Kamis, 18 Agustus 2022

Tim PPDM Unmuh Jember Bangkitkan Ekonomi Kreatif Kesehatan di Desa Tutul

 


Universitas Muhammadiyah Jember (Unmuh Jember) gelar acara, Pelatihan Coaching Clinic Desa Tutul Go Entrepreneurship pada Kamis (18/8/2022) di Aula Ahmad Zainuri. 

     Diselenggarakan oleh tim pelaksana Program Pengembangan Desa Mitra (PPDM) Unmuh Jember, kegiatan pelatihan ini merupakan pelatihan yang kelima kalinya pada tahun 2022. Selain itu, Desa Tutul ini merupakan mitra tim PPDM Unmuh Jember di tahun ketiganya. 

     Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk pengabdian dosen dan mahasiswa Unmuh JemberJember terhadap masyarakat. 

     Pelatihan Coaching Clinic Desa Tutul Go Entrepreneurship menghadirkan materi inkubasi bisnis, pemasaran digital, dan product food cost untuk masyarakat dan pelaku usaha Desa Tutul. 

     Dalam sambutannya, Diyan Indriyani MKep, Sp, Mat menyampaikan bahwa tujuan dari kegiatan pelatihan ini untuk mengedukasi pelaku wirausaha Desa Tutul untuk mengerti lebih tentang teknis pemasaran dan wirausaha. 

     "Alhamdulillah Desa Tutul setelah beberapa kali kami melakukan pelatihan, pelaku wirausaha terutama di bidang ekonomi kreatif kesehatan mulai meningkat, nah tujuan dari pelatihan yang kelima ini untuk mengedukasi agar pelaku wirausaha tersebut bisa memasarkan produknya, terutama mengingat saat ini eranya digital marketing." ujarnya. 

     Dirinya juga menekankan bahwa Desa Tutul memiliki potensi karena produk wirausaha masyarakatnya memiliki nilai jual yang berbeda, yaitu produk makanan sehat untuk beberapa penyakit kronis. 

     "kegiatan kita nyambung, pada tahun pertama kita mengedukasi agar masyarakat mampu mandiri untuk mengenal status kesehatannya, tahun keduanya kita membangun aplikasi website yang menjadi tempat informasi kesehatan, dan yang tahun ketiga ini akhirnya masyarakat Desa Tutul membangun ekonomi kreatif di bidang kesehatan, ini merupakan potensi untuk ekonomi Desa Tutul." ungkapnya. 

     Pelatihan ini dihadiri oleh Wakil Rektor Bidang Akademik Unmuh Jember, dalam sambutannya Dr Emy Kholifah MSi menekankan bahwa tugas seorang dosen dan mahasiswa selain melakukan penelitian, pengabdian juga menjadi kewajiban untuk Perguruan Tinggi. 

     Dirinya mengapresiasi tim PPDM Unmuh Jember yang konsisten mengabdi hingga di tahun ketiganya di Desa Tutul. 

     Selain memberikan pelatihan, pada kegiatan ini juga terdapat bazar wirausaha produk makanan sehat yang sudah diproduksi oleh masyarakat Desa Tutul. 

     Kepala Desa Tutul Ahmad Baidowi dalam sambutannya mengucapkan terima kasih kepada Unmuh Jember, melalui PPDM selama 3 tahun ini sudah melakukan pengabdian di Desa Tutul. 

     Dirinya juga menginformasikan bahwa ekonomi Desa Tutul juga banyak yang berangkat dari home industri, oleh karena itu dirinya berharap dengan adanya pelatihan mampu membangkitkan ekonomi masyarakat Desa Tutul. 

     "Masyarakat Desa Tutul ini banyak yang bergerak di bidang home industri, harapan saya setelah masyarakat mampu memproduksi produk makanan sehat, nanti Desa Tutul ini bisa menjadi semacam Desa produsen makanan sehatlah, sehingga masyarakat Jember yang mencari makanan sehat bisa langsung ke Desa Tutul." harapnya.

