Kamis, 14 Maret 2024

Lejitkan UMKM Tape Singkong Melalui Program KKN Unmuh Jember

 


Jember (1/03/2024) – Nomor Induk Usaha adalah identitas izin usaha yang diterbitkan lembaga OSS (Online Single Submission).

Pasca pandemi, Universitas Muhammadiyah Jember menjadikan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dalam membantu pengembangan para pelaku usaha UMKM melalui pendampingan NIB dan sertifikasi halal. Pada kegiatan KKN tahun 2024, Universitas Muhammadiyah Jember mengangkat tema “Penguatan UMKM Pasca Pandemi”.

Pada KKN kali ini Kelompok 5 melakukan survei UMKM di beberapa dusun Desa Pondok Dalem salah satunya adalah UMKM tape singkong yang di produksi di  dusun Bangkalan, Desa Pondok Dalem, Kec. Semboro, Jember. Pemilik UMKM tape singkong tersebut bernama Pak Matrai atau yang lebih dikenal Pak Jum.

Pak Jum memulai usahanya pada tahun 1975. Usaha tersebut merupakan usaha turun temurun. Usaha Tape singkong Pak Jum lebih dikenal dengan Tape Pak Lewo. Selain itu, Pak Jum melakukan kerjasama dengan pembuat Suwar Suwir Tape dengan berbagai rasa. “Ollena sabhulen sajuta lemaratos” ucap Pak Jum.

(Penghasilan sebulan satu juta lima ratus).

“Biasaen kuleh ajuwel neng pasar Semboro bik blinjoan” ucap Pak Jum.

(Biasanya saya menjual di pasar semboro dan pedagang sayur keliling).

Sesuai tema program kerja pengembangan UMKM mahasiswa KKN kelompok 5 membantu pak Jum dengan mendampingi pendaftaran NIB, merek dagang, dan sertifikasi halal. Hal ini diterima baik dari pelaku UMKM.

Selain itu, mahasiswa kelompok 5 membantu usaha pak Jum dengan pembuatan desain banner dan membuatkan lokasi UMKM di Google Maps yang bertujuan agar konsumen lebih mengetahui usaha tape pak Jum. Pak Jum meminta merek tape singkongnya dinamai dengan “Tape Legi Pak Lewo” yang diberikan slogan “Tapene pak lewo ngrenyeng koyok gulo”.

Pendampingan UMKM ini mendapatkan respon yang positif. Pak Jum merasa terbantu dengan adanya mahasiswa KKN UNMUH JEMBER yang telah membantu pembuatan banner dan membuatkan lokasi UMKM di Google Maps untuk meningkatkan penjualan produk. Harapannya kegiatan ini dapat memotivasi para pelaku UMKM agar mendaftarkan usahanya agar dapat lebih dikenal oleh masyarakat.


MENILIK KEHANGATAN MASYARAKAT NASRANI DI DESA REJOAGUNG

Kelompok 11 KKN Universitas Muhammadiyah Jember menjalani program Kuliah Kerja Nyata di salah satu desa yang ada di Kecamatan Semboro, yaitu desa dengan mayoritas 98% penduduk beragama Kristen dimana hal tersebut menjadikan suatu keunikan tersendiri dibandingkan dengan desa lainnya yang ada di Jember. Kesenjangan angka persebaran antar agama tersebut tidak menjadikan desa ini sebagai desa yang tertutup, melainkan dapat menjalani kehidupan bermasyarakat dengan toleransi yang tinggi antar umat beragama.

Pada tanggal 27 Februari 2024, terdapat giat penerimaan kehadiran mahasiswa KKN di Balai Desa Rejoagung yang disambut baik dengan tangan terbuka oleh perangkat desa setempat. Menurut Kepala Desa Rejoagung, masyarakat akan menerima dengan baik keberadaan mahasiswa dan siap siaga 24 jam untuk membantu apapun yang dibutuhkan sehingga adanya perbedaan keyakinan tidak menjadi pembatas dalam menjalin hubungan yang baik antar sesama.

