Kamis, 14 Maret 2024

KERAJINAN HAND DRUM DESA LANGKAP, BANGSALSARI TEMBUS PASAR EKSPOR

Hari Jum’at, 2 Maret 2024 kelompok 06 KKN Tematik Universitas Muhammadiyah Jember melakukan kunjungan ke salah satu UMKM di Desa Langkap, Bangsalsari yang dinahkodai oleh Bapak Kepala Dusun Maksum. Kunjungan tersebut bertempat pada Home Industri Kerajinan Hand drum yang beralamat di Dusun Krajan, Desa Langkap, Kec. Bangsalsari, Kab. Jember. Kegiatan ini diawali dengan mencari informasi mengenai usaha Hand drum. Pemilik usaha UMKM Hand drum memberikan pemaparan singkat tentang sejarah berdirinya, proses produksi, bahan-bahan apa saja yang digunakan, serta teknik pemasaran yang dilakukan.

“Usaha ini bermula dari ayah saya yang menjadi karyawan kerajinan di sebuah toko di Bali, setelah beliau meninggal saya meneruskan usaha kerajinan Hand drum ini.” ujar pemilik usaha Home Industri Hand drum di Desa Bangsalsari, Bapak Sefi Hariyanto. Dirintis pada tahun 2007, kurang lebih 12 tahun mereka menekuni usaha ini. Tercatat dari awal berdiri hingga saat ini Home Industri Hand drum sudah memiliki tenaga kerja sebanyak kurang lebih 12 orang. Bahan baku utama yang digunakan adalah kulit kambing yang didapatkan dari supplier kulit dari kota Solo dan kota Blitar. Adapun bahan pendukung lainnya adalah pipa PVC, kayu untuk pegangan, dan kayu kopi sebagai alat pemukul untuk menciptakan suara pada Hand drum.

Usaha Home Industri Hand drum ini memproduksi barang setiap hari, jumlah setiap produksi sekitar 1.000 – 3.000 pcs. Proses awal yang mereka lakukan untuk pembuatan Hand drum ini dengan memotong kulit dan paralon sesuai dengan ukuran pesanan. Ukuranya sendiri beragam, untuk ukuran yang kecil mulai dari 2 – 6 dim sedangkan untuk ukuran yang besar mulai dari 20 – 50 cm. Setelah proses pemotongan, kulit-kulit tersebut akan di setorkan kepada masing-masing tenaga kerja untuk dilakukan proses penjahitan. Masing-masing tenaga kerja memproduksi sekitar 200 pcs kulit. Selanjutnya adalah proses pewarnaan, setiap desain itu sudah disesuaikan dengan orderan masing-masing konsumen. Sentuhan terakhir adalah finishing dimana para pekerja melakukan kontrol kualitas untuk setiap item produk Hand dru, sebelum produk disetorkan kepada pihak pengiriman.

Adapun modal awal yang mereka keluarkan kurang lebih Rp 800.000,00. Mereka menjual produk Hand drum ukuran kecil dengan harga ecer Rp. 35.000,00 / pcs untuk bermotif, sedangkan tanpa motif Rp 30.000,00 / pcs. Dan mereka juga menyediakan harga grosir untuk para reseller dengan harga Rp 9.500,00 / pcs untuk bermotif, sedangkan untuk Hand drum tidak bermotif Rp 4.200,00 / pcs. Selain itu, mereka juga menjual dengan berbagai macam ukuran sesuai dengan permintaan customer dengan harga yang berbeda. Dengan harga jual tersebut mereka mendapat keuntungan bersih sebesar Rp 6.000.000,00 / bulan.

Banyaknya permintaan Hand drum ditujukan untuk memenuhi pesanan aksesoris dan souvenir dari konsumen. Pesanan tersebut diproduksi setiap hari, baik dari ukuran besar maupun kecil. Pemasaran produk Usaha Home Industri Hand drum tidak hanya berkonsentrasi pada pasar lokal, namun pengusaha Hand drum berani menjangkau ranah pasar Internasional. “Penjualan Hand drum mencapai 2.000 – 5.000 pcs untuk pasar dalam Negeri, dan lebih dari 10.000 pcs untuk pasar luar Negeri” demikian keterangan dari Bapak Sefi Hariyanto pemilik Home Industri Hand drum di Desa Langkap dusun Krajan, Bangsalsari. Home Industri Hand drum ini bekerja sama dengan artshop dalam penjualan dan Kargo untuk proses pengirimannya. Konsumen Internasional mereka sudah ada di beberapa Negara seperti Afrika, Amerika, China, Kanada, Turki, Inggris, Jerman, Singapura, Hawai. Dan Inggris merupakan konsumen yang paling banyak membeli produk dari Home Industri Hand drum.

