan dalam penjagaan kesehatan saat mudik adalah pencegahan mabuk kendaraan yang sering dialami orang-orang mudik perjalanan jauh. Walaupun pada penjelasannya mabuk kendaraan merupakan reaksi normal dari tubuh yang bersifat kondisional, terdapat cara untuk mencegahnya yakni dengan melakukan bekam pada tubuh, bila tidak bisa bekam basah, bisa dilakukan bekam kering dengan tarikan ringan atau biasa disebut dengan kerokan.

     “Lalu hindari kebiasaan buruk yang dapat merusak kesehatan, jadikanlah puasa ramadhan sebagai acuan sehat, jangan setelah puasa Kembali dengan kebiasaan buruk.” tutupnya.

Dosen Fikes Beberkan Tips Mudik Lebaran Aman dan Nyaman

    
 Semakin dekat dengan lebaran pasca puasa ramadhan, kebiasaan masyarakat untuk kembali ke kampung halaman menjadi sebuah tradisi yang terjadi secara rutin. Dalam menyemarakkan Hari Raya Idul Fitri 1445 H, perubahan gaya hidup secara sementara terjadi dalam perjalanan mudik. Perjalanan yang panjang dan perubahan pola makan selama lebaran inilah yang dapat berakibat buruk pada kesehatan.

     Selain dalam segi perubahan gaya hidup yang buruk, kecelakaan lalu lintas menjadi sebuah problem yang marak terjadi seiring dengan kepadatan lalu lintas yang akan terjadi ketika mudik hari raya. Dengan meningkatnya angka kecelakaan, diperlukan tips dan trik untuk menjadikan mudik lebaran agar lebih sehat, aman dan menyenangkan.

     Dr. Wahyudi Widada merupakan Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan (Fikes) Universitas Muhammadiyah Jember (Unmuh Jember) memberikan beberapa tips kesehatan saat mudik yang bermanfaat untuk menjaga diri dari penyakit yang kemungkinan besar akan muncul saat mudik lebaran.

     “Yang pertama hindari kadar gula yang tinggi dan hindari konsumsi karbohidrat yang berulang-ulang agar gula darah tidak naik sehingga insulin tetap stabil.” ungkapnya.

     Pencegahan diabetes dengan pembatasan konsumsi makanan dan minuman manis merupakan poin utama dalam menjaga kesehatan. Jumlah makanan dan minuman yang disantap saat lebaran menjadi penentu kesehatan saat mudik dikarenakan penurunan daya tahan tubuh terjadi disaat makan dan minum dengan jumlah yang terlalu banyak.

     “Yang terjadi sekarang adalah anak-anak sekolah dasar sudah ada yang terkena diabetes padahal usia normal penyakit diabetes ada di rentang usia 40 sampai 50 tahun.” ujarnya.

     Konsumsi gula tinggi sering terjadi saat perjalanan mudik, masyarakat sering mengonsumsi minuman isotonik atau suplemen yang memiliki kandungan aspartam tinggi dan bahan kimia lainnya yang dapat memicu kerusakan organ tubuh seperti kerusakan ginjal, dinding pembuluh darah dan ragam penyakit dalam lainnya.

     Pembatasan makanan dan minuman manis ini pula yang merupakan kunci utama agar mudik terhindar dari penyakit diare. Faktanya, makanan dan minuman yang terlalu kompleks dapat merusak sistem percernaan dan menyebabkan terjadinya penyakit pencernaan.

     “Konsumsi kopi murni tanpa gula bisa jadi alternatif untuk perjalanan jarak jauh agar tidak mudah lelah, utamakan istirahat di rest area dan tetap optimalkan jam istirahat." jelasnya.

     Dirinya mengutip surat di Al Qur'an An-Naba ayat 9. "Kami menjadikan tidurmu untuk beristirahat’, maka perjalanan mudik jangan dilakukan lebih dari jam 10 malam karena banyak penelitian yang menyebutkan efek samping begadang terhadap kesehatan.” kutipnya.

     Tips lain yang diberikan dalam penjagaan kesehatan saat mudik adalah pencegahan mabuk kendaraan yang sering dialami orang-orang mudik perjalanan jauh. Walaupun pada penjelasannya mabuk kendaraan merupakan reaksi normal dari tubuh yang bersifat kondisional, terdapat cara untuk mencegahnya yakni dengan melakukan bekam pada tubuh, bila tidak bisa bekam basah, bisa dilakukan bekam kering dengan tarikan ringan atau biasa disebut dengan kerokan.