“Saya harap mahasiswa dapat menjunjung tinggi etika dan menjaga kebersihan Bersama dalam desa, sebaliknya juga masyarakat akan selalu menghargai agama yang dianut mahasiswa dengan tidak memberikan makanan-makanan yang dilarang dalam agamanya.” Ujar Kepala Desa Rejoagung Gatot Susanto saat penyambutan kedatangan kelompok KKN 11, Selasa (27/2/2024). Menurutnya kehadiran mahasiswa akan senantiasa mendapatkan perlakuan yang baik oleh masyarakat desa sehingga merasakan aman dan nyaman selama berkegiatan.

Kehadiran desa Kristen di Kota santri ini mendapati tantangan yang khusus dimana masyarakat diharapkan dalam membangun toleransi di antara warga dengan keyakinan yang berbeda nampak berlangsung dengan sangat baik, dimana warga saling menghargai keyakinan satu sama lain. Misalnya saja, pada kegiatan pembaktian yang rutin diadakan oleh keluarga Kristen juga dapat membawa mahasiswa turut andil di dalamnya sebagai wadah perkenalan antar penduduk dan turut menjunjung tinggi penghargaan terhadap perbedaan keyakinan yang ada. Selain itu juga terdapat kegiatan penglipur atau takziah, senam pagi bersama, posyandu, tilik umkm desa dan berbagi buah hasil kebun warga. Sehingga kehangatan akan selalu terpupuk dalam kehidupan bermasyarakat di Desa Rejoagung dengan mengesampingkan perbedaan yang ada di antara mereka. 

Giat Mahasiswa KKN PondokJoyo bantu UMKM memiliki NIB, begini prosesnya

Jember – UMKM merupakan tumpuan ekonomi bagi Masyarakat Indonesia, khususnya dimasa-masa setelah pandemi COVID-19 melanda. Usaha Mikro Kecil Menengah sudah berkontribusi terhadap PDB Tanah Air.

Seperti yang telah disampaikan oleh Kementrian Keuangan RI, UMKM telah berkontrubusi sebesar 60,5% PDB nasional, yang jika dikembangkan lebih besar lagi maka berpontensial untuk mendukung perekonomian nasional.

Hal tersebut-lah yang kemudian menjadi daya tarik bagi para mahasiswa KKN Pondok Joyo dari Universitas Muhammadiyah Jember untuk turut membantu dan mendukung dengan memiliki program kerja “Penguatan UMKM pasca pandemi” dengan membantu segala proses pengurusan NIB (Nomor Induk Berusaha) dan Sertifikasi Halal.

Melalui NIB, para pelaku usaha akan lebih mudah untuk mendapatkan segala perizinan ketika ingin memasuki usaha yang lebih besar, sehingga tidak perlu untuk mengurus kembali dokumen usaha serta untuk mendapatkan SIUP (Surat Izin  Usaha Perdagangan) yang dari SIUP itu akan lebih mempermudah untuk mendapatkan sertifikasi halal, sehingga akan lebih aman untuk di edar luaskan karena sudah memiliki pengakuan halal sesuai dengan fatwa MUI.

Untuk lokasi titik pelaku usaha yang dilakukan hanya ada dibeberapa tempat saja dan mayoritas usaha yang dilakukan oleh warga local bergerak dalam usaha makanan.

“UMKM yang ada di PondokJoyo ini terbilang sedikit, jadi hanya ada beberapa saja usaha yang bisa teman-teman KKN ini bantu” – Keterangan yang disampaikan oleh Kepala Desa PondokJoyo, Didik Saenulla.

Sehingga untuk proses pengajuan NIB ini teman-teman mahasiswa KKN PondokJoyo Universitas Muhammadiyah Jember hanya dilakukan dibeberapa titik lokasi UMKM saja diantaranya keripik singkong, susu kedelai, cathering, peternak telur puyuh dan usaha meuble.

“Saat ini proses pengajuan NIB sudah dapat diakses lebih mudah, meskipun demikian masih sedikit pelaku usaha yang tau bagaimana cara melakukan pengajuan NIB, oleh karena itu kami dari kelompok KKN PondokJoyo turut membantu dan membimbing para pelaku usaha di PondokJoyo untuk mendapatkan NIB” – jelas Koordinator Desa KKN PondokJoyo, Gedeon Putra Tandayu.

