Kamis, 13 November 2025

Dr. Dani Harmanto Paparkan Solusi Urban CFD untuk Mobilitas Berkelanjutan dan Atasi Polusi di Rakornas AST-PTMA Unmuh Jember

 

Asosiasi Sains dan Teknologi Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (AST-PTMA) sukses menggelar Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) yang kali ini menyoroti isu krusial lingkungan dan mobilitas berkelanjutan di Indonesia. Universitas Muhammadiyah Jember (Unmuh Jember) menjadi tuan rumah pelaksanaan Rakornas, yang dilangsungkan pada Kamis, (13/11/2025), bertempat di Aula Ahmad Zaenuri. Acara ini menarik perhatian, khususnya ketika menghadirkan pembicara utama (Keynote Speaker) dari Inggris yang memiliki ikatan kuat dengan Indonesia.

Tokoh yang didapuk menjadi pembicara kunci adalah Dr. Dani Harmanto CEng MIED FHEA, seorang Associate Professor di bidang Teknik Aeronautika dari De Montfort University (DMU), Inggris. Dengan latar belakangnya yang lahir dan tumbuh besar di Surabaya, Dr. Dani membawa perspektif mendalam mengenai tantangan mobilitas perkotaan di tanah air. Materi yang ia sajikan, berjudul: "Urban CFD for Sustainable Mobility: Rethinking Motorcycle Pollution & Low-Speed EV Aerodynamics in Jakarta and Surabaya", mengupas tuntas mengapa kota-kota besar di Indonesia menghadapi masalah polusi udara yang akut.

Dalam paparannya, Dr. Dani menjelaskan bahwa kota-kota seperti Jakarta dan Surabaya merupakan "laboratorium hidup" yang kompleks bagi studi aliran udara perkotaan. Ia memaparkan dua realitas utama: pertama, lebih dari 70% kendaraan adalah sepeda motor, yang menyebabkan paparan knalpot secara terus-menerus bagi warga kota. Kedua, formasi bangunan tinggi dan kepadatan jalanan menciptakan efek "ngarai jalanan" (street-canyon). Struktur ini, ditambah dengan kondisi angin silang yang lemah (rata-rata di bawah 5 m/s), secara efektif menjebak polutan di tingkat jalanan, sehingga memperburuk kualitas udara yang dihirup warga. Tidak hanya polusi, kondisi aliran udara ini juga menyebabkan kendaraan listrik (EV) kecil yang beroperasi di kecepatan rendah menderita drag tinggi, mengurangi efisiensi energi dan jarak tempuh mereka.

Untuk menjawab tantangan tersebut, Dr. Dani mengusulkan pemanfaatan Urban Computational Fluid Dynamics (CFD) sebagai alat utama dalam perencanaan kota. CFD memungkinkan insinyur dan perencana kota untuk memvisualisasikan dan memprediksi bagaimana polutan tersebar dan bagaimana aliran udara mempengaruhi efisiensi kendaraan. Lebih lanjut, ia mengusulkan pengenalan dua indeks baru: TUAI (Tropical Urban Aerodynamic Index), untuk mengukur efisiensi aerodinamika EV pada kondisi tropis berkecepatan rendah, dan SCEI (Street-Canyon Exposure Index), untuk menilai kemungkinan stagnasi polutan di jalanan. Kedua indeks ini diharapkan dapat berevolusi menjadi standar desain nasional yang dikembangkan bersama antara insinyur dan perencana kota.

Dr. Dani menutup presentasinya dengan pesan optimis, menegaskan bahwa Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi pemimpin global dalam mobilitas berkelanjutan berbasis CFD. Dengan kolaborasi riset yang kuat, khususnya melalui platform AST-PTMA, Indonesia dapat mewujudkan udara yang lebih bersih dan EV yang lebih efisien, yang pada akhirnya akan menciptakan kota-kota yang lebih sehat dan layak huni. Presentasi ini menjadi seruan bagi seluruh PTMA untuk memperkuat kapasitas riset dan pendidikan di bidang ilmu terapan, khususnya rekayasa fluida komputasional, demi mendukung pembangunan kota masa depan.

Dr. Rahimi A. Rahman Paparkan Leveraging BIM and Digital Twins for Sustainable Construction di Rakornas AST-PTMA Unmuh Jember

 

Asosiasi Sains dan Teknologi Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (AST-PTMA) sukses menyelenggarakan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) yang menetapkan agenda penting bagi masa depan sains dan teknologi PTMA. Universitas Muhammadiyah Jember (Unmuh Jember) dipercaya menjadi tuan rumah acara tahunan ini, yang dipusatkan di Aula Ahmad Zaenuri pada Kamis, (13/11/2025). Rakornas kali ini berfokus pada penguatan peran PTMA dalam menghadapi transformasi digital, khususnya di sektor konstruksi, dan menjadi bagian integral dari rangkaian konferensi ilmiah yang lebih besar.

Puncak acara ilmiah Rakornas ini ditandai dengan presentasi utama (Keynote Speech) yang sangat dinantikan oleh Dr. Rahimi A. Rahman, seorang Associate Professor of Decision Management in Construction dari Universiti Malaysia Pahang Al-Sultan Abdullah (UMPSA). Dr. Rahimi membawakan materi utama yang sangat relevan dengan isu keberlanjutan global berjudul: "Leveraging BIM and Digital Twins for Sustainable Construction: Strategies for Preparation and Optimization".

Dalam paparannya, Dr. Rahimi menekankan bahwa era konstruksi berkelanjutan tidak dapat dipisahkan dari adopsi teknologi mutakhir seperti Building Information Modeling (BIM) dan Digital Twins (DT) atau Kembaran Digital. Ia menjelaskan bahwa Digital Twin adalah replika virtual dari aset, proses, atau sistem fisik yang memungkinkan pemantauan, analisis, dan simulasi secara real-time. Teknologi ini menyimpan potensi yang sangat besar bagi manajer fasilitas, terutama dalam meningkatkan proses dekonstruksi yang lebih terencana dan efisien di akhir siklus hidup bangunan.

Namun, Dr. Rahimi juga menyoroti tantangan krusial yang dihadapi industri. Ia memperingatkan bahwa presisi dan keandalan Digital Twins seringkali terhambat oleh data Building Information Modeling (BIM) yang tidak akurat, khususnya data as-built atau data setelah bangunan selesai didirikan. Jika Digital Twin tidak akurat, dampak negatifnya bisa meluas, termasuk inefisiensi operasional, peningkatan waktu henti tak terduga, dan pengambilan keputusan manajemen aset yang buruk. Oleh karena itu, riset yang dipaparkannya berfokus pada identifikasi strategi yang diperlukan organisasi konstruksi untuk memastikan kesiapan mereka dalam memproduksi model BIM as-built yang akurat, sehingga menghasilkan Digital Twins yang presisi.

Menggunakan metodologi riset yang melibatkan 118 responden profesional konstruksi, Dr. Rahimi mengidentifikasi adanya 11 atribut utama dan 20 strategi kunci yang dapat digunakan organisasi untuk mencapai tujuan tersebut. Temuan kuncinya menggarisbawahi pentingnya Kapabilitas Organisasi Terkait Digital Twin yang terukur, yang mana memiliki dampak signifikan terhadap kebutuhan daya saing, investasi teknologi, manajemen tenaga kerja, dan kapabilitas manajemen organisasi secara keseluruhan. Selain itu, ia juga memaparkan perlunya pengembangan Kerangka Kompetensi Digital Leadership (DL) yang ditujukan bagi posisi tingkat pemula di industri konstruksi, sebagai panduan komprehensif untuk kepemimpinan dan adaptabilitas di lingkungan konstruksi digital yang terus berkembang. Partisipasi Dr. Rahimi ini diharapkan menjadi dorongan kuat bagi seluruh PTMA untuk mempercepat integrasi teknologi dan kompetensi digital ke dalam kurikulum mereka, memastikan PTMA melahirkan lulusan yang kompeten dan siap menjadi pemimpin di era konstruksi digital global.