Senin, 15 Agustus 2022

UMKM BUDIDAYA JAMUR TIRAM DESA MRAWAN YANG MENGALAMI PENURUNAN



Desa Mrawan merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Mayang, Kabupaten Jember. Desa mrawan memiliki luas wilayah kurang lebih sekitar 1,279.55 Km2 yang terdiri dari 5 dusun, yaitu : Dusun Lengkong Barat, Lengkong Toko, Gumuk Suda, Rowo, dan Pringtali. Jumlah keseluruhan RT di Desa Mrawan sebanyak 56 RT, sedangkan untuk jumlah RW sebanyak 18 RW. Dengan kondisi wilayah masih tersebut dominan dipenuhi oleh lahan panen, diikuti dengan mayoritas mata pencaharian masyarakat Desa Mrawan adalah petani dan perkebunan.


Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kolaborasi yang diselenggarakan oleh 13 Universitas se-Jember yang saling berkolaborasi memiliki tujuan, selain sebagai sarana untuk memenuhi standarisasi kurikulum yang sudah diprogram oleh pihak universitas, KKN Kolaborasi juga

memiliki tujuan memberikan sebuah pengalaman secara langsung kepada mahasiswa bagaimana bekerja langsung terjun ke masyarakat. Selama masa KKN, mahasiswa diberikan tugas untuk membantu, merangkul, serta mengayomi masyarat di desa yang masih belum berkembang. Dengan bermodalkan pengetahuan dan pemahaman yang telah diberikan sebelum pelaksanaan KKN. Selain mendapatkan tugas dari pihak Pemerintahan Kabupaten Jember, disini mahasiswa diwajibkan untuk membuat sebuah program kerja yang akan dilaksanakan dalam kurun waktu kurang lebih 35 hari, program kerja ini disusun dengan berdasarkan analisis mahasiswa dari hasil survey kondisi desa tersebut dengan pendampingan dari pihak Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) yang akan memberikan arahan terhadap tugas – tugas yang dilaksanakan oleh mahasiswa terhadap desa yang dituju.

UMKM Budidaya Jamur Tiram di Desa Mrawan yang dikelola langsung oleh Bapak Nafi Indra Kurniawan, atau biasa dipanggil Bapak Nipi. Budidaya tersebut telah berdiri sejak tahun 2010, pada awalnya beliau bekerja di kebun area sekitar rumahnya. Dikarenakan pada saat itu, budidaya jamur sedang naik-naiknya, akhirnya beliau memutuskan untuk mulai belajar budidaya jamur tiram dan akhirnya pada tahun 2010, beliau memulai UMKM jamur tiramnya sendiri.

Namun, sejak awal wabah Covid-19 sampai sekarang budidaya jamur tiram Pak Nipi masih terus mengalami penurunan. Selain dikarenakan semua lini usaha mengalami masa sulit selama

Covid-19, penyebab utama penurunan budidaya jamur tiram beliau adalah mahalnya harga bahan baku, sehingga meningkatnya harga produksi dari janur tiram tersebut. Namun, harga pasar dari jamur tiram sendiri masih ditempat yang sama sehingga penghasilan yang didapatkan menurun secara drastis. Hal itu juga mengakibatkan pekerja budidaya jamur tiram memutuskan untuk berhenti dikarenakan dampak dari naiknya harga produksi serta harga pasar jamur tiram yang masih sama menyebabkan pendapatan dari pekerja menurun. Selain masalah harga produksi yang semakin mahal, munculnya hama gurem dan tikus yang masih sulit untuk ditanggulangi dan sangat mempengaruhi produktivitas budidaya jamur tiram milik Pak Napi. Sampai saat ini, beliau masih berupaya untuk menangani hama tersebut.