Proses pengajuan NIB dapat dimulai dengan mengakses website yang telah disediakan oleh pemerintah https://oss.go.id/ dilanjutkan dengan pengisian NIK dari pelaku UMKM tersebut, dan melakukan pengisian dari email atau nomor telvon pelaku usaha, dan pengisian password, Identitas pelaku usaha yang sesuai dengan KTP, pemilihan jenis usahanya dan Kode KBLI (Klasifikasi Baku Lapangan Indonesia) kemudian submit untut pengajuan perijinan dan menunggu beberapa saat saja untuk NIB (Nomor Induk Usaha) keluar.

“Dengan adanya bantuan untuk pengajuan NIB, maka kami selaku pelaku usaha UMKM di PondokJoyo merasa terbantu karena kami merasa aman untuk menjajakan usaha kita karena sudah legal” – terang Pelaku Usaha Keripik Singkong, Abdurrahman.

TERJUN TANGGAP TINDAK & LANJUTI UMKM DESA CURAH KALONG OLEH KELOMPOK KKN 19 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

3 Maret 2024 - Terjun langsung bersama Masyarakat Desa Curah Kalong, Kecamatan Bangsalsari, Mahasiswa KKN Kelompok 19 Universitas Muhammadiyah Jember siapkan strategi jitu untuk membantu mengembangkan Usaha Kecil Menengah dan Mikro paska covid 19.

Kelompok 19 KKN Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jember terjun langsung di Desa Curah Kalong pada tanggal 26 Februari 2024. “Program KKN merupakan kegiatan yang sangat kami nantikan setiap tahunnya, program tersebut dapat memberikan pelajaran penting baik untuk masyarakat sekitar dan menjadi pelajaran berharga bagi adik-adik mahasiswa sendiri” terang Sekertaris Desa Curah Kalong.

Dimulai dengan diskusi langsung dengan Sekertaris Desa, Mahasiswa KKN Universitas Muhammadiyah Jember sangat antusias dan teliti untuk menggali informasi tentang potensi atau issue-issue terkini didaerah tersebut. Bidang Usaha Kecil Menengah dan Mikro menjadi issue kompleks didaerah tersebut. Pasalnya tidak semua UMKM yang beroperasi memiliki legalisasi usaha.

“Desa belum memiliki data yang lengkap untuk tracking usaha mana yang sudah terlegalisasi ataupun yang belum, sehingga saya sarankan teman-teman untuk terjun dan bertanya langsung ke kepala dusun, Curah Kalong sendiri memiliki 3 dusun yaitu Dusun Krajan, Curah Kalong Tengah, dan Dusun Sumber Kelopo. Karena kami yakin Kepala Dusun mengerti informasi terkini warganya” terang Sekertaris Desa Curah Kalong.

Karena terbatasnya informasi dan tracking data, Kelompok 19 KKN Universitas Muhammadiyah Jember memutuskan untuk mendapatkan informasi akurat dengan metode door to door. Angga Koordinator Desa Kelompok 19 menjelaskan “Lebih baik kita terjun langsung ke masyarakat sekalian silaturahmi untuk kelancaran kegiatan kita kedepannya, kita gali informasi aktual, dengan cara seperti itu kita dapat memberikan solusi yang tepat guna”. Seluruh anggota sepakat untuk menggunakan metode tersebut, selain lebih akurat anggota juga berfikir metode tersebut juga mencerminkan budaya, adab dan etika kita sebagai orang Islam khususnya yang tinggal di Jawa.

Door to door bertemu masyarakat dilakukan setelah kunjungan dari Kepala Dusun dan silaturahmi dengan bapak Kepala Desa di kediaman rumahnya. Pada tanggal 28 Februari 2024 tepatnya hari ketiga kelompok 19 KKN Universitas Muhammadiyah Jember memulai kegiatan pada waktu pagi dengan bertemu masyarakat langsung. “Dari hasil kunjungan door to door kita tahu bahwa Sumber Daya Manusia ataupun Sumber Daya Alamnya cukup berpotensi untuk dikembangkan. Ada usaha rempeyek, ladrang, kue pasar, kopi dan masih banyak lagi.” terang Niken Sekertaris Desa Kelompok 19.