 

Dosen Unmuh Jember Tampilkan Riset Analisis Preferensi Konsumen Berbasis Kecerdasan Buatan di Rakornas AST-PTMA

 

Konferensi dan Rapat Koordinasi Nasional Asosiasi Sains dan Teknologi Perguruan Tinggi Muhammadiyah ‘Aisyiyah (AST-PTMA) yang berlangsung di Universitas Muhammadiyah Jember menjadi ajang berbagi riset dan inovasi dari berbagai perguruan tinggi Muhammadiyah di Indonesia.

Salah satu pemateri yang menarik perhatian peserta adalah Dr. Bagus Setya Rintyarna dari Program Studi Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Jember, yang mempresentasikan riset berjudul “Consumer Preference Analysis Based on Aspect-Level Sentiment Analysis of Product Reviews.”

Dalam paparannya, Dr. Bagus menjelaskan bagaimana kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) dapat digunakan untuk menganalisis preferensi konsumen berdasarkan ulasan produk di platform e-commerce.

“Di era digital, ulasan konsumen bukan sekadar opini tetapi data berharga yang bisa digunakan untuk memahami kebutuhan dan ekspektasi pasar secara lebih mendalam,” jelas Dr. Bagus.

Penelitian ini mengembangkan model Aspect-Level Sentiment Analysis, yaitu pendekatan yang mampu mengurai sentimen pengguna terhadap aspek-aspek spesifik sebuah produk seperti daya tahan baterai, desain, harga, atau fitur lainnya. Melalui metode ini, peneliti dapat menghitung tingkat kepuasan dan preferensi konsumen terhadap tiap aspek produk secara otomatis.

Dr. Bagus memperkenalkan metode yang dikembangkannya, yakni SimplEx (Simple Extraction Model), yang terbukti memiliki akurasi lebih tinggi dibandingkan metode analisis sentimen konvensional. Dengan model ini, produsen dapat memperoleh wawasan cepat tentang apa yang disukai atau dikeluhkan konsumen tanpa harus melakukan survei manual yang mahal dan memakan waktu.

“SimplEx dapat membantu pelaku industri dan UMKM dalam memahami tren pasar dengan lebih efisien. Dari data ulasan online saja, kita bisa mengetahui pola konsumsi masyarakat Indonesia secara real time,” ungkapnya.

Riset ini relevan dengan kondisi Indonesia sebagai pasar e-commerce terbesar di Asia Tenggara, dengan lebih dari 178 juta konsumen aktif dan tingkat penetrasi internet mencapai 79,5 persen.

Kehadiran Dr. Bagus dalam forum AST-PTMA menjadi kebanggaan tersendiri bagi Unmuh Jember. Selain memperlihatkan kompetensi akademik, riset ini juga menunjukkan bagaimana ilmu teknik dan kecerdasan buatan dapat bersinergi untuk menjawab kebutuhan industri digital Indonesia.

Dr. Taufik dari Cal Poly State University Paparkan Konsep Rumah Hybrid AC/DC di Rakornas AST-PTMA Unmuh Jember

Gagasan masa depan rumah hemat energi mendapat sorotan khusus dalam Rapat Koordinasi Nasional Asosiasi Sains dan Teknologi Perguruan Tinggi Muhammadiyah ‘Aisyiyah (AST-PTMA) yang digelar di Universitas Muhammadiyah Jember, Kamis (13/11).

Dalam forum bergengsi tersebut, Dr. Taufik, Professor of Electrical Engineering di Cal Poly State University, San Luis Obispo, California, Amerika Serikat, hadir sebagai Keynote Speaker dengan topik “Hybrid AC/DC House: Paving a Pathway for Future Net Zero Energy Homes.”

Dr. Taufik memaparkan konsep rumah hibrida yang menggabungkan sistem listrik arus bolak-balik (AC) dan arus searah (DC) sebagai solusi menuju hunian masa depan yang net zero energy yaitu rumah yang menghasilkan energi sebanyak yang dikonsumsinya sepanjang tahun.

“Konsep Hybrid AC/DC House menawarkan efisiensi energi yang lebih tinggi, karena mampu mengurangi kehilangan daya hingga 30 persen dibanding sistem AC konvensional,” jelas Dr. Taufik.

Menurutnya, sistem kelistrikan rumah saat ini masih sangat bergantung pada AC (arus bolak-balik), sementara sebagian besar perangkat modern seperti panel surya, lampu LED, komputer, dan perangkat pintar sebenarnya beroperasi dengan DC (arus searah).

“Kita perlu melengkapi sistem konvensional AC dengan DC. Dengan sistem hybrid, energi dari panel surya bisa disalurkan lebih efisien tanpa banyak konversi yang membuang daya,” tambahnya.

Dalam paparannya, Dr. Taufik juga menampilkan hasil riset dan prototipe Hybrid AC/DC House yang telah dikembangkan di Cal Poly University serta diuji di Filipina dan Indonesia (Universitas Padjadjaran). Ia menekankan bahwa konsep ini tidak hanya relevan untuk kawasan perkotaan, tetapi juga dapat menjadi solusi untuk elektrifikasi pedesaan dan daerah terpencil.

Selain meningkatkan efisiensi, model rumah hybrid ini juga membuka peluang bagi inovasi teknologi baru, efisiensi biaya, serta bisnis energi terbarukan di masa depan.

“Hybrid AC/DC adalah masa depan sistem kelistrikan rumah tangga. Kita harus bergerak cepat agar bisa menjadi pemimpin di bidang ini,” tegasnya.

Kehadiran Dr. Taufik dalam Rakornas AST-PTMA menegaskan komitmen AST-PTMA dan Unmuh Jember untuk menghadirkan wacana global dalam pengembangan teknologi berkelanjutan, sekaligus memperkuat jejaring riset internasional di bidang energi terbarukan dan sistem cerdas ramah lingkungan.

Prof. Yun Arifatul Fatimah Bahas Ekonomi Sirkular Digital yang Inklusif di Rakornas AST-PTMA Unmuh Jember

Agenda Rapat Koordinasi Nasional Asosiasi Sains dan Teknologi Perguruan Tinggi Muhammadiyah ‘Aisyiyah (AST-PTMA) yang digelar di Universitas Muhammadiyah Jember terus menghadirkan tokoh-tokoh inspiratif dari berbagai perguruan tinggi Muhammadiyah di Indonesia.

Salah satunya adalah Prof. Ir. Yun Arifatul Fatimah, S.T., M.T., Ph.D., Wakil Rektor Bidang Akademik dan Digitalisasi Universitas Muhammadiyah Magelang (UNIMMA), sekaligus Ketua Centre for Sustainable Intelligent Circular Economy (CSICE). Beliau tampil sebagai Keynote Speaker dengan materi bertajuk “Indonesia’s Smart and Sustainable Transition and Circular Economy Accelerations.”

Dalam pemaparannya, Prof. Yun mengangkat isu penting mengenai transformasi digital dan ekonomi sirkular berkelanjutan di Indonesia, serta bagaimana perguruan tinggi dapat berperan sebagai motor perubahan menuju pembangunan yang adil, cerdas, dan ramah lingkungan.

“Digital bukanlah sesuatu yang netral. Ia bisa mempercepat keberlanjutan, tapi juga mempercepat ketidakberlanjutan. Tugas kita adalah memastikan teknologi menjadi alat keadilan dan keberlanjutan, bukan justru sumber ketimpangan baru,” ujar Prof. Yun.

