Carousel

Rabu, 09 Juli 2025

Unmuh Jember Sukses Gelar LKMM-TM 2025: Mencetak Kader Pemimpin Muda Berkualitas dan Berintegritas

Kegiatan Latihan Keterampilan Manajemen Mahasiswa Tingkat Menengah (LKMM-TM) Universitas Muhammadiyah (Unmuh) Jember 2025 yang diselenggarakan selama 3 hari mulai dari tanggal 5-7 Juli 2025 di Kampus 2 Banyuwangi dan Kali Sawah Advanture Banyuwangi, sukses dilaksanakan.

Kegiatan yang bertemakan "Empowering Youth Leadership: Kolaborasi Untuk Peradaban Yang Lebih Baik" tersebut menghadirkan pemateri yang luar biasa muali dari pakar hukum sampai pebisnis yang diharapkan dapat menjadi motivasi bagi mahasiswa yang mengikuti kegiatan tersebut.

Pada kegiatan ini, mahasiswa diberikan wawasan terkait keterampilan yang harus dimiliki untuk menjadi insan organsisasi yang handal, bukan hanya pandai merancang ide dan gagasan, melainkan dalam pengimplementasiannya.

Tak hanya itu, mahasiswa diwajibkan untuk sholat tahajud dan mengikui sholat subuh secara berjamaah di masjid kemudian mendengarkan kultum yang disampaikan oleh salah satu mahasiswa. Hal ini dilaksanakan untuk merekatkan hubungan dengan sang pencipta.

Wakil Rektor 3, Dr. Sofyan Rofi, M.Pd.I., menyebutkan kegiatan tersebut adalah pembekalan pengetahuan dan keterampilan organisasi kepada mahasiswa.

"LKMM-TM ini merupakan kegiatan pelatihan yang dirancang untuk membekali mahasiswa dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan dalam dunia organisasi dan kepemimpinan" ungkapnya.

Dunia organisasi kampus yang saat ini menghadapi tantangan zaman yang sangat cepat berubah-ubah, tentu sangat diperlukan sumber daya yang mampu membaca situasi dan kondisi sehingga adaptasi dapat dilakukan seiring transisi yang terjadi.

Melalui kegiatan ini, Dr. Sofyan berharap mahasiswa dapat meningkatkan kemampuan teknis dalam berorganisasi dan dapat muncul kader yang berkualitas.

"Melalui kegiatan ini dapat meningkatkan kemampuan dalam hal pengambilan keputusan, manajemen waktu, komunikasi efektif, kerjasama tim, dan lain sebagainya. Sehingga mahasiswa tumbuh menjadi kader yang berkualitas, berintegritas, dan siap berkontribusi dalam organisasi dan masyarakat" sambungnya.

Selasa, 08 Juli 2025

Swara Muda Nusantara, Ketika Gen Z Bicara Lewat Budaya di Unmuh Jember

Di tengah geliat budaya populer yang semakin deras, mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Jember (Unmuh Jember) yang memilih untuk tidak sekadar ikut arus. Mereka memutuskan untuk bersuara, menyuarakan tentang akar, tentang rumah, tentang Indonesia. Lewat Festival Budaya 2025 yang digelar oleh mahasiswa Ilmu Komunikasi dan Psikologi Unmuh Jember, suara-suara itu akhirnya terdengar.

Mengangkat tema “Suara Muda Nusantara”, acara ini bukan hanya sekadar ajang pentas seni. Bagi mereka yang terlibat di dalamnya, ini adalah panggung kecil tempat generasi muda bisa menyampaikan pesan tentang pentingnya menjaga budaya di tengah tantangan zaman. Ketua panitia, Zinatul Hayati, menyebut bahwa festival ini menjadi wadah untuk menunjukkan bahwa generasi Gen Z tidak sepasif yang sering distereotipkan.

“Kami ingin membuktikan kalau Gen Z bisa, kok. Bisa bersuara, bisa peduli, bisa tampil dan bangga dengan budaya yang kita punya,” ujarnya. Pesan itu pula yang ingin ia sampaikan kepada sesama anak muda: bahwa budaya Indonesia terlalu berharga jika hanya dibiarkan menjadi cerita masa lalu.