     “Lalu hindari kebiasaan buruk yang dapat merusak kesehatan, jadikanlah puasa ramadhan sebagai acuan sehat, jangan setelah puasa Kembali dengan kebiasaan buruk.” tutupnya. 

Senin, 01 April 2024

Demi Kurangi Sampah & Polusi, Dosen Teknik Lingkungan Unmuh Jember Ajak Masyarakat Laksanakan Green Idul Fitri


 Penggunaan koran sebagai bahan alas sholat telah menjadi sebuah fenomena yang umum terjadi di masyarakat, terutama saat pelaksanaan hari raya Idul Fitri. Meskipun terlihat sebagai tradisi yang sederhana, penggunaan koran ini memiliki potensi dampak yang cukup besar terhadap lingkungan dan kesehatan, terutama terkait dengan peningkatan jumlah sampah dan polusi udara.

Penggunaan koran sebagai alas sholat pada hari raya Idul Fitri secara signifikan berkontribusi terhadap peningkatan jumlah sampah. Sebagian besar masyarakat masih menggunakan koran secara massal untuk keperluan ini. Dampaknya, setelah pelaksanaan sholat, lapangan atau tempat-tempat sholat dipenuhi oleh koran bekas yang berserakan.  

Dr. Latifa Mirzatika, S.T., M.T dosen Teknik lingkungan Universitas Muhammadiyah Jember (Unmuh Jember) menjelaskan  bahwa koran merupakan produk yang telah melalui berbagai proses produksi yang melibatkan bahan kimia. Saat dibakar, koran melepaskan bahan kimia beracun ke udara, termasuk dioksin, yang merupakan polutan organik persisten.

“Ketika diproduksi, koran telah melewati serangkaian proses yang melibatkan bahan kimia, baik secara langsung dalam produksi kertas dan pulp atau dalam proses konversi (yaitu pencetakan, perekatan) yang mengikutinya. Maka dari itu, saat dibakar, koran akan melepaskan  bahan kimia beracun ke udara.” ujarnya.

Zat-zat beracun seperti dioksin merupakan salah satu contoh yang sering dilepaskan saat pembakaran koran. Dioksin adalah kontaminan kimia beracun (polutan organik persisten) yang sangat berbahaya bagi ekosistem dan kesehatan manusia. Penumpukan dioksin dalam jaringan lemak hewan dan manusia dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk risiko kanker yang meningkat.

“Jika tubuh manusia terpapar dioksin secara terus menerus maka akan berpotensi menyebabkan kanker.” imbuhnya lagi.

Untuk mengurangi dampak negatif penggunaan koran sebagai sampah, langkah-langkah alternatif yang ramah lingkungan perlu dipertimbangkan. Salah satu cara adalah dengan mengganti penggunaan koran dengan bahan-bahan lain yang dapat didaur ulang atau memiliki siklus hidup yang lebih panjang.

Dalam hal ini Dr. Latifa S.T., M.T., mengenalkan sebuah konsep yang dinamakan Green Idul Fitri, sebuah gerakan mengganti penggunaan koran dengan alas lain yang tidak hanya sekali pakai dan langsung dibuang. Alternatif-alternatif seperti tikar gulung, karpet, matras, atau alas lainnya dapat menjadi pilihan yang lebih ramah lingkungan.

“Alih – alih menggunakan koran, kita dapat menggunakan alas berupa tikar (mulai dari tikar gulung/lipat), karpet, matras, maupun alas – alas lainnya yang sekiranya dapat digunakan, yang terpenting, tidak bersifat hanya sekali pakai langsung buang.” pungkasnya.

Selain itu, dirinya juga mengajak kepada seluruh lapisan masyarakat untuk melaksanakan Idul Fitri dengan mengadopsi konsep Green Idul Fitri.

"Mari kita bersama-sama melakukan perubahan yang lebih baik dalam menyambut Idul Fitri dengan mengadopsi Green Idul Fitri, salah satunya adalah dengan mengganti penggunaan koran dengan alas lain yang tidak sekali pakai-buang. Dengan demikian, kita dapat turut berkontribusi dalam menjaga lingkungan dan kesehatan bersama." tutupnya.