KKN Kolaboratif Kelompok 102 Turut Serta Mensukseskan Program Vaksinasi PMK di Desa Sukoreno Kecamatan Umbulsari Kabupaten Jember

Kelompok 102 KKN Kolaboratif merupakan kelompok KKN gabungan dari Universitas Jember dan Universitas Muhammadiyah Jember yang terdiri dari lima mahasiswa Universitas Jember dan empat mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jember.  Kelompok ini memiliki latar belakang pendidikan yang berbeda antara lain Teknik Lingkungan, Pertanian, Ilmu Keguruan, Ilmu Komputer, dan Administrasi Bisnis. Kelompok 102 didampingi oleh seorang Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) bernama A Munir S.,Th.I,.MA.,CPHCM.,CSF.,AWP. Kelompok 102 diterjunkan di Desa Sukoreno, Kecamatan Umbulsari, Kabupaten Jember. Desa Sukoreno merupakan salah satu desa yang hingga saat ini melakukan upaya dalam penanggulangan Penyakit Mulut dan Kuku pada hewan ternak seperti sapi.

Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) merupakan penyakit menular yang menjangkit hewan ternak seperti sapi. Sapi terjangkit PMK diakibatkan oleh infeksi virus tipe A dari famili Picornaviridae, genus Apthovirus. PMK bersifat menular pada hewan ternak. Penularan ini dapat terjadi melalui perantara yang dapat berupa angin. Selain itu, makhluk hidup dan tak hidup yang berkontak dengan virus tersebut juga dapat menjadi perantara penularan virus pada hewan ternak. Ciri umum yang mudah untuk dijumpai pada hewan ternak yang telah terinveksi PMK antara lain mengalami demam, menggigil, hingga kehilangan nafsu makan, produksi air liur yang berlebihan, ada luka pada bagian lidah dan kuku.

Penyakit PMK mulai mewabah di beberapa daerah sejak beberapa bulan yang lalu. Salah satu daerah yang terjangkit penyakit tersebut yaitu Desa Sukoreno, Kecamatan Umbulsari, Kabupaten Jember. Desa Sukoreno tergolong kedalam desa yang penduduknya sebagian besar beternak selain bertani, sehingga sampai saat ini para peternak yang difasilitasi pihak desa masih terus melakukan upaya untuk menanggulangi PMK. Akibat terjangkitnya hewan ternak khususnya sapi, para peternak di Desa Sukoreno mengalami kerugian karena hewan ternak yang mati dan berdampak pada perekonomian peternak.

Pada permasalahan yang terjadi ini peranan pihak desa sangat diperlukan dalam menangani wabah tersebut. Pengendalian PMK sebelumnya dilakukan dengan pengetahuan peternak yang terbatas sehingga dirasa kurang maksimal. Salah satu upaya yang dilakukan pihak desa yaitu pemberian vaksin PMK kepada sapi para peternak. Pemberian vaksin dilakukan setelah kondisi vaksin membaik hal ini dapat dilihat dari nafsu makan sapi yang meningkat.

Pemberian vaksin pertama di Desa Sukoreno baru dilakukan pada tanggal 26 Juli 2022 oleh Puskeswan yang didampingi pihak desa dan dibantu oleh mahasiswa KKN Kolaboratif Kelompok 102 dan kelompok KKN perguruan tinggi lain. Vaksinasi dilakukan pada Dusun Krajan Kidul dimana target vaksin yang diberikan sebanyak 300 ekor sapi. Adanya vaksinasi PMK ini diharapkan dapat mencegah serta mengurangi penularan penyakit menular kuku dan mulut pada hewan ternak khususnya sapi di Desa Sukoreno.

Pemberdayaan dalam Upaya Perbaiki Gizi (Stunting) Desa Curah Malang oleh UPTD Puskesmas Nogosari

  


UTPD PUSKESMAS NOGOSARI bersama Pemerintah Desa (Pemdes) Curahmalang mengadakan sosialisasi Pemberdayaan Masyarakat dalam upaya perbaikan Gizi (Cegah Stunting) dan perilaku hidup bersih dan sehat di balai Desa Curahmalang, Kamis (28/7)

     Dalam kegiatan ini dihadiri oleh Kades, perangkat, BPD Desa Curahmalang, kader, Toga, Tomas, dan pihak polsek Rambipuji serta Mahasiswa/i KKN KOLABORASI Pemkab Jember.