Prof. Yun menyoroti fenomena yang ia sebut sebagai “techno-centrism trap”  jebakan ketika teknologi canggih dijadikan solusi utama tanpa mempertimbangkan konteks sosial, budaya, dan kesiapan masyarakat lokal. Menurutnya, solusi berkelanjutan tidak selalu harus high-tech, tetapi harus right-tech  teknologi yang sesuai dengan kebutuhan dan nilai-nilai lokal.

Melalui risetnya, Prof. Yun memperkenalkan sejumlah pendekatan baru seperti Digital Material Footprint (DMF) dan Digital Wisdom Index (DWI) sebagai alat ukur keseimbangan antara transformasi digital dan keberlanjutan lingkungan.

“Masa depan hijau Indonesia tidak dibangun hanya di atas server dan data center, tetapi di atas kebijaksanaan, keadilan, dan inklusi. Digital hanyalah alat  manusialah strateginya,” tuturnya.

Kehadiran Prof. Yun di Rakornas AST-PTMA 2025 menunjukkan kuatnya sinergi antarperguruan tinggi Muhammadiyah dalam mendorong rancang bangun ekonomi hijau dan sirkular yang berpihak pada manusia dan alam.

Rakornas AST-PTMA yang berlangsung di Aula Ahmad Zaenuri, Universitas Muhammadiyah Jember, menjadi wadah penting untuk memperkuat kolaborasi riset, inovasi, dan transformasi digital di bidang sains dan teknologi, baik di level nasional maupun internasional.


Shusuke Miyata dari Kyoto University Bahas Sains di Balik Longsor Pegunungan di Rakornas AST-PTMA Unmuh Jember

Universitas Muhammadiyah Jember (Unmuh Jember) menjadi tuan rumah penyelenggaraan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Asosiasi Sains dan Teknologi Perguruan Tinggi Muhammadiyah ‘Aisyiyah (AST-PTMA) yang digelar di Aula Ahmad Zaenuri pada Kamis (13/11).

Acara bergengsi ini menghadirkan Prof. Shusuke Miyata dari Kyoto University, Jepang, sebagai Keynote Speaker, yang memaparkan hasil penelitian bertajuk “Sediment Runoff at a Mountain Stream Influenced by Debris Flow Events.”

Dalam pemaparannya, Prof. Miyata menjelaskan bahwa fenomena aliran debris (debris flow) di kawasan pegunungan tidak hanya membawa material besar yang merusak infrastruktur, tetapi juga memiliki dampak jangka panjang terhadap bentuk dan kualitas ekosistem sungai.

“Gangguan seperti debris flow dapat meningkatkan konektivitas antara lereng dan aliran sungai. Dampaknya terhadap transportasi sedimen bisa bertahan hingga lima tahun setelah kejadian,” ujar Prof. Miyata.

Peneliti dari Kyoto University tersebut juga menegaskan pentingnya observasi jangka panjang dan kolaborasi lintas negara untuk memahami dinamika lingkungan pegunungan, terutama di tengah meningkatnya risiko bencana akibat perubahan iklim global.

Kehadiran Prof. Miyata menjadi magnet tersendiri dalam Rakornas AST-PTMA 2025, yang mempertemukan para akademisi dan peneliti dari berbagai perguruan tinggi Muhammadiyah ‘Aisyiyah se-Indonesia. Kegiatan ini menjadi momentum penting bagi Unmuh Jember untuk menunjukkan komitmen dalam memperkuat riset dan jejaring kolaborasi internasional di bidang sains dan teknologi.

Acara diakhiri dengan sesi diskusi interaktif yang membahas peluang penelitian bersama antara Kyoto University dan perguruan tinggi Muhammadiyah, khususnya dalam tema mitigasi bencana dan pengelolaan lingkungan berkelanjutan.

Senin, 27 Oktober 2025

Cocoa 2025 : Lecture Voices Warnai Kampus dengan Kolaborasi Seni, Budaya, dan Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Jember (Unmuh Jember) sukses menggelar kegiatan Cocoa, pada sesi “Lecture Voices”, yang menghadirkan suasana pembelajaran lintas budaya penuh inspirasi. Acara ini diikuti oleh lima mahasiswi mancanegara, satu mahasiswi tamu dari Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, serta tiga belas mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jember dari berbagai program studi pendidikan di FKIP Unmuh Jember pada Kamis (23/10/2025.

Sesi pertama diisi oleh Dr. Dyah Laksmi Wardani, M.Pd. yang membahas tentang pentingnya seni dan kreativitas dalam pembelajaran Anak Usia Dini (AUD). Beliau menekankan bahwa calon guru PAUD perlu mampu menciptakan alat permainan edukatif (APE) yang tidak hanya menarik, tetapi juga melatih aspek perkembangan anak melalui perpaduan antara seni dan pendidikan. Dalam mata kuliah yang diampunya, mahasiswa didorong untuk membuat karya berbasis tema dengan berbagai media sederhana seperti kerang, pasir, hingga membuat ecoprint yang hasilnya dipamerkan dan dijual. Mahasiswa juga dilatih berpikir kritis melalui kegiatan menganyam, mewarnai, serta mengombinasikan teknik lipat dan anyam menjadi karya seni yang kreatif.

Selanjutnya, Dr. Kukuh Munandar, M.Kes. tampil sebagai pembicara kedua dengan topik menarik, “Kopi dan Monolog.” Ia memperkenalkan kopi sebagai bagian dari kearifan lokal Jember, membawa daun dan biji kopi sebagai media pembelajaran, serta menjelaskan jenis-jenis kopi yang tumbuh di Indonesia, seperti robusta, arabika, liberika, dan excelsa. Dr. Kukuh juga memperkenalkan Tari Molong Kopi, tarian tradisional yang menggambarkan aktivitas para wanita pemetik kopi sebagai bentuk penghargaan terhadap peran mereka dalam budaya kopi Jember. Suasana semakin semarak ketika Revina, mahasiswi Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Jember, menampilkan Tari Molong Kopi dan mengajak seluruh peserta dari University of Malaya dan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo untuk menari bersama.

Sesi ketiga diisi oleh Prof. Dr. Muh Nazri bin Abdurrahman dari University of Malaya, yang memaparkan konsep pedagogi responsif budaya, yaitu pendekatan pendidikan yang menanamkan nilai dan identitas budaya lokal dalam kurikulum. Ia menegaskan bahwa pendidikan seharusnya membentuk jati diri peserta didik berdasarkan karakter dan budaya bangsanya sendiri. Profesor Nazri juga memperkenalkan program Sekolah Angkat Madani sebagai bentuk penerapan pendidikan berbasis budaya di University of Malaya. Acara kemudian diakhiri dengan penandatanganan nota kesepahaman antar dosen sebagai simbol kerja sama dan kolaborasi akademik antara Universitas Muhammadiyah Jember dan University of Malaya.

Pada sesi penutup, para mahasiswa dari ketiga universitas menampilkan kegiatan menari tarian adat dan membuat kerajinan bersama. Antusiasme peserta terlihat tinggi sepanjang kegiatan, mencerminkan semangat kolaborasi dan apresiasi terhadap keberagaman budaya. Melalui Summer Class “Lecture Voices” ini, kampus tidak hanya menjadi tempat berbagi ilmu, tetapi juga ruang untuk menumbuhkan kreativitas, memperkuat identitas budaya, serta mempererat persahabatan lintas negara.

Kamis, 23 Oktober 2025

Lecturer Voices : Sampah Plastik Disulap Jadi Kebun Kota Ramah Lingkungan

Dosen Fakultas Pertanian (Faperta) sekaligus Kaprodi Agribisnis Universitas Muhammadiyah (Unmuh) Jember, Fefi Nurdiana W., S.P., M.P., memperkenalkan gagasan inovatif bertajuk “Turning Plastic Waste into Green Solutions: Urban Farming Innovation for a Sustainable Future” dalam kegiatan Summer Camp 2025: Asian Indigenous Culture pada Kamis (23/10).