Acara yang digelar usai salat Isya itu dihelat di Aula Ahmad Zainuri Unmuh Jember dan langsung disambut antusias. Panitia awalnya hanya menyiapkan 500 kursi, namun kenyataannya jumlah itu tak cukup. Ratusan orang rela berdiri, bahkan tetap bertahan hingga acara selesai menjelang pukul sembilan malam. Tak ada yang beranjak. Semua larut dalam suasana, seolah tak ingin melewatkan satu pun cerita yang dibawakan di atas panggung.

Festival ini menyajikan enam penampilan dari berbagai daerah, mulai dari Aceh hingga Papua. Masing-masing membawa kisahnya sendiri, dibalut dengan gaya yang berbeda dari biasanya. Para mahasiswa sengaja memadukan unsur budaya tradisional dengan sentuhan kekinian, agar lebih dekat dengan selera generasi sekarang tanpa menghilangkan esensinya.

Dari Aceh hadir kisah Harimau Betina Dari Tanah Rencong, sementara Jawa Tengah menampilkan Seribu Tapi Tak Satu. Malang hadir dengan Darah Dibalik Mahkota, sebuah kisah simbolik tentang perjuangan. Dari ujung timur Pulau Jawa, Banyuwangi membawakan Legenda di Ujung Timur, disusul Bali dengan Waktu Berbisik Di Bawah Terangnya Bulan Purnama. Awalnya hanya lima penampilan, namun di detik-detik terakhir, panitia sepakat menutup festival dengan penampilan tari Papua, lengkap dengan lagu Apuse, Sajojo, Yamko Rambe Yamko, agar benar-benar mencerminkan semangat “dari Sabang sampai Merauke”.

Yang membuat festival ini berbeda bukan sekadar kemeriahan panggungnya, tapi karena setiap penampilan membawa pesan. Bahwa di balik segala keterbatasan dan anggapan tentang Gen Z yang disebut ‘mageran’ atau terlalu sibuk dengan dunia digital, masih ada suara-suara yang ingin berbicara tentang bangsa, tentang budaya, tentang Indonesia. Dan panggung kecil di kampus Unmuh Jember malam itu menjadi saksi bahwa suara itu masih ada — bahkan nyaring.

Zinatul menyebut, festival ini hanyalah awal. Ia berharap kegiatan serupa bisa terus berlanjut dan menjadi ruang aman bagi generasi muda untuk mengekspresikan kecintaan mereka terhadap budaya Nusantara. “Lewat suara muda ini, kami ingin tunjukkan bahwa budaya Indonesia jauh lebih keren dari tren luar. Tinggal bagaimana kita mau atau tidak untuk menjaga dan merayakannya,” tutupnya.

Senin, 07 Juli 2025

Mahasiswa Unmuh Jember Edukasi Isu Korupsi dan NAPZA lintas Kampus


Dalam rangka menjalankan tugas Mata Kuliah Pendidikan Anti Korupsi dan NAPZA, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jember (Unmuh Jember) melaksanakan kegiatan wawancara lapangan di Universitas Islam Jember (UIJ) pada Selasa, 15 April 2025. Kegiatan ini dilakukan sebagai bagian dari pendekatan pembelajaran kontekstual untuk memahami persepsi mahasiswa terhadap isu-isu korupsi dan penyalahgunaan NAPZA di lingkungan pendidikan tinggi.

Kelompok pelaksana terdiri dari enam mahasiswa Unmuh Jember, yaitu Anggi Mediana, Nadifah Ali, Auria Mirza, Zhikrina Ramadani, Gini Asiswati, dan Khafilla Ramadhani. Di bawah bimbingan dosen pengampu Rohimatus Shofiyah, S.Si., M.Si., mereka melakukan wawancara langsung kepada enam mahasiswa Universitas Islam Jember dari berbagai jurusan.