     Tujuan dari kegaiatan ini UPTD Puskesmas Nogosari mensosialisasikan pentingnya bagi kita semua untuk mencegah STUNTING dan meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat di Desa Curahmalang serta pentingnya untuk mensosialisasikan kembali pada posyandu yang di selenggarakan pada masing-masing dusun yang diselenggarakan 1 bulan sekali, karna pada desa curahmalang kasus STUNTING kurang diperhatikan dalam lingkup masyarakat. Pemdes dan Puskesmas Nogosari harus dengan serius untuk memerangi STUNTING bersama-sama dengan cara sosialisasi kepada masyarakat dan juga dalam kegiatan POSYANDU.

Kerupuk THR Menjadi Salah Satu UMKM Keunggulan Balung Kulon

 


UMKM merupakan salah satu sektor perekonomian yang dimiliki oleh perorangan yang telah memenuhi kriteria usaha. Salah satu UMKM yang dikembangkan di Desa Balung Kulon adalah UMKM Kerupuk THR.

UMKM Kerupuk THR tersebut salah satunya berada di Dusun Krajan Lor di Desa Balung Kulon Kec. Balung Kab. Jember. Produksi Kerupuk THR ini dimiliki perseorangan dan dikelola oleh anggota keluarganya sendiri.

 

Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh Mahasiswa KKN Kolaboratif, diketahui bahwa UMKM di Dusun Krajan Lor, Desa Balung Kulon memiliki potensi yang cukup besar karena menjadi salah satu UMKM yang memasarkan produknya tidak hanya di wilayah Jember tetapi juga di luar jember, bahkan sampai dipasarkan keluar pulau Jawa.

 

Namun untuk mengembangkan potensi ini terdapat kendala. Salah satu kendala untuk mengembangkan potensi ini adalah ekspedisi. Hal tersebut dikarenakan biaya ongkir yang terlalu mahal dan kerusakan pada produk saat proses pengiriman.

Dari kendala UMKM tersebut, Mahasiswa KKN Kolaboratif memiliki inovasi yang dapat dikembangkan oleh pemilik. Salah satu inovasi yang dapat dikembangkan terkait pemasaran yaitu dengan membuat platform e-commerce dan pembuatan logo usaha yang diharapkan dapat menarik semakin banyak pembeli. Untuk pendistribusian, Mahasiswa KKN Kolaboratif memberikan inovasi berupa pengemasan yang lebih aman.


Mahasiswa KKN Kolaboratif Kelompok 97 ini terdiri dari 10 orang gabungan dari beberapa   Perguruan Tinggi di Jember.

PEMANFAATAN POTENSI BAMBU UNTUK MEMBUAT ANYAMAN (TOMPO), KUNJUNGAN UMKM MAHASISWA KKN KOLABORASI KELOMPOK 38 DI DESA KARANGANYAR, DUSUN SUMBERAN,



Gabungan Mahasiswa Kolaboratif KKN dengan 13 PTN "diterjunkan" didesa - desa. Pengertian dari Kuliah Kerja Nyata (KKN) ini adalah bentuk kegiatan pengabdian kepada masyarakat oleh mahasiswa dengan pendekatan lintas keilmuan dan sektoral pada waktu dan daerah tertentu di Indonesia. KKN yang dilakukan kelompok 38 pada desa Karanganyar Jember ini bertujuan untuk menemukan potensi, permasalahan dan pendataan BLT. Dari beragam potensi yang dimiliki oleh desa Karanganyar didusun sumberan salah satunya adalah penganyaman bambu (tompo). 

Wanita bertubuh subur itu, Ibu Sutina sudah 44 tahun menggeluti usaha kerajinan bambu, salah satunya yaitu tompo. Penganyaman bambu (tompo) adalah perabotan rumah tangga pada zaman dahulu. Tompo ini bisa juga disebut sebagai kerajinan tangan karena cara pembuatannya menggunakan keahlian tangan. Bahan yang digunakan adalah bambu yang sudah dibelah tipis lalu dianyam dan dirangkai. Tompo dari anyaman bambu ini banyak dijumpai dijawa timur terutama di kabupaten jember. Tidak sedikit orang jawa masih menggunakannya pada zaman yang sudah modern ini. Tompo ini digunakan sebagai tempat beras, nasi atau bahan-bahan makanan didapur.