Dalam presentasinya, beliau menyoroti masalah global sampah plastik yang menjadi salah satu polutan paling persisten di dunia. Sebagian besar sampah plastik berakhir di tempat pembuangan akhir atau laut, mengancam ekosistem dan bahkan masuk ke rantai makanan manusia. Menurutnya, solusi atas masalah ini bisa ditemukan melalui pendekatan pertanian perkotaan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.

“Pertanian perkotaan mampu mengubah limbah plastik menjadi sumber daya bernilai, sekaligus mendukung ketahanan pangan masyarakat perkotaan,” jelasnya.

Ia memaparkan berbagai metode inovatif seperti vertical farming, container gardening, dan rooftop garden sebagai upaya memanfaatkan ruang terbatas di kota untuk produksi pangan. Selain itu, sistem hidroponik dan akuaponik juga disebut efektif dalam meningkatkan efisiensi sumber daya air dan nutrisi tanpa menggunakan tanah.

Lebih lanjut, konsep ini tidak hanya berdampak pada lingkungan, tetapi juga memberikan pemberdayaan sosial dan ekonomi bagi masyarakat, terutama bagi perempuan dan pemuda di daerah perkotaan. Melalui pemanfaatan limbah plastik sebagai pot atau wadah tanam, masyarakat dapat menghemat biaya, mengurangi sampah, dan memperoleh pasokan pangan segar dari kebun rumah sendiri.

“Pendekatan ini membentuk ekonomi sirkular — di mana sampah bukan lagi akhir dari proses, tetapi bagian dari sistem regeneratif yang bermanfaat,” tambahnya.

Gagasan yang diusung beliau sejalan dengan upaya global dalam mewujudkan keberlanjutan lingkungan, peningkatan kualitas udara perkotaan, serta pendidikan ekologi masyarakat.

Dengan inovasi tersebut, Unmuh Jember kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung mahasiswa yang berkontribusi nyata terhadap isu-isu lingkungan dan ketahanan pangan di tingkat Asia.

Mahasiswa Universiti Malaya Antusias Jajal Vest Multifungsi Buatan Mahasiswa Unmuh Jember

Suasana penuh semangat tampak di lingkungan Universitas Muhammadiyah (Unmuh) Jember, Kamis (23/10), saat para peserta Summer Camp 2025 dari Universiti Malaya, Malaysia, mengikuti berbagai kegiatan crafting yang diadakan di tiap fakultas. Kegiatan ini menjadi ajang pertukaran budaya dan kreativitas antara mahasiswa Unmuh Jember dan mahasiswa internasional.

Salah satu kegiatan yang menarik perhatian berlangsung di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB). Di fakultas ini, para peserta diajak mengenal produk inovatif hasil karya mahasiswa FEB berupa vest (rompi) yang unik karena dapat difungsikan ganda sebagai totebag. Desain yang estetik dan fungsional membuat produk ini tak hanya bernilai seni, tetapi juga memiliki nilai ekonomi yang tinggi.

Salah satu peserta dari Universiti Malaya, Nurun Nazwa, mengaku terkesan dengan hasil karya mahasiswa Unmuh Jember tersebut.

“Saya baru tahu ada produk semacam ini. Ini sangat unik karena bagus dan fungsinya tak cuma jadi tas saja,” ungkapnya dengan penuh kekaguman.

Nurun menambahkan bahwa kegiatan seperti ini memberikan inspirasi baru baginya. Ia bahkan berencana untuk mengembangkan ide serupa ketika kembali ke Malaysia.

“Insyaallah saya mau coba buat produk semacam ini di Malaysia, sebab ini sangat menarik,” ujarnya.

Kegiatan crafting di FEB Unmuh Jember ini tidak hanya menjadi ajang unjuk kreativitas mahasiswa, tetapi juga menjadi sarana memperkenalkan inovasi dan jiwa kewirausahaan yang ditanamkan di lingkungan kampus. Melalui kegiatan tersebut, mahasiswa dari luar negeri dapat melihat langsung bagaimana ide-ide sederhana dapat dikembangkan menjadi produk kreatif yang bernilai jual.

Melalui program Summer Camp 2025, Unmuh Jember berupaya memperluas jejaring internasional serta membuka ruang bagi pertukaran gagasan, budaya, dan inovasi antar mahasiswa lintas negara. Kegiatan seperti ini diharapkan dapat mempererat hubungan kerja sama antara Unmuh Jember dan Universiti Malaya di masa mendatang.

Summer Camp 2025: Kolaborasi Empat Kampus Bangun Jejaring Global di Unmuh Jember

Universitas Muhammadiyah Jember (Unmuh Jember) gelar kegiatan internasional bertajuk Summer Camp 2025: COCOA (Collaboration of Culture and Academic) di Aula Ahmad Zaenuri Unmuh Jember, pada Kamis (23/10/2025). Program ini mempertemukan mahasiswa dari berbagai universitas untuk merayakan semangat kolaborasi lintas negara dan memperkuat hubungan akademik antarperguruan tinggi.

Dalam sambutannya, Rektor Unmuh Jember, Dr. Hanafi, M.Pd., menegaskan bahwa kegiatan ini menjadi momentum penting untuk meningkatkan kualitas akademik dan jejaring antar universitas.

“Acara ini bukan hanya ajang pertukaran budaya, tetapi juga ruang kolaborasi nyata antarperguruan tinggi dalam bidang penelitian, pengabdian, dan pendidikan,” ujar Dr. Hanafi.

Empat universitas turut terlibat dalam pelaksanaan program ini, yakni Universiti Malaya, Universitas Muhammadiyah Jember, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, dan Universitas Muhammadiyah Surabaya.

Keempatnya menandatangani implementation agreement yang menegaskan kerja sama di bidang penelitian, pengabdian masyarakat, dan pertukaran budaya.

Sebanyak 42 mahasiswa dari Universiti Malaya mengikuti program ini dengan berbagai agenda menarik, mulai dari kegiatan Crafty (Creativity) yang memperkenalkan budaya lokal, kolaborasi pembelajaran Levi’s, penelitian bertema Insect, hingga program pengabdian masyarakat “In-Comes”. Tak ketinggalan, sesi Benchmarking antar universitas dan Culture Night akan menjadi puncak perayaan keberagaman budaya Indonesia dan Malaysia.

Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universiti Malaya, Prof. Nazri, mengungkapkan apresiasinya terhadap penyelenggaraan Summer Camp ini.

“Kami berharap kegiatan ini menjadi ruang belajar nyata bagi mahasiswa untuk memahami kolaborasi global, sekaligus menanamkan nilai kepedulian sosial lintas budaya,” tuturnya.

Melalui program internasionalisasi ini, Summer Camp 2025: COCOA menjadi bukti sinergi antarperguruan tinggi dalam membentuk generasi muda yang adaptif, kreatif, dan siap bersaing di tingkat global.

 

 

Rabu, 22 Oktober 2025

Seni Tapak Suci Warnai COCOA 2025: Tampilkan Jurus Resmi IPSI di Hadapan Mahasiswa Universiti Malaya

Suasana penuh semangat dan decak kagum terdengar di aula SMP Muhammadiyah 9 Watukebo ketika seorang siswa muda, Ataya Jaluaji, menampilkan seni bela diri Tapak Suci di hadapan mahasiswa Universiti Malaya (Malaysia) dalam rangkaian kegiatan Summer Camp 2025: COCOA (Colleagues Collaborative Actions).

Ataya, yang kini duduk di kelas 3 SD, tampil percaya diri memperagakan seni tunggal IPSI tangan kosong, sebuah jurus pakem resmi yang diakui oleh Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI). Meski masih belia, ia telah aktif berlatih sejak kelas 1 SD dan rutin mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Tapak Suci di lingkungan Muhammadiyah.