Wawancara dilakukan menggunakan format pertanyaan terbuka yang dirancang untuk menggali pemahaman responden tentang definisi, dampak, serta upaya pencegahan korupsi dan penyalahgunaan NAPZA di lingkungan kampus.

Berdasarkan hasil wawancara, ditemukan bahwa para responden memiliki pemahaman yang cukup baik mengenai bahaya laten korupsi dan NAPZA. Mereka menyadari bahwa korupsi merupakan tindakan melanggar hukum yang tidak hanya merugikan negara, tetapi juga melemahkan sistem keadilan sosial. Sementara itu, penyalahgunaan NAPZA dianggap sebagai ancaman serius yang berdampak langsung pada kesehatan fisik, mental, serta kehidupan ekonomi dan sosial pelakunya.

Beberapa responden menyebutkan bahwa pendidikan moral sejak dini sangat penting dalam membentuk karakter antikorupsi. Mereka juga menilai bahwa peran KPK dan aparat penegak hukum yang profesional sangat dibutuhkan untuk menciptakan efek jera terhadap pelaku.

Dalam hal pencegahan NAPZA, responden menyoroti pentingnya dukungan dari keluarga, lingkungan kampus, dan edukasi berkelanjutan. Selain itu, mereka menyambut baik keberadaan mata kuliah Pendidikan Anti Korupsi di perguruan tinggi sebagai strategi yang relevan dan aplikatif dalam membangun generasi muda yang berintegritas dan sadar hukum.

Kegiatan ini tidak hanya menjadi tugas akademik, tetapi juga bentuk kontribusi nyata mahasiswa Unmuh Jember dalam membangun kesadaran kolektif antar kampus untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang bersih, sehat, dan bebas dari korupsi serta NAPZA.

Minggu, 06 Juli 2025

Cak Salam Ajak Mahasiswa Perluas Jejaring Mitra di LKMM-TM Unmuh Jember


Alumni Universitas Muhammadiyah (Unmuh) Jember yang kini menjadi pengusaha dan praktisi bisnis lokal, Abdussalam, S.E., menghadiri kegiatan Latihan Keterampilan Manajemen Mahasiswa Tingkat Menengah (LKMM-TM) pada 6 Juli 2025 yang bertempat di Kali Sawah, Banyuwangi.

Cak Salam, sapaan akrabnya, hadir di tengah-tengah mahasiswa yang mengikuti LKMM-TM dengan menyampaikan materi  penting, yaitu tentang Kemitraan atau Partnership yang diharapkan menjadi pemahaman bagi mahasiswa untuk berkembang.

Berbekal pengalaman organisasi selama menjadi mahasiswa, Cak Salam membeberkan penjelasan tentang pentingnya bermitra dengan orang atau organisasi lain. Dalam materinya, beliau menjelaskan rinci mengenai pengertian dari kemitraan.

"Kemitraan ini kan bentuk kerja sama antara 2 pihak atau lebih baik individu maupun kelompok yang sama-sama memiliki tujuan bersama dan saling membutuhkan dalam mencapai tujuan" jelasnya.


Selain itu, dijelaskan pula prinsip-prinsip dasar dalam kemitraan yang salah satunya adalah prinsip untuk saling support dan saling introspeksi.

"Dalam bermitra, perlu memperhatikan beberapa prinsip dasar diantaranya prinsip kesamaan, gotong royong, kesetaraan, keterbukaan, dan prinsip kemanfaatan" lanjutnya.

Cak Salam mengajak mahasiswa untuk menjadi pribadi yang terbuka dan memperluas jejaring agar mempermudah dalam menata masa depan yang lebih baik.




"Ilmu Mahal" Dari Owner Kali Sawah di LKMM-TM : Bahas Pemanfaatan Potensi Lokal Kepada Mahasiswa

Pada hari kedua gelaran Latihan Keterampilan Manajemen Mahasiswa Tingkat Menengah (LKMM-TM) Universitas Muhammadiyah (Unmuh) Jember, terdapat hal unik yang perlu disorot. Pasalnya, owner dari Kali Sawah Adventure yang merupakan tempat dilaksanakannya kegiatan LKMM-TM, dr. Dodi Rose Azamta, ikut memberikan tambahan ilmu kepada para mahasiswa.