Ketekunan Ibu Sutina patut dicontoh. Bahan baku pun memanfaatkan bambu milik pribadi. Kini dia mampu menghasilkan 40 buah tompo dalam 1 minggu. Harga harga tompo Ibu Sutina amat variatif. Menurut wawancara kelompok KKN 38 " Tompo ini dijual tergantung besar kecilnya misal tompo yang berukuran paling kecil dengan harga Rp 2.500 sedangkan ukuran yang paling besar dengan harga Rp 25.000" -Ibu Sutina

Peralatan yang dipakai juga sangat sederhana. Seperti pisau dan parang aneka bentuk, palu, dan bar. Namun kecermatan manyayat dan merangkai bahan baku sangat menentukan kualitas produk. Keterampilan yang dimiliki oleh ibu sutina berasal dari pengalaman menganyam dari umur 12 tahun sampai saat ini. 

 

Ibu Sutina juga banyak menerima order pembuatan tompo. Lazim digunakan pada acara syukuran. Selain itu dalam hal pemasaran Ibu Sutinah memasarkan tomponya langsung ke pengepul tompo dengan cara dijemput kerumahnya. 

EDUKASI KESEHATAN GIGI DAN MULUT UNTUK ANAK USIA DINI MELALUI KKN KOLABORATIF

 

Mengingat prevalensi karies gigi yang tinggi di Indonesia dan masih minimnya edukasi kesehatan gigi dan mulut, Kelompok KKN Kolaboratif 229 Kelurahan Kaliwates melaksanakan kegiatan edukasi kesehatan gigi dan mulut untuk anak usia dini. Edukasi ini dilakukan pada hari ke-6 kegiatan KKN dengan tujuan memberikan penyuluhan serta meningkatkan kesadaran anak-anak akan pentingnya kesehatan gigi dan mulut dengan memberikan pengetahuan mengenai cara menggosok gigi yang benar dan di waktu yang tepat. Kegiatan ini dilaksanakan bertempat di TK IT Al-Azhar, Kaliwates, Jumat (29/7)

     Setelah melakukan serangkaian koordinasi bersama Lurah Kaliwates, Athur Robby Tantra dan Ketua Perkumpulan Rukun Warga (RW), Zaenul Hadi, mahasiswa KKN Kolaboratif memulai program kerja ini dengan observasi pada TK IT Al-Azhar untuk melihat kondisi secara langsung dan persiapan edukasi. Pihak sekolah atau yayasan sangat terbuka dengan program kerja yang diusulkan sehingga terbentuk sinergi yang baik antara mahasiswa, sekolah, dan pemerintah kelurahan. "Kegiatan edukasi kesehatan gigi dan mulut oleh mahasiswa KKN Kolaboratif ini sangat membantu anak-anak dalam menyadarkan pentingnya menggosok gigi dengan benar dan di waktu yang tepat", Ibu Sri (Guru TK IT Al-Azhar).

     Kegiatan edukasi kesehatan gigi dan mulut dilaksanakan oleh Kelompok KKN Kolaboratif 229 Kaliwates dengan dibantu oleh guru-guru pada TK IT Al-Azhar. Edukasi ini diikuti oleh seluruh murid TK IT Al-Azhar dengan penuh antusias. Selain memberikan materi mengenai kesehatan gigi dan mulut, kegiatan edukasi ini juga menyampaikan pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat dengan materi cara mencuci tangan yang benar.

     Dengan dilaksanakannya program Edukasi Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak Usia Dini, diharapkan anak-anak dapat memiliki kesadaran yang tinggi akan pentingnya menggosok gigi dengan benar dan di waktu yang tepat.

Connect