PENINGKATAN RESILIENSI MELALUI INOVASI DAN STRATEGI UMKM CEMILAN BIJI KARET PASCA PANDEMI

Jember, 29  Februari 2024,Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)  merupakan salah satu penyumbang ekonomi terbesar di Indonesia. Maka tidak heran, penguatan UMKM menjadi penting untuk digencarkan. Sayangnya, pandemi cukup memberikan dampak negatif yang signifikan bagi menurunnya pendapatan para UMKM. Oleh karena itu, Universitas Muhammadiyah Jember bersama dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat yang berperan sebagai lembaga akademisi memberikan sumbangsihnya dalam meningkatkan UMKM pasca pandemi melalui kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN).

Bersama KKN Kelompok 03 Tisnogambar, Bangsalsari, Jember, program peningkatan UMKM pasca pandemi, kelompok  mencoba untuk merealisasikan peningkatan tersebut melalui pendampingan, pembuatan legalitas Nomor Induk Berusaha (NIB), dan Sertifikasi Halal, yang mana kegiatan ini didukung penuh oleh. Kepala Desa Tisnogambar, Bapak Muhari, dimana beliau menyatakan bahwasanya “UMKM pasca pandemi cukup terdampak, sehingga perlu peran mahasiswa dan perguruan tinggi untuk mengatasi UMKM yang cukup terdampak”.

Sebelum kegiatan pendampingan dilakukan, kelompok melakukan survey lokasi, pembuatan produksi, hingga distribusi para UMKM. Menariknya, beberapa UMKM yang ada di Desa Tisnogambar banyak memanfaatkan potensi alam desa, salah satunya limbah pohon karet, yakni biji karet yang jarang dimanfaatkan oleh masyarakat. Dengan kreativitas UMKM, limbah biji karet diubah menjadi camilan biji karet yang enak dan murah.

Ibu Sujana merupakan salah satu warga Desa Tisnogambar di Dusun Jatisari yang memanfaatkan limbah biji karet menjadi suatu camilan. Ibu Sujana menjadi salah satu UMKM yang terdampak pandemi. Namun, Ibu Sujana menjadi salah satu warga yang masih tetap mempertahankan usaha biji karet hingga saat ini. Tantangan yang dialami Ibu Sujana adalah cuaca yang tidak menentu sehingga hal ini berpengaruh pada hasil panen biji karet. Setelah kelompok kami melakukan survey, kelompok kami juga ikut serta dalam proses pengolahan biji karet.  

Usaha milik Ibu Sujana memiliki potensi yang dapat dikembangkan. Salah satu langkah kunci yang diambil adalah pembuatan NIB serta Sertifikasi Halal untuk UMKM biji karet Desa Tisnogambar. NIB ini memberikan dasar hukum yang jelas dan memungkinkan UMKM untuk lebih mudah mengakses dukungan pemerintah, mendapatkan kepercayaan konsumen, dan terlibat dalam transaksi bisnis secara resmi. Untuk memastikan produk-produk UMKM di Desa Tisnogambar memenuhi standar kehalalan, inisiatif sertifikasi halal dilaksanakan. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan konsumen terutama dalam pasar yang semakin memperhatikan aspek kehalalan produk.

Artikel ini menggarisbawahi pentingnya langkah-langkah proaktif seperti survey, pembuatan NIB, dan sertifikasi halal dalam meningkatkan keberlanjutan UMKM di tingkat lokal. Melalui kolaborasi yang kuat antara pemerintah dan pelaku usaha di Desa Tisnogambar menunjukkan bahwa pendekatan ini bukan hanya membantu UMKM tetapi juga berkontribusi pada pembangunan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh.

