Kamis, 07 November 2024

Dosen Unmuh Jember Bekali Personel Polres Jember dengan Psikologi Massa untuk Pengamanan Pilkada 2024


Panca Kursistn Handayani, S.Psi, M.Psi, Psikolog saat bekali Personel Polres Jember (Sumber : Humas Psikologi Unmuh Jember)

Dalam rangka mempersiapkan pengamanan Pilkada serentak 2024, Polres Jember menggelar kegiatan pembekalan psikologi massa bagi personel yang akan bertugas mengamankan tempat pemungutan suara (TPS).

Pembekalan ini diberikan oleh Ibu Panca Kursistn Handayani, S.Psi, M.Psi, Psikolog, yang merupakan Dosen Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember (Unmuh Jember). Kegiatan tersebut bertujuan untuk membekali petugas pengamanan dengan pemahaman yang lebih baik tentang dinamika psikologi massa, sehingga mereka dapat lebih siap menghadapi berbagai situasi yang mungkin terjadi di lapangan.

Pembekalan ini berlangsung dalam tiga tahap, dengan total 680 personel Polres Jember yang akan dikerahkan pada hari pemungutan suara. Pada tahap pertama, sebanyak 262 anggota Polres dan Polsek jajaran, termasuk Kapolres dan pejabat utama, mengikuti pelatihan ini di Gedung Ahmad Zainuri dan Lobi Pariwisata Universitas Muhammadiyah Jember pada Selasa (29/10/2024) lalu.

Panca dalam materi yang disampaikan, mengulas secara mendalam mengenai psikologi massa, jenis-jenis massa, dan dampak psikologis yang dapat muncul dalam situasi kerumunan. Menurutnya, pemahaman ini sangat penting agar petugas pengamanan dapat mengelola emosi mereka dan merespons dengan tepat dalam menghadapi berbagai kondisi yang mungkin timbul, seperti panik, kecemasan, atau bahkan trauma.

Dirinya menjelaskan bahwa massa dapat dibedakan menjadi empat jenis utama, yaitu massa pasif, massa crowd, massa mob, dan massa riot. Massa pasif adalah sekelompok orang yang memiliki tujuan bersama dan cenderung memiliki empati dan simpati terhadap sesama. Massa crowd adalah kerumunan yang terbentuk secara sementara, dipengaruhi oleh faktor eksternal, dan lebih spontan dalam berperilaku. Massa mob adalah kelompok yang bersikap emosional dan agresif, sering kali terbagi menjadi pelaku aktif dan penonton pasif, dengan potensi tindakan yang tidak terkendali. Sedangkan massa riot adalah perilaku massa yang anarkis dan terjadi secara tiba-tiba, dengan emosi yang tinggi dan hilangnya rasionalitas.

Lebih lanjut, Panca membeberkan dampak psikologis yang sering kali muncul dalam situasi kerumunan yang tegang, seperti penurunan konsentrasi, terganggunya kemampuan komunikasi, serta reaksi emosional yang tidak terkendali. Dampak-dampak ini dapat memperburuk situasi jika tidak dikelola dengan baik oleh petugas pengamanan. Misalnya, ketika seseorang merasa panik atau cemas, konsentrasi mereka dapat terganggu, meningkatkan risiko terjadinya kesalahan dalam pengambilan keputusan.

 


Selain itu, emosi negatif seperti ketegangan atau stres dapat menghambat kemampuan petugas untuk berkomunikasi dengan jelas dan efektif, yang pada gilirannya mengganggu koordinasi antar tim pengamanan. Panca juga mengingatkan bahwa reaksi yang tidak terkendali dapat memperburuk situasi dan menyebabkan eskalasi ketegangan yang lebih besar, bahkan berujung pada kerusuhan.

Untuk mengatasi hal tersebut, Panca menekankan pentingnya komunikasi yang efektif sebagai salah satu kunci utama dalam pengamanan. Komunikasi yang jelas dan terbuka dapat membantu petugas pengamanan mendapatkan informasi yang akurat dan merespons situasi dengan lebih baik. Selain itu, komunikasi yang baik juga membantu meningkatkan kesiapsiagaan mental petugas, sehingga mereka tetap tenang dan fokus meskipun dihadapkan pada tekanan yang tinggi.

Tak kalah pentingnya, saling memberi dukungan emosional antar sesama petugas juga sangat dibutuhkan. Dukungan ini dapat mengurangi kecemasan dan stres yang mungkin dirasakan oleh petugas, sekaligus memperkuat rasa solidaritas dan kerja sama tim. Dengan adanya dukungan ini, personel pengamanan akan merasa lebih diperhatikan dan lebih siap menghadapi berbagai tantangan di lapangan.