Minggu, 31 Desember 2023

Kamis, 30 November 2023

Hari HIV/AIDS Sedunia: Dokter RSU Unmuh Jember Ulas Tuntas HIV/AIDS & Ajak Masyarakat Sadar Berantas Stigma

 


Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) adalah dua hal berbeda. HIV adalah virus yang menyebabkan penurunan kekebalan tubuh, sedangkan AIDS adalah kumpulan gejala yang muncul akibat penurunan kekebalan tubuh yang disebabkan oleh HIV.

 

Memperingati Hari HIV/AIDS Sedunia pada Jumat (1/12/2023), dr. Hana Nadya, Sp. PD, dokter spesialis penyakit dalam di Rumah Sakit Umum Universitas Muhammadiyah Jember (RSU Unmuh Jember), memberikan pandangan mendalam tentang HIV/AIDS, menyoroti banyak faktor, antara lain :

 

1. Risiko Tinggi dan Pencegahan

dr. Hana Nadya, Sp. PD, mengidentifikasi beberapa populasi dengan risiko tinggi, termasuk mereka yang melakukan aktivitas seksual berisiko, golongan LGBT, pasangan dari pasien HIV positif, anak dari ibu yang positif HIV, tenaga kesehatan yang memberikan perawatan, dan warga binaan dari lembaga pemasyarakatan.

 

Dalam upaya pencegahan, ia menekankan pentingnya menghindari aktivitas seksual berisiko dan berbagi jarum suntik. Dirinya juga memberikan informasi bahwa pengobatan HIV kini dapat diakses secara luas, bahkan di pelosok desa, memastikan pasien mendapatkan perawatan yang efektif.

 

2. Mitos tentang HIV/AIDS

 

Selain itu, dirinya membantah stigma yang melekat pada HIV/AIDS sebagai penyakit yang pasti mematikan. Ia menjelaskan bahwa dengan deteksi dini dan pengobatan efektif, banyak penderita HIV dapat menjalani hidup secara stabil. 

 

Merinci perjalanan penyakit dari masa inkubasi hingga tahap AIDS, dirinya menjelaskan bahwa Virus HIV masuk ke dalam tubuh penderita, maka dia membutuhkan periode waktu sekitar 2 atau 4 minggu sebelum terjadinya infeksi akut, periode itu dinamakan dengan masa inkubasi. 

 

Lalu ketika sudah memasuki tahap infeksi akut atau tahap pertama, pasien akan mengeluhkan gejala seperti demam, nyeri kepala, nyeri sendi, ruam-ruam di kulit, dan juga ada perasaan tidak enak badan seperti penyakit flu pada umumnya.

 

Setelah itu, penyakit akan memasuki tahap infeksi kronis atau tahap kedua. Tahap penyakit infeksi kronis ini berlangsung cukup lama, ada yang 5 tahun, 10 tahun, atau bahkan lebih.

 

“Tetapi gejala seperti infeksi akut sudah mereda, sehingga biasanya pasien tidak memeriksakan diri ke fasilitas. Pada tahap infeksi kronis inilah, virus HIV memperbanyak diri atau mereplikasi diri sehingga jumlahnya semakin banyak. Dan pada tahap inilah, proses kekebalan tubuh sudah mulai akan diganggu.” tekannya.

 

3. Menanggulangi Stigma dan Diskriminasi

 

Menghadapi stigma dan diskriminasi terhadap penderita HIV, dr. Hana Nadya, Sp. PD, mengajak masyarakat untuk melihat penyakitnya, bukan orangnya. Dirinya menegaskan bahwa HIV tidak menular melalui kontak sehari-hari seperti berjabat tangan atau bertukar alat makan, sehingga tidak ada alasan untuk mengucilkan atau menjauhi penderita.

 

“Untuk menghadapi penderita HIV/AIDS, yang perlu dipahami, bahwa infeksi virus HIV menular melalui kontak darah dan juga kontak seksual, tetapi tidak menular melalui berjabat tangan, menyentuh pasien, ataupun bertukar alat makan dengan pasien, sehingga kita tidak perlu memiliki ketakutan yang berlebihan terhadap pasien HIV, Konsep yang perlu dipegang adalah jauhi penyakitnya, bukan orangnya.” tegasnya.

 

4. Pentingnya Melakukan Pemeriksaan

 

Dirinya juga menginformasikan bahwa pihak pemerintah juga sudah melakukan program screening sebesar-besarnya, dengan cara melakukan screening pada setiap pasien ibu hamil, pasien tuberkolosis, pasien hepatitis B/C.