Bu Muda seorang ibu dengan 4 anak yang memiliki usaha rumahan atau home made dengan produk unggulannya rempeyek dan ladrang. Bu Muda biasa membuat rempeyek dan ladrang untuk dijual ke pasar dan dititipkan ke warung-warung. Usaha yang dikembangkan Bu Muda sukses menarik minat Kelompok 19 KKN Universitas Muhammadiyah. Selain dari rasanya yang enak, usaha yang digeluti seorang ibu dengan 4 anak ini juga belum mengantongi sertifikat halal dan Nomor Ijin Berusaha (NIB). “Sesuai dengan program kerja utama kita, sertifikasi halal dan NIB” terang Angga Koordinator Desa Kelompok 19.

Hari ke lima tepatnya pada tanggal 1 Maret 2024, Kelompok 19 KKN Universitas Muhammadiyah Jember melakukan kunjungan kembali ke kediaman Bu Muda. Kunjungan kembali ini dilakukan tidak lain adalah untuk menyerahkan bantuan berupa bahan-bahan pokok pembuatan rempeyek maupun ladrang seperti tepung, bumbu penyedap, kacang tanah, minyak goreng dan lain sebagainya. “Sebagai Mahasiswa kita harus peka terhadap apa yang kita lihat, tidak hanya sekedar memanfaatkan kondisi, jadi kita harus bantu secara materiil juga ke pelaku usaha seperti Bu Muda” terang Ardan Divisi Perlengkapan Kelompok 19. Hal tersebut direspon positif dari Bu Muda sendiri. “Saya semakin yakin kalau adik-adik ini memiliki niat yang baik kepada Saya, Saya akan mengikuti arahan kalian untuk mensertifikasi halal dan NIB produk Saya” terang Bu Muda pelaku UMKM.

KERAJINAN HAND DRUM DESA LANGKAP, BANGSALSARI TEMBUS PASAR EKSPOR

Hari Jum’at, 2 Maret 2024 kelompok 06 KKN Tematik Universitas Muhammadiyah Jember melakukan kunjungan ke salah satu UMKM di Desa Langkap, Bangsalsari yang dinahkodai oleh Bapak Kepala Dusun Maksum. Kunjungan tersebut bertempat pada Home Industri Kerajinan Hand drum yang beralamat di Dusun Krajan, Desa Langkap, Kec. Bangsalsari, Kab. Jember. Kegiatan ini diawali dengan mencari informasi mengenai usaha Hand drum. Pemilik usaha UMKM Hand drum memberikan pemaparan singkat tentang sejarah berdirinya, proses produksi, bahan-bahan apa saja yang digunakan, serta teknik pemasaran yang dilakukan.

“Usaha ini bermula dari ayah saya yang menjadi karyawan kerajinan di sebuah toko di Bali, setelah beliau meninggal saya meneruskan usaha kerajinan Hand drum ini.” ujar pemilik usaha Home Industri Hand drum di Desa Bangsalsari, Bapak Sefi Hariyanto. Dirintis pada tahun 2007, kurang lebih 12 tahun mereka menekuni usaha ini. Tercatat dari awal berdiri hingga saat ini Home Industri Hand drum sudah memiliki tenaga kerja sebanyak kurang lebih 12 orang. Bahan baku utama yang digunakan adalah kulit kambing yang didapatkan dari supplier kulit dari kota Solo dan kota Blitar. Adapun bahan pendukung lainnya adalah pipa PVC, kayu untuk pegangan, dan kayu kopi sebagai alat pemukul untuk menciptakan suara pada Hand drum.

Usaha Home Industri Hand drum ini memproduksi barang setiap hari, jumlah setiap produksi sekitar 1.000 – 3.000 pcs. Proses awal yang mereka lakukan untuk pembuatan Hand drum ini dengan memotong kulit dan paralon sesuai dengan ukuran pesanan. Ukuranya sendiri beragam, untuk ukuran yang kecil mulai dari 2 – 6 dim sedangkan untuk ukuran yang besar mulai dari 20 – 50 cm. Setelah proses pemotongan, kulit-kulit tersebut akan di setorkan kepada masing-masing tenaga kerja untuk dilakukan proses penjahitan. Masing-masing tenaga kerja memproduksi sekitar 200 pcs kulit. Selanjutnya adalah proses pewarnaan, setiap desain itu sudah disesuaikan dengan orderan masing-masing konsumen. Sentuhan terakhir adalah finishing dimana para pekerja melakukan kontrol kualitas untuk setiap item produk Hand dru, sebelum produk disetorkan kepada pihak pengiriman.