Dengan penuh konsentrasi dan teknik yang matang, Ataya memadukan ketegasan gerak dan keanggunan irama, menampilkan seni bela diri yang tidak hanya mencerminkan kekuatan fisik, tetapi juga kedisiplinan, pengendalian diri, dan nilai-nilai spiritual yang menjadi ciri khas Tapak Suci. Penampilan ini sekaligus menjadi sarana pengenalan budaya bela diri Indonesia kepada mahasiswa asing yang mengikuti program COCOA 2025.

“Jurus yang ditampilkan merupakan jurus resmi IPSI dan bagian dari budaya Indonesia. Melalui kegiatan ini, kami ingin memperkenalkan bahwa pencak silat tidak hanya olahraga, tetapi juga warisan budaya yang sarat nilai moral dan karakter,” ujar Setiyo Arif Purnomo Aji, pembina ekstrakurikuler Tapak Suci sekaligus guru PJOK SMP Muhammadiyah 9 Watukebo.

Selain telah mengikuti kejuaraan tingkat kabupaten (Kejurjab), Ataya juga tengah mempersiapkan diri untuk mengikuti kompetisi ME Confest 2025 di Sidoarjo, di mana ia akan menampilkan jurus yang berbeda. Bagi Setiyo, kesempatan tampil di hadapan mahasiswa luar negeri ini menjadi pengalaman berharga yang belum pernah terjadi sebelumnya.

“Senang sekali dan sangat bangga, ini first time kami menampilkan seni Tapak Suci di depan mahasiswa asing dari Malaysia. Anak-anak jadi lebih termotivasi untuk terus berlatih dan menjaga tradisi bela diri ini,” tambahnya dengan antusias.

Penampilan Tapak Suci di COCOA 2025 ini menjadi simbol kolaborasi budaya dan semangat internasionalisasi di lingkungan pendidikan Muhammadiyah. Mahasiswa Universiti Malaya terlihat antusias menyaksikan setiap gerakan, bahkan beberapa di antaranya mencoba menirukan jurus dasar yang diperagakan. Momen tersebut memperlihatkan bagaimana seni bela diri dapat menjadi jembatan antarbudaya — menyatukan semangat disiplin dan persaudaraan dalam gerak yang sama.

Melalui kegiatan ini, COCOA 2025 tidak hanya menjadi ruang akademik dan budaya, tetapi juga wahana pertukaran nilai-nilai universal seperti sportivitas, kebersamaan, dan rasa saling menghormati. Tapak Suci tampil bukan sekadar olahraga, tetapi sebagai ekspresi kebanggaan nasional yang menghubungkan Indonesia dan Malaysia dalam semangat persaudaraan yang sejati.

Mahasiswa Universiti Malaya Ikuti Pengenalan Tari Jember Kang Jembar di COCOA 2025


Suasana semarak mewarnai kegiatan Summer Camp 2025: COCOA (Colleagues Collaborative Actions) saat mahasiswa Universiti Malaya (Malaysia) mengikuti sesi pengenalan Tari Jember Kang Jembar di SMP Muhammadiyah 9 Watukebo, Kecamatan Ambulu. Kegiatan ini menjadi momen istimewa bagi peserta internasional untuk mengenal secara langsung kekayaan budaya lokal Jember melalui interaksi dan kolaborasi seni bersama pelajar Muhammadiyah.

Tari Jember Kang Jembar merupakan tarian khas daerah yang mencerminkan karakter masyarakat Jember yang terbuka, ramah, dan penuh semangat gotong royong. Diciptakan sebagai simbol identitas lokal, tarian ini mengandung filosofi “Jember kang jembar,” yang berarti Jember yang luas secara makna—sebuah wilayah yang menerima keberagaman sebagai kekuatan.

Dalam kegiatan tersebut, siswa dari ekstrakurikuler tari SMP Muhammadiyah 9 Watukebo menampilkan Tari Jember Kang Jembar di hadapan mahasiswa Universiti Malaya. Penampilan tersebut disambut dengan antusias, bahkan mahasiswa asing turut mempelajari beberapa gerakan dasar dan mencoba memahami makna di balik setiap gerak dan irama yang menggambarkan semangat masyarakat Jember.

Selain pertunjukan tari, kegiatan juga menampilkan ekstrakurikuler Tapak Suci dari MI Muhammadiyah 1 Watukebo. Kolaborasi antara seni tari dan bela diri ini menunjukkan kekayaan ekspresi budaya di lingkungan pendidikan Muhammadiyah sekaligus memperkuat nilai kedisiplinan dan karakter pelajar.

Menurut pembina kegiatan, keterlibatan mahasiswa Universiti Malaya dalam sesi ini memiliki makna yang penting dalam memperluas pemahaman lintas budaya dan memperkuat kebanggaan terhadap budaya lokal. Melalui program COCOA, pertukaran pengalaman antara peserta Indonesia dan Malaysia menjadi wujud nyata internasionalisasi pendidikan berbasis kebudayaan.

“Kegiatan ini membuka peluang besar untuk pembentukan pride dan internasionalisasi budaya. Ada kebanggaan tersendiri ketika budaya lokal Jember diperkenalkan kepada mahasiswa Universiti Malaya, dan mereka menunjukkan apresiasi yang tinggi terhadap kekayaan seni daerah kita,” ujar salah satu pembina ekstrakurikuler tari SMP Muhammadiyah 9 Watukebo.

Partisipasi mahasiswa Universiti Malaya tidak hanya memberikan warna internasional pada program COCOA, tetapi juga menjadi pengalaman berharga bagi mereka untuk mengenal kehidupan dan budaya masyarakat Jember secara langsung. Sebaliknya, bagi siswa-siswi Muhammadiyah, interaksi dengan peserta asing meningkatkan kepercayaan diri, semangat belajar, serta rasa bangga terhadap identitas budaya mereka sendiri.

Melalui pengenalan Tari Jember Kang Jembar dalam COCOA 2025, kegiatan ini membuktikan bahwa pertukaran budaya dapat menjadi sarana efektif untuk mempererat hubungan antarnegara dan memperluas wawasan peserta didik. Di bawah semangat kolaborasi, COCOA menjadi ruang pertemuan antara globalisasi dan kearifan lokal — di mana langkah-langkah tari menjadi simbol kebersamaan lintas bangsa. 

COCOA 2025: Dosen Fakultas Hukum Unmuh Jember Edukasi Siswa MI Muhammadiyah 1 Watukebo tentang Kekerasan di Dunia Pendidikan

Masih banyak anak-anak yang belum memahami secara menyeluruh bentuk kekerasan yang terjadi di dunia pendidikan. Hal tersebut mendorong Dr. Fina Rosalina, S.H., M.H., dosen Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Jember, untuk memberikan edukasi langsung kepada 15 siswa MI Muhammadiyah 1 Watukebo dan 5 mahasiswa asing dari Universiti Malaya (Malaysia) dalam rangkaian kegiatan Summer Camp 2025: COCOA (Colleagues Collaborative Actions) pada Rabu (22/10/2025).

Dalam sesi bertajuk “Kekerasan di Lingkungan Pendidikan,” Dr. Fina mengawali dengan menanyakan pemahaman peserta tentang kekerasan. Mayoritas siswa hanya menyebut bullying sebagai satu-satunya bentuk kekerasan yang mereka kenal. Dari situlah, Dr. Fina kemudian memperluas perspektif mereka bahwa kekerasan di dunia pendidikan bisa muncul dalam berbagai bentuk, mulai dari kekerasan verbal, fisik, emosional, hingga kekerasan seksual. Ia menegaskan pentingnya memahami isu ini sejak dini agar peserta didik mampu melindungi diri dan tidak menjadi korban.

“Sebagai akademisi, saya berharap anak-anak dapat memahami bentuk kekerasan sejak dini, sehingga mereka mampu menjaga diri dan tidak menjadi korban, terutama dalam konteks kekerasan seksual di dunia pendidikan,” ungkapnya.