Kapolres Jember, AKBP Bayu Gubunagi, menyampaikan bahwa pembekalan psikologi massa bagi personel pengamanan sangat krusial untuk memastikan Pilkada 2024 di Jember berjalan dengan aman, damai, dan lancar. Mengingat terdapat 4.046 TPS dengan tingkat kerawanan yang berbeda-beda, sesuai dengan Indeks Kerawanan Pemilu (IKP) yang telah dipetakan, pemahaman mengenai dinamika massa akan sangat membantu petugas dalam mengelola situasi di lapangan, baik yang tenang maupun yang berpotensi memicu ketegangan. Pembekalan ini bertujuan agar pengamanan bisa lebih terfokus dan siap menghadapi berbagai tantangan, demi kelancaran dan ketertiban selama Pilkada.

Baca juga : Akademisi Ilmu Pemerintahan Soroti Tingginya Partisipasi Publik dan Tantangan Netralitas di Pilkada Jember 2024

Rabu, 06 November 2024

Universitas Muhammadiyah Jember Gelar Sosialisasi Beasiswa GenBI 2024

 

Universitas Muhammadiyah Jember (Unmuh Jember) menggelar sosialisasi beasiswa GenBI (Generasi Baru Indonesia) 2024 pada Rabu (6/11/2024), yang dihadiri oleh sekitar 150 mahasiswa dari berbagai fakultas.

Acara ini bertujuan memberikan informasi tentang beasiswa yang disalurkan oleh Bank Indonesia (BI) kepada mahasiswa berprestasi di Indonesia, termasuk Unmuh Jember yang baru saja mendapatkan kuota untuk 50 mahasiswa.

Wakil Rektor 3 Unmuh Jember, Dr. Sofyan Rofi M.Pd.I, dalam sambutannya menjelaskan beasiswa GenBI merupakan salah satu upaya BI dalam membina generasi muda yang memiliki talenta dan komitmen tinggi. 

Wakil Rektor 3 Unmuh Jember, Dr. Sofyan Rofi M.Pd.I, 

“Melalui program ini, Bank Indonesia tidak hanya memberikan dukungan finansial, tetapi juga membentuk komunitas mahasiswa yang diharapkan menjadi agen perubahan di masyarakat,” ungkapnya.

Sementara itu, Tita Ajeng, Asisten Manajer Kehumasan Bank Indonesia Jember, menjelaskan prosedur dan syarat untuk mendapatkan beasiswa GenBI, tahap pertama dalam proses seleksi beasiswa GenBI dimulai dengan registrasi di tingkat kampus, diikuti dengan seleksi berkas, dan akhirnya wawancara. Pihak Bank Indonesia mengharapkan bahwa calon penerima beasiswa tidak hanya unggul dalam hal akademik, tetapi juga aktif dalam kegiatan sosial serta berkomitmen pada pengembangan diri. Selain itu, keterlibatan dalam berbagai aktivitas di luar kampus juga menjadi pertimbangan penting dalam seleksi ini.

“Tahap awalnya registrasi di tingkat kampus, lalu seleksi berkas, dan wawancara. Kami mengharapkan calon penerima beasiswa unggul tidak hanya secara akademik tetapi juga aktif dalam kegiatan sosial dan pengembangan diri,” tegasnya.

Tita Ajeng, Asisten Manajer Kehumasan Bank Indonesia Jember

Dirinya juga menjelaskan bahwa para mahasiswa yang memenuhi syarat berpeluang menerima tunjangan sebesar Rp1.000.000 per bulan, dengan pembayaran setiap enam bulan sekali. Selain manfaat finansial, penerima beasiswa juga otomatis menjadi bagian dari komunitas GenBI yang tersebar di seluruh Indonesia, memberikan kesempatan bagi mereka untuk memperluas jaringan dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan kepemimpinan.

Dalam pemaparannya, Tita juga menyebutkan bahwa program beasiswa GenBI sudah menjangkau sekitar 11.000 penerima di Indonesia, dengan harapan dapat menghasilkan SDM Indonesia yang unggul. 

“Harapannya, program ini dapat menghasilkan SDM unggul yang berkomitmen pada bangsa,” harapnya.