MAJAPAHIT TERPELIHARA: KEGIATAN KOLABORASI MAHASISWA KKN UNMUH JEMBER DAN UIN KHAS JEMBER DI SITUS BETENG DESA SIDOMEKAR SEMBORO

Jember – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas Muhammadiyah Jember (UNMUH Jember) dan Universitas Islam Negeri (UIN) Khas Jember telah bergabung untuk memulai proyek pemeliharaan situs bersejarah yang terletak di Desa Sidomekar Semboro. Situs yang menjadi fokus perhatian mereka adalah Beteng Peninggalan Majapahit, sebuah peninggalan bersejarah yang memiliki nilai kultural yang tinggi bagi masyarakat lokal.

Situs Beteng ini awalnya ditemukan pada tahun 1974. Berdasarkan juru kunci, yaitu Bapak Arif Saifudin beteng ini ditemukan oleh seorang pemuda bernama Ahmad Salam di tengah hutan dengan tinggi bangunan 2,5 meter. Bangunan ini merupakan peninggalan Raja Brawijaya V keturunan dari Kerajaan Majapahit. Situs ini dinamakan “Beteng” karena adanya perang dan Raden Patah melarikan diri ke arah Desa Semboro dan mendirikan Beteng di Desa Sidomekar.

Pada malam 1 suro, situs “Mbah Beteng” ini digunakan untuk pagelaran wayang kulit. Setiap malam Jumat legi, Jumat kliwon dan Selasa kliwon terdapat kegiatan ritual bersama yang biasa dilakukan oleh masyarakat Desa Sidomekar juga masyarakat dari luar desa.

Situs “Mbah Beteng” pernah menjadi objek wisata, namun hanya berjalan selama lima bulan. Hal tersebut dikarenakan situs “Mbah Beteng” yang kurang pemeliharaan. Oleh karena itu, perangkat desa Sidomekar kembali berupaya agar situs “Mbah Beteng” menjadi objek wisata kembali sehingga dilakukan kegiatan rutin pemeliharaan situs.

Pada hari Sabtu, 2 Maret 2024 kelompok mahasiswa KKN Unmuh Jember dan UIN Khas Jember melakukan kegiatan kolaborasi kerja bakti bersama  masyarakat sekitar. Kerja bakti gersebut dilaksanakan dalam rangka pemeliharaan situs “Mbah Beteng”. Kegiatan kerja bakti di situs “Mbah Beteng” dimulai pukul 07.00-10.00 WIB dengan agenda membersihkan halaman situs yang banyak ditumbuhi rumput liar.  

Kegiatan kebersihan ini memang secara rutin dilaksanakan oleh masyarakat dan perangkat desa beserta relawan sekitar di desa Sidomekar, Kecamatan Semboro untuk menjaga kebersihan dan mencegah tumbuhnya rumput liar.  Berdasarkan koordinator desa KKN Unmuh Jember kegiatan ini diikuti untuk menjaga situs peninggalan selain itu, kegiatan tersebut sebagai wadah bersosialisasi dengan masyarakat sekitar.   


Lakukan Aksi Nyata Melalui Kerja Bakti, Mahasiswa KKN Universitas Muhammadiyah Jember Gandeng Pemerintah Desa Sukorejo, PLN, dan Dinas Pekerjaan Umum Kecamatan Bangsalsari

Sukorejo, sejumlah mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jember yang tergabung dalam Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Periode I Kelompok 22, melakukan aksi nyata kerja bakti di Dusun Tegal Gebang dan Karang Semanding Desa Sukorejo Kecamatan Bangsalsari Kabupaten Jember pada Rabu, 28 Februari 2024. Kegiatan dimulai pukul 08.00-11.00 WIB dengan tujuan mengurasi sampah serta menggalakkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan sekitar supaya tetap bersih dan aman.

Tidak hanya membersihkan lingkungan, mahasiswa juga bekerjasama dengan pihak terkait untuk mencegah adanya banjir dan pemadaman menjelang Ramadhan. Mengingat banyaknya pohon rimbun dan aliran sungai yang tidak lancar, segenap mahasiswa KKN, Pemerintah Desa Sukerejo, PLN, Dinas Pekerjaan Umum, dan masyarakat setempat bahu-membahu memangkas dahan pohon yang mengganggu aliran listrik serta membersihkan sungai yang tersumbat.