Dalam pemaparannya, Dr. Fina memaparkan data dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) serta Komnas Perempuan tahun 2022 yang menunjukkan bahwa hampir 46,76 persen pelaku kekerasan di lingkungan pendidikan adalah guru atau tenaga pendidik. Angka tersebut, menurutnya, menandakan masih kuatnya relasi kuasa antara pendidik dan peserta didik yang sering kali disalahgunakan. Ia menjelaskan bahwa perbedaan mendasar antara tindakan disiplin edukatif dan kekerasan berbasis relasi kuasa terletak pada niat, konteks, dan dampaknya.

Pemukulan atau teguran dalam konteks mendidik dilakukan dengan kendali diri dan niat untuk menanamkan disiplin, sedangkan kekerasan terjadi ketika guru menggunakan otoritasnya untuk menghukum, mempermalukan, atau melampiaskan emosi. Dalam konteks hukum, tidak ada bentuk kekerasan fisik maupun verbal yang dapat dibenarkan atas nama pendidikan, karena semua tindakan tersebut masuk dalam kategori pelanggaran terhadap Undang-Undang Perlindungan Anak Nomor 35 Tahun 2014.

Lebih lanjut, Dr. Fina juga membahas karakteristik kekerasan seksual yang kerap muncul di lembaga pendidikan dan pesantren, mulai dari pelecehan verbal hingga pemaksaan perkawinan yang dibungkus dalih keagamaan atau bimbingan spiritual. Ia menjelaskan bahwa relasi kuasa yang tidak seimbang sering kali membuat korban merasa takut untuk melapor. Rasa khawatir akan kehilangan dukungan, takut mendapat stigma sosial, hingga tidak mengetahui mekanisme pelaporan menjadi hambatan besar bagi korban untuk mencari keadilan.

Melalui pendekatan edukatif yang sederhana dan dialogis, Dr. Fina mengajak para siswa untuk memahami perbedaan antara “dihukum” dan “dianiaya.” Sekolah, katanya, memang tempat belajar, bukan tempat menyakiti. Namun dalam proses pendidikan, ada kalanya siswa perlu dikoreksi atau diberi sanksi agar memahami batas perilaku yang benar. Permasalahan muncul ketika setiap bentuk ketegasan dianggap sebagai kekerasan, padahal tidak semua tindakan korektif bersifat abusif.

Pada bagian akhir kegiatan, Dr. Fina memberikan panduan praktis kepada siswa dan mahasiswa asing tentang bagaimana bersikap jika mengalami atau menyaksikan kekerasan di lingkungan pendidikan. Ia mengingatkan pentingnya segera bercerita kepada orang dewasa yang dipercaya, menggunakan jalur aman di sekolah, mendukung teman yang menjadi korban, serta melaporkan kejadian tersebut ke lembaga resmi yang berwenang. Pesan sederhana “Jangan diam, ceritakan dan laporkan” menjadi penekanan utama dalam sesi tersebut.

Kegiatan ini menjadi salah satu bentuk kontribusi nyata Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Jember dalam mendukung misi COCOA 2025—membangun kesadaran hukum dan keberanian moral sejak usia dini. Melalui pendekatan lintas budaya yang melibatkan mahasiswa Universiti Malaya, kegiatan ini juga memperluas ruang pembelajaran tentang perlindungan diri dan nilai-nilai kemanusiaan di ranah pendidikan.

“Harapannya, anak-anak dan mahasiswa asing yang hadir hari ini bisa membawa nilai-nilai perlindungan diri ke lingkungan masing-masing. Edukasi hukum tidak harus dimulai dari istilah rumit, tapi dari pemahaman sederhana tentang bagaimana menghargai dan melindungi sesama,” tutup Dr. Fina.

COCOA 2025: Dosen PGSD Unmuh Jember Kenalkan Tarian Sadeng kepada Mahasiswa Asing dan Siswa MI Muhammadiyah 1 Watukebo

Dalam rangkaian program Summer Camp 2025: COCOA (Colleagues Collaborative Actions) pada Rabu (22/10/2025), dosen Program Studi PGSD Universitas Muhammadiyah Jember, Sri Kantina, M.Pd, memperkenalkan Tarian Sadeng, kesenian khas Kabupaten Jember yang berasal dari Desa Grenden, Kecamatan Puger, kepada mahasiswa asing dan siswa MI Muhammadiyah 1 Watukebo, Kecamatan Ambulu.

Program COCOA 2025 mempertemukan mahasiswa dari Universitas Malaya (Malaysia) dan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (UMSIDA) dalam kolaborasi lintas budaya, riset, dan pengabdian masyarakat yang dilaksanakan di berbagai wilayah Jember.

Tarian Sadeng, yang mulai diperkenalkan ke publik pada tahun 2020, mengisahkan perang antara Kerajaan Majapahit dan Kerajaan Sadeng, kerajaan kecil yang dahulu berdiri di wilayah Puger. Melalui kegiatan ini, mahasiswa asing diajak untuk mengenal nilai sejarah, simbol perjuangan, dan makna budaya yang terkandung dalam tarian tradisional tersebut.

“Kegiatan ini bertujuan untuk melatih dan menumbuhkan kembali kecintaan terhadap kesenian lokal, sekaligus menjadi wadah bagi mahasiswa asing untuk belajar dan mengenal budaya Indonesia,” ujar Sri Kantina, M.Pd, dosen PGSD Unmuh Jember.


Sebanyak 15 siswa kelas 5 MI Muhammadiyah 1 Watukebo, 5 mahasiswa Universitas Malaya, dan 1 mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (UMSIDA) turut berpartisipasi dalam kegiatan pelatihan ini. Mereka tampak antusias mengikuti setiap gerakan tarian di bawah bimbingan langsung Sri Kantina, sambil mempelajari filosofi di balik kisah Tarian Sadeng.

Selain menjadi sarana belajar seni, kegiatan ini juga menjadi wadah akulturasi budaya antara mahasiswa asing dan masyarakat lokal. Mahasiswa Universitas Malaya berkesempatan memahami budaya Indonesia secara langsung, sementara siswa MI mendapatkan pengalaman berinteraksi dan belajar bersama peserta internasional.

“Harapannya, kegiatan ini menjadi bentuk akulturasi budaya. Teman-teman dari MI hingga mahasiswa Universitas Malaya dapat mengenal budaya Indonesia yang baru dikembangkan, dan membawanya sebagai pengalaman berharga lintas negara,” tambah Sri Kantina.

Melalui kegiatan ini, COCOA 2025 menegaskan komitmennya dalam membangun kolaborasi internasional berbasis budaya lokal, sejalan dengan semangat Universitas Muhammadiyah Jember dalam memperluas jejaring global tanpa meninggalkan akar budaya daerah.


Summer Camp 2025: COCOA Resmi Dimulai, Wadah Kolaborasi dan Pertukaran Budaya Internasional

Program Summer Camp 2025: COCOA (Colleagues Collaborative Actions) resmi dimulai di Modern Boarding School Watukebo, Kecamatan Ambulu, Jember. Kegiatan ini menjadi ajang kolaborasi internasional yang mempertemukan mahasiswa dari empat perguruan tinggi, yakni Universitas Muhammadiyah Jember, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, Universitas Muhammadiyah Surabaya, dan Universitas Malaya (Malaysia).

Dalam sambutan pembukaannya, Pimpinan Cabang Muhammadiyah Watukebo, Drs. Nur Wasit, menyampaikan rasa bangga atas terselenggaranya kegiatan berskala internasional tersebut. Ia menegaskan bahwa kehadiran mahasiswa asing di Watukebo menjadi momentum berharga untuk memperkenalkan lebih luas Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) yang berkembang di wilayah tersebut.

“Kesempatan ini tidak hanya menjadi ajang pembelajaran lintas budaya, tetapi juga memperkenalkan semangat dan kiprah Muhammadiyah di tingkat global,” ujarnya.

