Kamis, 24 April 2025

Olahan Jamu Kunyit Instan, Inovasi Dosen Unmuh Jember untuk Kesehatan dan Ekonomi Berkelanjutan

    Dosen Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Jember (Unmuh Jember) melalui program kemitraan masyarakat menciptakan inovasi berbasis potensi lokal dengan menggelar Pelatihan Olahan Jamu Herbal Berbasis Kunyit di SMA Muhammadiyah Rambipuji, Kabupaten Jember pada tanggal (7-10/2/2025). Program ini tidak hanya bertujuan meningkatkan kesadaran kesehatan masyarakat, tetapi juga membuka peluang ekonomi dari produk herbal alami.

    Menurut ketua tim, Andika Putra Setiawan, S.ST., M.T., dosen Fakultas Pertanian, pemilihan kunyit sebagai bahan utama bukan tanpa alasan. “Kunyit merupakan tanaman biofarmaka yang sangat mudah ditemukan di pekarangan atau lahan masyarakat. Karena ketersediaannya melimpah, harganya pun terjangkau. Inilah yang menjadi dasar inovasi kami untuk mengolahnya menjadi jamu herbal instan,” ujarnya.

    Urgensi pelatihan ini berkaitan erat dengan perubahan pola konsumsi masyarakat terhadap jamu. “Banyak produk jamu saat ini cenderung berbahan sintetis, padahal nenek moyang kita sudah lama mengenal jamu herbal. Ini adalah warisan yang seharusnya kita hidupkan kembali karena lebih aman dikonsumsi dalam jangka panjang,” tambahnya.

    Pelatihan dilaksanakan di SMA Muhammadiyah Rambipuji dengan harapan siswa-siswi dapat menjadi agen penyebar inovasi ke keluarga dan masyarakat sekitar. Produk yang dikenalkan adalah jamu kunyit instan berbentuk bubuk siap saji tanpa campuran bahan kimia.

    Tim pelaksana terdiri dari gabungan dosen dari Program Studi Teknologi Industri Pertanian dan Agroteknologi. Andika bersama Afan Bagus Mananda, S.TP., M.Sc., berfokus pada proses pengolahan bahan menjadi produk siap konsumsi. Sementara itu, Bu Hidayah Murtiyaningsih, S.Si., M.Si. memberikan pelatihan teknis mengenai cara memperoleh kunyit berkualitas mulai dari penanaman hingga panen. Dan Nanda Putri Eryani, Muhammad Ainur Rafiq.

    Indikator keberhasilan program diukur melalui pre-test dan post-test yang dilakukan kepada para siswa. “Sebelum pelatihan, hanya sekitar 17% siswa yang memahami pengolahan jamu herbal kunyit. Setelah pelatihan, angka itu melonjak hingga 80%. Ini menunjukkan peningkatan pemahaman yang signifikan dan antusiasme yang tinggi untuk mempraktikkan di rumah,” jelas Andika.

    Keberlanjutan program pun telah dirancang secara serius. Tim akan mendorong peserta untuk tidak hanya memproduksi jamu, tapi juga mengembangkan kemasan yang menarik serta memenuhi standar legalitas seperti izin dari Dinas Kesehatan dan sertifikasi halal dari MUI. “Tujuannya agar produk ini bisa diterima tidak hanya di pasar lokal, tapi juga berdaya saing di pasar nasional dan bahkan internasional,” tegasnya.

    Dengan menggabungkan pendekatan edukatif, kesehatan, dan kewirausahaan, program ini menjadi bukti nyata bahwa inovasi sederhana dari bahan lokal dapat berdampak besar bagi masyarakat dan masa depan industri herbal Indonesia.

Tags :

bm
Created by: Unas Aleansa

Humas Unmuh Jember Jaya Jaya Jaya!

Posting Komentar

Connect