Mahasiswi Unmuh Jember Bawa Analisis Kritis Aplikasi Nafas ke Konferensi Internasional di Malaysia
Universitas Muhammadiyah Jember (Unmuh Jember) kembali
menunjukkan kiprahnya di level internasional. Lima mahasiswi lintas program
studi berkesempatan mewakili Indonesia dalam The 11th Theory and Technique
International Aerosol Conference yang digelar pada Senin dan Selasa (4–5/8/2025)
di Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM), Bangi. Keterlibatan ini merupakan
bagian dari rangkaian KKN Internasional Kolaboratif Se-PTMA (Perguruan Tinggi
Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah) yang bertujuan memperluas pengalaman akademik,
sosial, dan kultural mahasiswa Muhammadiyah di luar negeri.
Di bawah bimbingan Dwimay Fawzy, S.I.Kom., M.Hsc., para
mahasiswi mempresentasikan hasil penelitian dalam bentuk poster ilmiah berjudul
“Techno-Optimism in Air Pollution Visualization: A Critical Analysis of the
Nafas Application.” Karya ini menyoroti bagaimana aplikasi Nafas—platform
pemantau kualitas udara di Indonesia—membangun narasi optimisme teknologi (techno-optimism)
dalam menanggapi isu polusi udara.
Melalui pendekatan multimodal critical discourse analysis,
penelitian ini mengkaji elemen visual seperti peta interaktif, dashboard
kualitas udara, banner cerita, hingga blog dan notifikasi dalam aplikasi, serta
elemen tekstual seperti artikel dan pesan pop-up. Temuan mereka menunjukkan
bahwa Nafas menampilkan teknologi sebagai solusi utama dalam menghadapi ancaman
lingkungan, dengan menempatkan pengguna individu sebagai aktor utama.
Secara visual, aplikasi ini menampilkan peta kualitas udara
secara mencolok di tengah layar dengan warna-warna mencolok dan angka real-time
yang membangun kesan urgensi. Ini memperkuat persepsi bahwa teknologi adalah
alat penting dalam kehidupan sehari-hari untuk merespons risiko lingkungan.
Namun di balik narasi ini, terselip kecenderungan untuk mengalihkan perhatian
dari akar struktural persoalan polusi udara—seperti kebijakan publik dan
tanggung jawab industri—dan justru mengarahkan tanggung jawab tersebut kepada
individu.
Analisis ini juga mengungkap bagaimana udara bersih
dikonstruksikan sebagai sebuah layanan atau komoditas yang dapat diperoleh
secara privat, memperlihatkan kecenderungan komersialisasi isu lingkungan.
Contoh konkret terlihat dalam gambar seorang pelari yang sedang beraktivitas di
tengah kabut asap dengan tajuk “Your morning run is making you sick.” Visual
ini tidak hanya menimbulkan rasa urgensi, tetapi juga memperkuat wacana bahwa
permasalahan polusi adalah sesuatu yang harus diatasi sendiri oleh pengguna
melalui teknologi, alih-alih melalui perubahan sistemik.
Kelima mahasiswi yang terlibat dalam penelitian ini adalah
Putri Suci Fitriani (Ilmu Komunikasi), Dwi Vebby Ria Yuswantini (Teknik
Lingkungan), Aryanti Nafasatuz Zukhli (Pendidikan Bahasa Inggris), Mazdalifah
Hanuranda (Ekonomi Syariah), dan Tiara Aprilia Hapsari Pratikno Putri
(Teknologi Industri Pertanian). Kolaborasi lintas disiplin ini menunjukkan
pendekatan komprehensif dalam membaca fenomena digital yang berkaitan langsung
dengan kesehatan masyarakat dan kebijakan lingkungan.
Partisipasi dalam konferensi ini menjadi bukti komitmen Unmuh
Jember dalam mendukung Dikti Saintek Berdampak, sekaligus langkah
konkret dalam mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045.