Program yang diikuti oleh 42 mahasiswa Universitas Malaya ini mengusung beragam agenda menarik, mulai dari pertukaran budaya antarnegara, pengenalan budaya lokal melalui program Crafty (Creativity), kolaborasi pembelajaran Levi’s, penelitian bertema Insect, hingga kegiatan pengabdian masyarakat bertajuk In-Comes.

Selain itu, Summer Camp 2025 juga menghadirkan sesi Benchmarking antar universitas serta Culture Night yang menampilkan keanekaragaman budaya Indonesia dan Malaysia. Melalui kegiatan ini, para peserta diharapkan dapat memperluas wawasan, memperkuat jejaring akademik, dan menumbuhkan semangat kolaborasi lintas negara.

Kepala LPPM Universitas Malaya, Prof. Nazri, menyampaikan apresiasi dan harapan agar program COCOA mampu memberikan pengalaman berharga bagi mahasiswa.

“Kami berharap kegiatan ini menjadi ruang belajar nyata bagi mahasiswa untuk memahami kolaborasi global, sekaligus menanamkan nilai kepedulian sosial lintas budaya,” tutur Prof. Nazri.

Melalui program internasionalisasi ini, Summer Camp 2025: COCOA menjadi bukti nyata sinergi perguruan tinggi dalam membangun generasi muda yang adaptif, kreatif, dan siap bersaing di tingkat global.

Kamis, 09 Oktober 2025

Dari Pesantren ke Kampus Bisnis: Santri SMK Madinatul Ulum Belajar Dunia Keuangan di Unmuh Jember

Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Muhammadiyah (Unmuh) Jember kembali menerima kunjungan dari siswa-siswi SMK Madinatul Ulum Jenggawah pada Kamis (9/10). Kunjungan ini bertujuan untuk memenuhi uji kompetensi siswa, khususnya bagi kelas XII jurusan Akuntansi, serta menambah wawasan dan pengalaman mereka tentang dunia kerja di bidang pasar modal, perbankan, dan perpajakan.

Sebanyak 98 peserta turut hadir dalam kegiatan ini, terdiri dari 35 siswi dan 33 siswa. Selama kunjungan, para peserta mendapatkan pengenalan langsung mengenai dunia perbankan, perpajakan, dan pasar modal melalui tiga kelompok studi mahasiswa FEB Unmuh Jember, yaitu Kelompok Studi Perpajakan, Kelompok Studi Perbankan, dan Kelompok Studi Pasar Modal.

Kegiatan ini mendapat pendampingan langsung dari Kepala Jurusan Akuntansi Keuangan Lembaga SMK Madinatul Ulum, Wiwin Andriansyah, S.Pd., Gr. Ia menjelaskan bahwa kegiatan tersebut merupakan bagian dari rangkaian Praktik Kerja Industri (Prakerin) yang disesuaikan dengan sistem pembelajaran di lingkungan pesantren.

“Ini termasuk rangkaian prakerin, karena di pondok tidak diperbolehkan untuk praktik kerja di luar seperti sekolah formal lainnya,” ujarnya.

Wiwin menambahkan, meskipun siswa tidak bisa mengikuti magang di luar pondok, kegiatan ini diharapkan dapat memberikan pengalaman yang setara dengan prakerin konvensional.

“Tujuan kami adalah memberikan kesempatan yang sama kepada siswa-siswi kami, meskipun berasal dari pondok pesantren. Kami ingin memastikan ilmu dan pengalaman yang mereka dapatkan tidak berbeda dengan sekolah lainnya,” lanjutnya.

Menariknya, ini merupakan kunjungan kedua SMK Madinatul Ulum ke Unmuh Jember dalam rangka pengembangan pembelajaran. Tahun sebelumnya, sekolah yang sama juga telah melaksanakan kegiatan serupa dan mendapatkan sambutan positif dari pihak fakultas.

Melalui kegiatan ini, FEB Unmuh Jember tidak hanya berperan sebagai institusi pendidikan tinggi, tetapi juga sebagai mitra pembelajaran bagi sekolah menengah kejuruan dalam menyiapkan generasi muda yang siap menghadapi dunia kerja, khususnya di bidang ekonomi dan bisnis.

Rabu, 01 Oktober 2025

Unmuh Jember dan Pangasinan State University Filipina Jalin Kolaborasi dalam ASEAN Culinary and Fashion Fusion

Universitas Muhammadiyah Jember (Unmuh Jember) terus memperkuat kiprahnya di kancah internasional melalui kolaborasi dengan Pangasinan State University (PSU), Filipina dalam ajang ASEAN Culinary and Fashion Fusion. Kegiatan ini diselenggarakan secara daring melalui Zoom pada Senin (29/9/2025), menghadirkan mahasiswa, akademisi, dan praktisi kreatif dari berbagai negara ASEAN untuk merayakan kekayaan kuliner dan fashion sebagai identitas budaya kawasan.

Kolaborasi antara Unmuh Jember dan PSU Filipina tidak hanya menampilkan kreativitas mahasiswa dalam bidang kuliner dan fashion, tetapi juga membuka ruang pertukaran pengetahuan, pengalaman, dan riset bersama. Hal ini sejalan dengan komitmen kedua universitas dalam mendukung pengembangan ekonomi kreatif sekaligus memperkuat diplomasi budaya melalui pendidikan tinggi.

PSU Filipina melihat kegiatan ini sebagai peluang emas untuk menjalin kolaborasi yang lebih erat dengan perguruan tinggi di Indonesia. Kolaborasi ini diharapkan dapat melahirkan inovasi di bidang kuliner dan fashion yang tidak hanya menonjolkan keunikan budaya masing-masing negara, tetapi juga memiliki daya saing global.

Keterlibatan Unmuh Jember dalam ASEAN Culinary and Fashion Fusion bersama PSU Filipina semakin mempertegas peran universitas sebagai pusat kreativitas, inovasi, dan diplomasi budaya. Dengan dukungan penuh sivitas akademika, kegiatan ini diharapkan menjadi pijakan baru bagi Unmuh Jember dalam memperluas jejaring internasional dan meningkatkan kontribusi nyata pendidikan tinggi dalam pembangunan ekonomi kreatif ASEAN.

Kamis, 04 September 2025

Unmuh Jember Jalin Forum Kerjasama Strategis dengan Pemkab Banyuwangi

    Universitas Muhammadiyah Jember (Unmuh Jember) melakukan kunjungan kerja ke Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi dalam rangka Forum Kerjasama Strategis, sebagai tindak lanjut Memorandum of Understanding (MoU) yang sebelumnya telah dijalin antara kedua belah pihak.

    Kunjungan yang berlangsung di Pendopo Pemkab Banyuwangi ini dipimpin langsung oleh Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unmuh Jember, Maheni Ika Sari, SE., MM., didampingi Wakil Rektor II, Sasmiyanto, Ners., S.Kep., M.Kep. Turut serta sejumlah dosen FEB, di antaranya Rendy Mirwan Aspirandi, SE., MSA., Dr. Trias Setyowati, SE., SH., MM., serta Dr. Budi Santoso, SE., MM., M.Akun.

    Dari pihak Pemkab Banyuwangi hadir Kepala BKPP, Ilzam Nuzuli, SE., M.Si., Sekretaris Bappeda, Budi Wahono, ST., serta Pejabat Fungsional Bidang Diklat BKPP, Wiwit. Pertemuan ini menjadi forum penting untuk memperkuat sinergi antara dunia akademik dengan pemerintah daerah.

    Forum Kerjasama Strategis tersebut menitikberatkan pada tiga program utama, yakni penguatan sumber daya manusia (SDM) bagi aparatur Pemkab Banyuwangi yang belum menempuh jenjang S1 maupun S2, peningkatan pengelolaan UMKM sebagai penggerak ekonomi lokal, serta kolaborasi penelitian dan pengabdian masyarakat di wilayah Banyuwangi.