“Ini merupakan kegiatan yang sangat penting dan berdampak positif bagi masyarakat. Dengan kedatangan adik-adik KKN ini, kami merasa sangat terbantu terutama dalam meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mejaga lingkungan supaya tetap bersih. Semoga kegiatan ini dapat diteruskan oleh masyarakat kami”, ucap Kepala Desa Sukorejo Ibu Luluk Novita.

Mahasiswa KKN juga mengajak masyarakat Desa Sukorejo untuk menjaga kebersihan lingkungan demi kesehatan dan keamanan bersama. “Kegiatan seperti inilah yang dibutuhkan masyarakat, kami mengucapkan terima kasih kepada mahasiswa KKN telah dibantu sehingga pada saat Ramadhan tidak ada pemadaman, banjir, dan sampah yang berserakan”, tutup Kepala Dusun Bapak Rosyid di akhir wawancara.


Pelaksanaan Posyandu¬ “Melati 2” di RW 05 Dusun Krajan Desa Tanggul Kulon untuk mengembangkan Kegiatan Kesehatan yang menunjang untuk tercapainya masyarakat sehat sejahtera bersama Bidan Desa, Kader dan Mahasiswa KKN Kelompok 7 Unmuh Jember

 


Kegiatan Posyandu dilaksanakan pada hari jum’at, 01 Maret 2024 pukul 08.00-11.00 WIB. Kegiatan ini dilaksanakan oleh bidan desa dan kader setempat di Dusun Krajan RW 05 Desa Tanggul Kulon, dan dibantu oleh Mahasiswa KKN Tematik Kelompok 7 Universitas Muhammadiyah Jember. Kegaiatn ini merupakan upaya yang dilakukan oleh Puskesmas Tanggul Kulon yang dilaksanakan setiap hari Jum’at di Dusun Krajan RW 05 oleh Bidan Desa setempat yang dimana program ini untuk memperbaiki gizi pada anak, mencegah stunting, menurunkan angka kematian bayi (AKB) dan angka kematian ibu (Ibu Hamil).

Posyandu yang merupakan kepanjangan dari Pos Pelayanan Terpadu sangat berperan penting dalam program Kesehatan Indonesia. Posyandu adalah salah satu bentuk upaya Kesehatan bersumber daya masyarakat yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan Pembangunan Kesehatan. Fungsi Posyandu adalah untuk memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan  kesehatan  dasar  guna  mempercepat penurunan  angka  kematian  ibu  dan  bayi. Pos  Pelayanan  Terpadu  (Posyandu)  merupakan perpanjangan tangan Puskesmas yang memberikan pelayanan  dan  pemantauan  kesehatan  yang dilaksanakan  secara  terpadu

                        Dalam kegiatan ini, Mahasiswa KKN Tematik Kelompok 07 Universitas Muhammadiyah Jember membantu Bidan Desa dan kader dalam pelaksanaan posyandu seperti mengukur tinggi badan, berat badan, lingkar kepala dan lingkar lengan pada balita dan Ibu Hamil. Mahasiswa juga membantu membagikan bisquit balita dan ibu hamil yang diberikan oleh kepala desa. Hal tersebut merupakan upaya positif yang dapat dilakukan guna memperbaiki status gizi pada anak, mengurangi kejadian stunting, menurunkan angka kematian bayi (AKB) dan angka kematian ibu (Ibu Hamil).

Psikoedukasi Mengenai Bullying Pada Remaja di RW IX Dusun Krajan Desa Tanggul Kulon Oleh Mahasiswa KKN Universitas Muhammadiyah Jember dan Organisasi PIK-R Dusun Krajan Desa Tanggul Kulon


Kegiatan Psikoedukasi dilaksanakan pada hari Minggu, 03 Maret 2024 bertempat di RW IX Dusun Krajan, Desa Tanggul Kulon, Kabupaten Jember. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Organisasi PIK-R (Pusat Informasi dan Konseling Remaja) Dusun Krajan, dan diisi dengan sosialiasi mengenai fenomena
 Bullying oleh Mahasiswa KKN Tematik Kelompok 07 Universitas Muhammadiyah Jember. PIK-R (Pusat Informasi dan Konseling Remaja) adalah suatu wadah kegiatan program Generasi Berencana (GENRE) yang dikelola dari, oleh, dan untuk remaja guna memberikan pelayanan informasi dan konseling tentang perencanaan kehidupan berkeluarga bagi remaja serta kegiatan-kegiatan penunjang lainnya.