Beliau memberikan materi tentang Identifikasi Potensi dan Kebutuhan Lingkungan. Yang dalam penyampaiannya mengupas tuntas tentang bagaimana cara menganalisis potensi dari lingkungan sekitar untuk kemudian menumbuhkan manfaat bagi sekitar.

dr. Dodi menegaskan pentingnya analisis mendalam untuk memulai karya dari potensi alam lokal agar memiliki nilai yang berbeda dengan yang lainnya.

"Potensi tiap daerah ada yang sama, ada yang beda, pentingnya analisis terlebih dahulu agar ketika ada potensi yang sama bisa memiliki ciri khas yang berbeda" tegasnya.


Dalam hal membangun dan memanfaatkan potensi alam lokal, beliau mengatakan pelibatan segala sektor mulai pemerintah sampai swasta untuk meningkatkan keberhasilan.

"Tak bisa dilepaskan, keberhasilan dari pemanfaatan potensi lokal itu sebagian besar ada keterlibatan antara pemerintah, masyarakat, dan swasta dalam pelaksanaannya, ketiga elemen ini akan berkolaborasi untuk mencari solusi" ujarnya.

Akan tetapi, yang perlu diperhatikan dalam menjalin kolaborasi dengan aktor lain adalah memperhatikan kesamaan visi misi, karena menjadi penentu keberhasilan sebuah program.

"Visi misi antara keduanya harus sama, jika tidak, maka dipastikan akan terjadi kegagalan di tengah jalan karena ketidakselarasan itu" jelasnya.

Dari materi yang disampaikan dr. Doni, dapat disimpulkan bahwa mengidentifikasi potensi dan kebutuhan lingkungan butuh kolaborasi multi aktor untuk memperbesar keberhasilan dalam mencapai tujuan, tetapi perlu diingat tidak semua aktor dapat menjadi kolaborator yang dapat menjamin keberhasilan sebuah program.

Sabtu, 05 Juli 2025

Unmuh Jember Kembali Adakan LKMM-TM : Ajak Mahasiswa Untuk Tumbuh Menjadi Pemimpin Masa Depan

Universitas Muhammadiyah (Unmuh) Jember gelar Latihan Keterampilan Manajemen Mahasiswa Tingkat Menengah (LKMM-TM) melalui Biro Layanan Kemahasiswaan (BLK) pada 5-7 Juli 2025 bertempat di Kampus 2 dan Kali Sawah, Banyuwangi.

Kegiatan yang bertemakan "Empowering Youth Leadership: Kolaborasi Untuk Peradaban Yang Lebih Baik" ini merupakan agenda rutin yang dilaksanakan untuk mengembangkan keterampilan mahasiswa Unmuh Jember dalam menghadapi tantangan peradaban di masa depan.

Wakil Rektor 3 bidang kemahasiswaan, Dr. Sofyan Rofi, M.Pd.I., hadir langsung membuka kegiatan ini dengan pesan-pesan bagi semua peserta agar mengikuti LKMM-TM ini dengan semangat dan menyerap ilmu sebanyak-banyaknya dari seluruh pemateri yang ada.

Kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan materi yang disampaikan oleh para pemateri. Kukuh Pribadi, S.I.Kom., M.A., yang merupakan Kaprodi Ilmu Komunikasi mengawali materi dengan menyampaikan tentang Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi,  dilanjutkan  materi kedua oleh Kaprodi  Ilmu  Pemerintahan, Dr. Iffan Gallant  El Muhammady,  S.Sos., M.Si.,  yang  membawakan materi  tentang Organisasi Modern, yang mana  dalam  pembahasnnya disampaikan mengenai  ciri-ciridari  orgaisasi  yang  moderndan teori-teori yang  mendukung. 