Adapun modal awal yang mereka keluarkan kurang lebih Rp 800.000,00. Mereka menjual produk Hand drum ukuran kecil dengan harga ecer Rp. 35.000,00 / pcs untuk bermotif, sedangkan tanpa motif Rp 30.000,00 / pcs. Dan mereka juga menyediakan harga grosir untuk para reseller dengan harga Rp 9.500,00 / pcs untuk bermotif, sedangkan untuk Hand drum tidak bermotif Rp 4.200,00 / pcs. Selain itu, mereka juga menjual dengan berbagai macam ukuran sesuai dengan permintaan customer dengan harga yang berbeda. Dengan harga jual tersebut mereka mendapat keuntungan bersih sebesar Rp 6.000.000,00 / bulan.

Banyaknya permintaan Hand drum ditujukan untuk memenuhi pesanan aksesoris dan souvenir dari konsumen. Pesanan tersebut diproduksi setiap hari, baik dari ukuran besar maupun kecil. Pemasaran produk Usaha Home Industri Hand drum tidak hanya berkonsentrasi pada pasar lokal, namun pengusaha Hand drum berani menjangkau ranah pasar Internasional. “Penjualan Hand drum mencapai 2.000 – 5.000 pcs untuk pasar dalam Negeri, dan lebih dari 10.000 pcs untuk pasar luar Negeri” demikian keterangan dari Bapak Sefi Hariyanto pemilik Home Industri Hand drum di Desa Langkap dusun Krajan, Bangsalsari. Home Industri Hand drum ini bekerja sama dengan artshop dalam penjualan dan Kargo untuk proses pengirimannya. Konsumen Internasional mereka sudah ada di beberapa Negara seperti Afrika, Amerika, China, Kanada, Turki, Inggris, Jerman, Singapura, Hawai. Dan Inggris merupakan konsumen yang paling banyak membeli produk dari Home Industri Hand drum.

PENINGKATAN RESILIENSI MELALUI INOVASI DAN STRATEGI UMKM CEMILAN BIJI KARET PASCA PANDEMI

Jember, 29  Februari 2024,Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)  merupakan salah satu penyumbang ekonomi terbesar di Indonesia. Maka tidak heran, penguatan UMKM menjadi penting untuk digencarkan. Sayangnya, pandemi cukup memberikan dampak negatif yang signifikan bagi menurunnya pendapatan para UMKM. Oleh karena itu, Universitas Muhammadiyah Jember bersama dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat yang berperan sebagai lembaga akademisi memberikan sumbangsihnya dalam meningkatkan UMKM pasca pandemi melalui kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN).

Bersama KKN Kelompok 03 Tisnogambar, Bangsalsari, Jember, program peningkatan UMKM pasca pandemi, kelompok  mencoba untuk merealisasikan peningkatan tersebut melalui pendampingan, pembuatan legalitas Nomor Induk Berusaha (NIB), dan Sertifikasi Halal, yang mana kegiatan ini didukung penuh oleh. Kepala Desa Tisnogambar, Bapak Muhari, dimana beliau menyatakan bahwasanya “UMKM pasca pandemi cukup terdampak, sehingga perlu peran mahasiswa dan perguruan tinggi untuk mengatasi UMKM yang cukup terdampak”.

Sebelum kegiatan pendampingan dilakukan, kelompok melakukan survey lokasi, pembuatan produksi, hingga distribusi para UMKM. Menariknya, beberapa UMKM yang ada di Desa Tisnogambar banyak memanfaatkan potensi alam desa, salah satunya limbah pohon karet, yakni biji karet yang jarang dimanfaatkan oleh masyarakat. Dengan kreativitas UMKM, limbah biji karet diubah menjadi camilan biji karet yang enak dan murah.

Ibu Sujana merupakan salah satu warga Desa Tisnogambar di Dusun Jatisari yang memanfaatkan limbah biji karet menjadi suatu camilan. Ibu Sujana menjadi salah satu UMKM yang terdampak pandemi. Namun, Ibu Sujana menjadi salah satu warga yang masih tetap mempertahankan usaha biji karet hingga saat ini. Tantangan yang dialami Ibu Sujana adalah cuaca yang tidak menentu sehingga hal ini berpengaruh pada hasil panen biji karet. Setelah kelompok kami melakukan survey, kelompok kami juga ikut serta dalam proses pengolahan biji karet.  