 

Dalam mengakhiri wawancaranya, dr. Hana Nadya, Sp. PD, mengajak seluruh lapisan masyarakat, terutama yang merasa memiliki risiko tinggi, untuk melakukan pemeriksaan di sarana kesehatan terdekat. 

 

“Segera lakukan pemeriksaan di sarana kesehatan terdekat untuk deteksi dan pengobatan dini HIV, karena pentingnya deteksi dini dan pengobatan untuk memastikan kualitas hidup yang baik bagi penderita HIV.” tutupnya

Senin, 03 Juli 2023

Spirit Idul Adha di Unmuh Jember, Meneladani Kepemimpinan Nabi Ibrahim

 


Langit yang mendung menghiasi pemandangan para jemaah salat Iduladha yang datang di Lapangan Universitas Muhammadiyah Jember pada pagi ini, Rabu (28/6/2023). Sebanyak 4.000 jemaah memenuhi lapangan Unmuh Jember, dengan Mochamad Alfan MEd, dosen FKIP Unmuh Jember, bertindak sebagai imam. Sementara itu, Dr Dhian Wahana Putra MPdI, Kepala Lembaga Pengembangan Al Islam Kemuhammadiyahan, menjadi khotib dan memberikan khotbah dengan tema "Merindu Kepemimpinan Nabi Ibrahim dalam Mendidik Khoiroh Ummah."

Dalam khutbahnya, Dhian mengutip ayat dari Surah An Nahl: 20 yang menyatakan bahwa Nabi Ibrahim adalah seorang imam yang patuh kepada Allah dan hanif. Beliau juga menekankan bahwa kepemimpinan Nabi Ibrahim bukan hanya ketika memimpin umat, tetapi juga sebagai ayah dan suami yang harus dijadikan teladan. Hal ini diperkuat oleh ayat dalam Surah Al-Mumtahanah: 4.

Dhian menyampaikan bahwa terdapat empat profil kepemimpinan Nabi Ibrahim yang harus dimiliki oleh para pemimpin zaman sekarang. Pertama, mereka harus selalu patuh kepada Allah, memiliki jiwa yang hanif, dan berpegang teguh pada tauhid. Kedua, mereka harus mampu mencetak kader dan menghasilkan generasi yang saleh. Ketiga, para pemimpin juga harus menerapkan syariat Islam secara menyeluruh, tidak hanya dalam hubungan dengan Allah, tetapi juga dalam hubungan antara sesama manusia. Terakhir, mereka harus memiliki sifat komunikatif, seperti yang ditunjukkan oleh Nabi Ibrahim dalam mimpinya ketika ia berkomunikasi dengan anaknya mengenai perintah Allah untuk menyembelihnya.

Dhian menekankan bahwa semua sikap kepemimpinan Nabi Ibrahim tersebut harus diimplementasikan oleh pemimpin saat ini untuk menciptakan generasi Khaira Ummah yang memiliki karakteristik ilmu dan cinta terhadap profesi. Generasi Khaira Ummah ini memiliki lima ciri, yaitu beriman dan bertakwa kepada Allah, berakhlak mulia, cerdas dan berilmu, menegakkan yang makruf dan mencegah yang mungkar, serta bermanfaat bagi masyarakat.

Selain itu, dalam khutbahnya, Dhian juga mengajak umat Muslim yang merayakan Iduladha untuk mengaktualisasikan akhlak mereka terhadap lingkungan. Hal ini sejalan dengan surat edaran Majelis Lingkungan Hidup Pimpinan Muhammadiyah dan Surat Edaran Bupati Jember yang mendorong pemotongan hewan kurban sesuai dengan prinsip menjaga lingkungan untuk mewujudkan lingkungan ecogreen. Salah satu upaya yang disarankan adalah dengan tidak menggunakan plastik sebagai bungkus daging kurban, dengan slogan "Berkurban Asyik tanpa Plastik."Pada pelaksanaan salat Iduladha di Unmuh Jember, terkumpul infak sebesar 46 juta rupiah.

Rektor Unmuh Jember, Dr Hanafi MPd menjelaskan terdapat empat sapi yang terdiri dari satu sapi berasal dari bank mitra, yaitu Bank Syariat Indonesia (BSI) sementara tiga lainnya dari Unmuh Jember sendiri. 