Kemudian sesi  ketiga  dilanjutkan oleh Ns. Sri Wahyuni, M.Kep.,Sp.Kep.Kom.,  yang membahas  tentang Metode Pengambilan Keputusan dan Komunikasi Efektif, dimana mahasiswa yang hadir diberikan pemahaman mengenai cara pengambilan keputusan  yang  baik dan komunikasi sebagai sseorang  pemimpin.

Materi keempat dilanjutkan  setelah melaksanakan sholat  maghrib berjamaah. Kali ini, giliran Dekan Fakultas Hukum, Ahmad Suryono, S.H., M.H., yang mengupas tuntas mengenai  Wawasan Kebangsaan/Bela Negara. Beliau  menyampaikan bagaimana ekosistem  dan toleransi di tiap daerah di Indonesia itu sasngat berbeda-beda,  dan mengenalkan mahasiswa akan sejarah terbantuknya pancasila.

Pada materi penutup, Wakil Sekretaris I Majelis Pendidikan Tinggi, Penelitian dan Pengembangan   (Diktilitbang) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Moh. Mudzakkir, Sos., M.A., Ph.D.,  memberikan  pemahaman mengenai cara  berpikir kritis dalam  berorganisasi,  yang  dalam materinya beliau menyampaikan  seorang mahasiswa harus kritis terhadap keadaan global.

Dengan selesainya materi dari  Bapak Mudzakkir, maka menjadi penanda berakhirnya  kegiatan di hari pertama LKMM-TM yang diselenggarakan di Kampus 2 Banyuwangi dan akan dilanjutkan esok hari.

Majelis Diktilitbang di LKMM-TM Unmuh Jember: Bedah Cara Berpikir Kritis Dalam Organisasi


Terdapat hal yang menjadi sorotan pada hari pertama gelaran Latihan Keterampilan Manajemen Mahasiswa Tingkat Menengah (LKMM-TM) yang diselenggarakan oleh Universitas Muhammadiyah (Unmuh) Jember.

Kegiatan yang diselenggarakan di Kampus 2 Banyuwangi tersebut dihadiri oleh Wakil Sekretaris I Majelis Pendidikan Tinggi, Penelitian dan Pengembangan (Diktilitbang) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, yaitu Moh. Mudzakkir, S.Sos., M.A., Ph.D.

Beliau membawakan materi mengenai "Berpikir Kritis Kreatif dan Inovatif dalam Berorganisasi" yang dalam materinya beliau menjelaskan bagaimana sebagai mahasiswa harus mempunyai sikap kritis terhadap isu terkini, karena kehidupan sehari-hari yang dijalani tidak lepas dari pengaruh dunia global.

"Sebagai mahasiswa harus paham kalau kita hidup bukan di ruang kosong tapi global, karena peristiwa yang dialami di tingkat lokal adalah pengaruh dari tingkat global" jelasnya.

Hal Penting Dalam Berpikir Kritis 

Selain itu, beliau menjelaskan tentang pentingnya membaca. Menurutnya, membaca merupakan gerbang awal untuk memperluas wawasan, mengembangkan pemahaman, dan memperkuat kemampuan berpikir kritis.

Dalam penyampaiannya, beliau memberikan gambaran tentang tokoh-tokoh besar nasional dan dunia yang tak lepas dari membaca untuk membuat inovasi dan perubahan besar.

Selain membaca, hal yang perlu dilakukan dalam konteks berpikir kritis yaitu menulis. Menulis dinilai sebagai praktik aktif berpikir kritis.

"Melalui menulis, mahasiswa melatih kemampuan mengembangkan ide, menyusun logika argumen, dan mengekspresikan pendaapt secara sistematis dan persuasif" lanjutnya.

Mahasiswa dituntut untuk menjadi agen perubahan yang mampu memberikan inovasi dan perubahan besar dengan ide dan pikiran kreatif mereka.

Maka, mahasiswa wajib memiliki pola pikir yang kritis untuk mewujudkan itu, dan menjadi kritis adalah tentang bagaimana menantang diri sendiri untuk mampu memahami isu-isu yang terjadi, menggunakan pikiran untuk menganalisis dan dituangkan dalam tulisan untuk menjadi sebuah karya yang kekal.

Connect