Usaha milik Ibu Sujana memiliki potensi yang dapat dikembangkan. Salah satu langkah kunci yang diambil adalah pembuatan NIB serta Sertifikasi Halal untuk UMKM biji karet Desa Tisnogambar. NIB ini memberikan dasar hukum yang jelas dan memungkinkan UMKM untuk lebih mudah mengakses dukungan pemerintah, mendapatkan kepercayaan konsumen, dan terlibat dalam transaksi bisnis secara resmi. Untuk memastikan produk-produk UMKM di Desa Tisnogambar memenuhi standar kehalalan, inisiatif sertifikasi halal dilaksanakan. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan konsumen terutama dalam pasar yang semakin memperhatikan aspek kehalalan produk.

Artikel ini menggarisbawahi pentingnya langkah-langkah proaktif seperti survey, pembuatan NIB, dan sertifikasi halal dalam meningkatkan keberlanjutan UMKM di tingkat lokal. Melalui kolaborasi yang kuat antara pemerintah dan pelaku usaha di Desa Tisnogambar menunjukkan bahwa pendekatan ini bukan hanya membantu UMKM tetapi juga berkontribusi pada pembangunan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh.

MAJAPAHIT TERPELIHARA: KEGIATAN KOLABORASI MAHASISWA KKN UNMUH JEMBER DAN UIN KHAS JEMBER DI SITUS BETENG DESA SIDOMEKAR SEMBORO

Jember – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas Muhammadiyah Jember (UNMUH Jember) dan Universitas Islam Negeri (UIN) Khas Jember telah bergabung untuk memulai proyek pemeliharaan situs bersejarah yang terletak di Desa Sidomekar Semboro. Situs yang menjadi fokus perhatian mereka adalah Beteng Peninggalan Majapahit, sebuah peninggalan bersejarah yang memiliki nilai kultural yang tinggi bagi masyarakat lokal.

Situs Beteng ini awalnya ditemukan pada tahun 1974. Berdasarkan juru kunci, yaitu Bapak Arif Saifudin beteng ini ditemukan oleh seorang pemuda bernama Ahmad Salam di tengah hutan dengan tinggi bangunan 2,5 meter. Bangunan ini merupakan peninggalan Raja Brawijaya V keturunan dari Kerajaan Majapahit. Situs ini dinamakan “Beteng” karena adanya perang dan Raden Patah melarikan diri ke arah Desa Semboro dan mendirikan Beteng di Desa Sidomekar.

Pada malam 1 suro, situs “Mbah Beteng” ini digunakan untuk pagelaran wayang kulit. Setiap malam Jumat legi, Jumat kliwon dan Selasa kliwon terdapat kegiatan ritual bersama yang biasa dilakukan oleh masyarakat Desa Sidomekar juga masyarakat dari luar desa.

Situs “Mbah Beteng” pernah menjadi objek wisata, namun hanya berjalan selama lima bulan. Hal tersebut dikarenakan situs “Mbah Beteng” yang kurang pemeliharaan. Oleh karena itu, perangkat desa Sidomekar kembali berupaya agar situs “Mbah Beteng” menjadi objek wisata kembali sehingga dilakukan kegiatan rutin pemeliharaan situs.

Pada hari Sabtu, 2 Maret 2024 kelompok mahasiswa KKN Unmuh Jember dan UIN Khas Jember melakukan kegiatan kolaborasi kerja bakti bersama  masyarakat sekitar. Kerja bakti gersebut dilaksanakan dalam rangka pemeliharaan situs “Mbah Beteng”. Kegiatan kerja bakti di situs “Mbah Beteng” dimulai pukul 07.00-10.00 WIB dengan agenda membersihkan halaman situs yang banyak ditumbuhi rumput liar.  

Kegiatan kebersihan ini memang secara rutin dilaksanakan oleh masyarakat dan perangkat desa beserta relawan sekitar di desa Sidomekar, Kecamatan Semboro untuk menjaga kebersihan dan mencegah tumbuhnya rumput liar.  Berdasarkan koordinator desa KKN Unmuh Jember kegiatan ini diikuti untuk menjaga situs peninggalan selain itu, kegiatan tersebut sebagai wadah bersosialisasi dengan masyarakat sekitar.   


Connect