"Tiap tahunnya kita memang melaksanakan penyembelihan hewan kurban untuk nantinya dibagikan kepada masyarakat." ungkpanya.

Hanafi menjelaskan, pendistribusian hewan kurban menggunakan kupon sebanyak 600 buah. Dengan penerima yayasan panti asuhan, anak yatim semua dosen dan karyawan serta masyarakat sekitar Unmuh Jember dan Rumah Sakit Unmuh Jember. 

"Namun, untuk tahun ini, kupon juga kita bagi untuk masyarakat di sekitar Rumah Sakit Unmuh Jember sana.", ungkapnya. Hal tersebut kita lakukan untuk menjaga jalinan persaudaraan kita dengan masyarakat sekitar.

Daging kurban yang dibagikan per kantongnya dengan berat 600 gram. "Itu belum kita tambahi tulangan juga." Ungkap Silman Farizi ST, salah satu panitia kurban. 

Sementara untuk jagalnya, Silman menjelaskan berasal dari Tapak Suci Jember yang sebelumnya telah melakukan pelatihan. "Dikomandoi oleh Pak Yuyun, para jagal telah melakukan pelatihan JULEHA (Juru Sembelih Halal) yang dilaksanakan oleh Lembaga Pemeriksaan Halal & Kajian Halalan Tayyiban (LPHKHT) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Jember." Terangnya.

Dengan semangat kepemimpinan Nabi Ibrahim, umat Muslim di Unmuh Jember merayakan Iduladha dengan khidmat dan mengedepankan nilai-nilai agama serta lingkungan.

Senin, 10 April 2023

Pentingnya Pengetahuan Kesehatan Islam dalam Kurikulum Pondok Pesantren: Peluang dan Tantangan di Universitas Muhammadiyah Jember

 


    Pondok Pesantren Al-Fanani di Universitas Muhammadiyah Jember memberikan solusi untuk masalah kesehatan santri dengan mengadakan kegiatan pelatihan Thibbun Nabawi dan praktik Bekam dan Ruqyah Syar’iyah. Pondok pesantren yang berada di lingkungan kampus ini diresmikan pada tahun 1996 oleh Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah saat itu, Prof. Dr. Amien Rais. Meskipun kapasitasnya hanya 45 tempat tidur, Al-Fanani memiliki santri dari Banyuwangi, Jember, Bondowoso, Situbondo, Lumajang, dan daerah-daerah lain yang jauh dari Jember.

     Program yang dikembangkan di pondok pesantren ini adalah program hafalan (hafidz) dan program Dirosah Islamiyah. Namun, belum ada kajian kitab Thibbun Nabawi atau pelatihan praktis Bekam dan Ruqyah Syar’iyah yang disampaikan dalam kurikulum pondok. Dalam wawancara dengan santri, didapatkan informasi bahwa mereka belum memahami tentang ilmu Kesehatan Islam.

     Sejalan dengan visi Universitas Muhammadiyah Jember yang ingin setiap aktifitasnya bernapaskan nilai-nilai keislaman, kegiatan pelatihan Thibbun Nabawi dan praktik Bekam dan Ruqyah Syar’iyah diadakan untuk membekali santri dengan ilmu kesehatan yang bersumber dari Al-Quran dan Al-Hadist. Terapi Bekam dan Ruqyah Syar’iyah adalah contoh model Kesehatan Islam yang populer dan bersumber dari rujukan al-Quran dan Al-Hadist.

     Kegiatan pelatihan Thibbun Nabawi dan praktik Bekam dan Ruqyah Syar’iyah ini bertujuan untuk memberikan solusi secara preventif dan kuratif masalah kesehatan santri. Seluruh santri dan pengasuh (murobbi) pondok pesantren Al-Fanani, yang berjumlah 27 orang, sudah mendapat pengalaman berbekam dan terampil membekam dan meruqyah. Trainer pelatihan ini adalah Dr. Wahyudi Widada, seorang trainer nasional Perkumpulan Bekam Indonesia (PBI) dan juga dosen di Fakultas Ilmu Kesehatan Unmuh Jember. Beliau dikenal sebagai Doktor Bekam karena disertasinya yang berjudul Mekanisme Penurunan Kolesterol LDL Akibat Terapi Bekam Basah. Kegiatan ini dijadwalkan berlangsung dari bulan Februari hingga Mei 2023.

Connect