Kegiatan sosialisasi ini berupa Psikoedukasi yang dilakukan oleh Mahasiswa Fakultas Psikologi dari Kelompok 07 KKN Tematik Universitas Muhammadiyah Jember. Psikoedukasi adalah kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan pemahaman dan/atau keterampilan sebagai usaha pencegahan dari munculnya dan/atau meluasnya gangguan psikologis di suatu kelompok, komunitas atau masyarakat serta kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan pemahaman bagi lingkungan (HIMPSI, 2010). Dalam kegiatan ini, materi yang diberikan dalam psikoedukasi adalah mengenai fenomena bullying.

Bullying "penindasan" dalam bahasa Indonesia, merupakan segala bentuk penindasan oleh orang atau kelompok secara sengaja terhadap orang lain (dibawahnya) secara terus-menerus (KMENPPA, 2014). Kelompok yang menjadi sasaran dalam kegiatan ini adalah remaja yang merupakan anggota PIK-R yang masih duduk di bangku SMP. Psikoedukasi ini dilakukan dalam upaya mengurangi banyaknya kasus kekerasan terhadap anak (bullying) yang semakin meningkat, terutama di lingkungan sekolah.

Materi yang diberikan mengenai bullying dalam psikoedukasi ini diantaranya adalah pengertian dari bullying, data kasus bullying di Indonesia, siapa saja yang berperan dalam bullying, bentuk-bentuk bullying, UU tentang perlindungan anak, dampak bullying bagi pelaku dan korban, hingga bagaimana cara mencegah bullying. Psikoedukasi ini diakhiri dengan sesi ice breaking, tanya-jawab, dan kesan-pesan. Kemudian kegiatan diakhiri dengan sesi foto bersama.

Ratusan Warga PondokJoyo Terima Bantuan Beras dari Pemerintah Desa

 

Semboro, Jember – Ratusan warga desa Pondokjoyo dari berbagai dusun banyak menerima bantuan beras, dengan jumlah sekitar 700 kepala keluarga.

Bantuan beras tersebut disalurkan oleh kepala desa, perangkat desa dengan beberapa bantuan dari mahasiswa KKN dari Universitas Muhammadiyah Jember dan Universitas Islam Negeri Kyai Hj. Ahmad Siddiq Jember di Kantor Desa PondokJoyo, Selasa 5 Maret 2024.

Saluran bantuan yang diberikan oleh pemerintah desa kepada masyarakat yang membutuhkan cukup membantu dalam kehidupan sehari-hari. Seperti halnya yang disampaikan oleh warga desa.

“Saya memiliki dua anak, satu sedang menempuh pendidikan SMA sedangkan anak pertama saya telah meninggal dunia. Sehingga segala kebutuhan keluarga hampir beberapa diantaranya ditanggung oleh saya. Dengan adanya bantuan dari pemerintah ini cukup meringankan beban saya” – jelas Bu Juana 57 tahun, warga desa PondokJoyo.

Para penerima bantuan juga menyampaikan harapannya kepada pemerintah terkait dengan bantuan sosial yang disalurkan oleh pemerintah. Bu Juana (57) warga desa PondokJoyo penerima bantuan beras juga menyampaikan harapan-harapannya.

“Mungkin kedepannya bukan hanya beras saja yang bisa di salurkan sebagai bantuan, bahan pokok juga bisa mejadi salah satu pilihan. Apalagi memasuki bulan puasa tahun ini banyak sekali bahan pokok yang akan mengalami kenaikan harga” – tutur Bu Juana.

Senada dengan harapan-harapan yang disampaikan oleh warga terkait dengan bahan-bahan pokok yang disalurkan, warga juga turut serta memberikan ucapan syukur dan rasa terimakasih terkait dengan bantuan beras yang telah warga terima.

Connect