    Wakil Rektor II Unmuh Jember, Sasmiyanto, menyampaikan bahwa forum ini menjadi wujud nyata komitmen perguruan tinggi dalam mendukung pembangunan daerah. “Unmuh Jember siap bersinergi dengan Pemkab Banyuwangi, baik dalam bidang pendidikan, penelitian, maupun pengabdian masyarakat, demi terciptanya pembangunan yang berkelanjutan,” ujarnya.

    Dengan adanya forum ini, diharapkan terbangun kerjasama yang lebih erat antara Unmuh Jember dan Pemkab Banyuwangi, tidak hanya dalam peningkatan kualitas pendidikan, tetapi juga dalam memperkuat sektor ekonomi serta pengembangan sumber daya manusia di daerah.

Selasa, 05 Agustus 2025

Mahasiswi Unmuh Jember Bawa Analisis Kritis Aplikasi Nafas ke Konferensi Internasional di Malaysia

 


Universitas Muhammadiyah Jember (Unmuh Jember) kembali menunjukkan kiprahnya di level internasional. Lima mahasiswi lintas program studi berkesempatan mewakili Indonesia dalam The 11th Theory and Technique International Aerosol Conference yang digelar pada Senin dan Selasa (4–5/8/2025) di Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM), Bangi. Keterlibatan ini merupakan bagian dari rangkaian KKN Internasional Kolaboratif Se-PTMA (Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah) yang bertujuan memperluas pengalaman akademik, sosial, dan kultural mahasiswa Muhammadiyah di luar negeri.

Di bawah bimbingan Dwimay Fawzy, S.I.Kom., M.Hsc., para mahasiswi mempresentasikan hasil penelitian dalam bentuk poster ilmiah berjudul “Techno-Optimism in Air Pollution Visualization: A Critical Analysis of the Nafas Application.” Karya ini menyoroti bagaimana aplikasi Nafas—platform pemantau kualitas udara di Indonesia—membangun narasi optimisme teknologi (techno-optimism) dalam menanggapi isu polusi udara.

Melalui pendekatan multimodal critical discourse analysis, penelitian ini mengkaji elemen visual seperti peta interaktif, dashboard kualitas udara, banner cerita, hingga blog dan notifikasi dalam aplikasi, serta elemen tekstual seperti artikel dan pesan pop-up. Temuan mereka menunjukkan bahwa Nafas menampilkan teknologi sebagai solusi utama dalam menghadapi ancaman lingkungan, dengan menempatkan pengguna individu sebagai aktor utama.

Secara visual, aplikasi ini menampilkan peta kualitas udara secara mencolok di tengah layar dengan warna-warna mencolok dan angka real-time yang membangun kesan urgensi. Ini memperkuat persepsi bahwa teknologi adalah alat penting dalam kehidupan sehari-hari untuk merespons risiko lingkungan. Namun di balik narasi ini, terselip kecenderungan untuk mengalihkan perhatian dari akar struktural persoalan polusi udara—seperti kebijakan publik dan tanggung jawab industri—dan justru mengarahkan tanggung jawab tersebut kepada individu.

Analisis ini juga mengungkap bagaimana udara bersih dikonstruksikan sebagai sebuah layanan atau komoditas yang dapat diperoleh secara privat, memperlihatkan kecenderungan komersialisasi isu lingkungan. Contoh konkret terlihat dalam gambar seorang pelari yang sedang beraktivitas di tengah kabut asap dengan tajuk “Your morning run is making you sick.” Visual ini tidak hanya menimbulkan rasa urgensi, tetapi juga memperkuat wacana bahwa permasalahan polusi adalah sesuatu yang harus diatasi sendiri oleh pengguna melalui teknologi, alih-alih melalui perubahan sistemik.

Kelima mahasiswi yang terlibat dalam penelitian ini adalah Putri Suci Fitriani (Ilmu Komunikasi), Dwi Vebby Ria Yuswantini (Teknik Lingkungan), Aryanti Nafasatuz Zukhli (Pendidikan Bahasa Inggris), Mazdalifah Hanuranda (Ekonomi Syariah), dan Tiara Aprilia Hapsari Pratikno Putri (Teknologi Industri Pertanian). Kolaborasi lintas disiplin ini menunjukkan pendekatan komprehensif dalam membaca fenomena digital yang berkaitan langsung dengan kesehatan masyarakat dan kebijakan lingkungan.

Partisipasi dalam konferensi ini menjadi bukti komitmen Unmuh Jember dalam mendukung Dikti Saintek Berdampak, sekaligus langkah konkret dalam mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045.

 

Selasa, 15 Juli 2025

Ke Banyuwangi, Rektor Selaraskan Program Unggulan bersama Pemkab.

    Universitas Muhammadiyah Jember (Unmuh Jember) menjalin sinergi strategis dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi di Pendopo Pelayanan Publik Pemkab Banyuwangi, Selasa (15/7).

    Pertemuan tersebut membahas kelanjutan dan pengembangan kerjasama antara kedua belah pihak. Beberapa program unggulan yang dirancang antara lain pemberian beasiswa, pelaksanaan program Kuliah Kerja Nyata (KKN), pembinaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), pengembangan sektor pertanian, serta penguatan kurikulum berbasis teknologi, coding dan Artificial Intelligence (AI).


    Kepala Dinas Kependidikan Banyuwangi, Suratno, S.Pd., M.M., menyampaikan bahwa sejumlah program tersebut merupakan bagian dari solusi atas berbagai tantangan yang tengah dihadapi Banyuwangi saat ini. Ia menekankan pentingnya keterlibatan mahasiswa dalam kehidupan sosial masyarakat.

    "Kami melihat mahasiswa sebagai agen perubahan yang mampu memberikan dampak positif ketika terjun langsung ke masyarakat, baik dalam sektor pendidikan, ekonomi, maupun teknologi," ujar Suratno.

    Sementara itu, Rektor Unmuh Jember, Dr. Hanafi, M.Pd., menyambut baik ajakan kolaborasi tersebut. Ia menegaskan kesiapan institusinya untuk mendukung penuh berbagai program pemerintah daerah yang sejalan dengan semangat pengabdian kepada masyarakat.

    "Kami akan melakukan kajian-kajian ilmiah untuk membantu mencari solusi atas permasalahan yang ada di Banyuwangi. Ini bagian dari tanggung jawab kami sebagai institusi pendidikan tinggi," jelas Dr. Hanafi.


    Beberapa pimpinan fakultas (Dekan) turut serta dalam pertemuan ini. Harapannya, bisa berkontribusi aktif  dari banyak lini seperti pertanian, hukum, teknik hingga kesehatan, ungkap Hanafi.

    Lebih lanjut, Suratno menambahkan bahwa Pemkab Banyuwangi juga akan memberikan dukungan finansial berupa uang pembinaan beasiswa bagi mahasiswa asal Banyuwangi yang sedang menempuh pendidikan di Unmuh Jember. Langkah ini diharapkan dapat memperkuat akses pendidikan tinggi bagi generasi muda daerah.


    Suratno menyebut bahwa kekuatan teknologi menjadi faktor kebangkitan SDM yang unggul. Dengan terbukanya masyarakat terhadap teknologi memperkuat timbulnya berbagai inovasi. Dalam hal ini, ia berharap kehadiran generasi muda dari Unmuh Jember dapat memberikan timbal balik dan arahan penggunaan teknologi kepada masyarakat di Banyuwangi.

    Kerjasama ini diharapkan menjadi langkah nyata dalam membangun SDM unggul yang adaptif terhadap perubahan zaman, serta menciptakan inovasi di berbagai sektor melalui pendekatan kolaboratif antara dunia pendidikan dan pemerintahan.

Connect