Akademisi Ilmu Pemerintahan Soroti Tingginya Partisipasi Publik dan Tantangan Netralitas di Pilkada Jember 2024

 

Pilkada Jember 2024 menarik perhatian banyak pihak, terutama di tengah tingginya antusiasme masyarakat terhadap demokrasi di tingkat lokal. Dr. Iffan Gallant El Muhammady, M.Si., dosen Ilmu Pemerintahan dari Universitas Muhammadiyah Jember, memberikan pandangan menarik mengenai kampanye dua pasangan calon Bupati Jember, yaitu Hendy Siswanto-Firjaun Barlaman sebagai paslon nomor urut 1, dan M. Fawait-Djoko Susanto sebagai paslon nomor urut 2.

Menurut Dr. Iffan, salah satu hal positif yang dapat dicatat dari pilkada tahun ini adalah tingginya partisipasi masyarakat dalam memantau kampanye. Meski ada dugaan pelanggaran, keterlibatan masyarakat menunjukkan bahwa publik peduli akan proses demokrasi dan berusaha memastikan kampanye berjalan sesuai dengan regulasi, yakni PKPU Nomor 15 Tahun 2023. Regulasi ini dirancang untuk menjaga kampanye tetap tertib, sesuai dengan aturan hukum yang berlaku.

Namun, ada tantangan besar yang perlu diwaspadai dalam pelaksanaan kampanye secara daring. Dr. Iffan menyoroti bahwa digitalisasi kampanye menciptakan tantangan baru, terutama terkait kontrol informasi yang tersebar. 

Dalam konteks daring, sulit untuk memastikan siapa sebenarnya pihak yang berpendapat atau berargumen di ruang publik digital. Hal ini menjadi relevan ketika mengacu pada netralitas ASN, karena regulasi dengan tegas melarang ASN, baik sipil maupun militer untuk terlibat dalam politik praktis. Kondisi ini dapat mencederai netralitas ASN yang seharusnya menjadi penjamin independensi birokrasi dalam penyelenggaraan pilkada.

“Keterlibatan ASN dalam kegiatan politik praktis ini sangat riskan, karena bisa menguntungkan salah satu kandidat atau partai politik, dan hal tersebut sering kali terjadi secara terselubung,” papar Dr. Iffan. 

Dirinya juga mengingatkan agar kampanye kedua pasangan calon tetap berfokus pada visi dan misi yang diusung masing-masing, bukan menyerang personal calon lain. 

“Harusnya, kritik yang dibangun dalam kampanye lebih bersifat konstruktif. Bukan justru menonjolkan kelemahan personal calon lain, melainkan berfokus pada apa yang bisa diberikan kepada masyarakat,” ujarnya.

Dr. Iffan berharap agar kampanye di Jember dapat mencerminkan demokrasi yang sehat dan berkualitas. 

“Dengan begitu kampanye kita akan menjadi lebih konstruktif lebih baik dan memberikan manfaat kepada banyak orang,” harapnya.

Selasa, 05 November 2024

Akademisi Komentari Pembekalan Kabinet di Akmil, Upaya Prabowo Ciptakan Kabinet Militer atau Pembentukan Loyalitas Negara?

Dokumentasi Danan Satrio Wibowo S.sos , M.Si Dosen Psikologi Sosial Unmuh Jember (Sumber : Humas Fakultas Psikologi Unmuh Jember)


Retreat Kabinet Merah Putih di Akademi Militer (Akmil) Magelang pada Jum’at - Minggu (25/10/2024 – 27/10/2024) lalu, yang dilakukan Presiden Prabowo Subianto bersama menteri dan pejabat tinggi lainnya, tak ayal memancing perhatian publik terutama netizen di sosial media. 

Tidak hanya karena lokasi dan cara pembekalan yang tidak biasa, tetapi juga karena pendekatan yang dipilih cenderung mengedepankan nilai-nilai kedisiplinan dan kesatuan khas militer. Apakah ini cerminan "Kabinet Militer" yang ingin dihadirkan Prabowo, atau justru sebuah terobosan untuk memperkuat loyalitas kepada bangsa?

Menurut Danan Satrio Wibowo, S.Sos, M.Si, seorang akademisi Psikologi Sosial dari Universitas Muhammadiyah Jember (Unmuh Jember), langkah Prabowo ini tampak menekankan pentingnya komunikasi dan chemistry dalam sebuah kabinet. 

Dari sudut pandang psikologi kepemimpinan, strategi ini bertujuan untuk memupuk keterikatan antarpejabat, suatu bentuk "konformitas" yang menyesuaikan perilaku individu agar selaras dengan norma, sehingga diharapkan melahirkan kesetiaan lebih tinggi terhadap bangsa.

Konformitas adalah penyesuaian perilaku atau sikap individu agar selaras dengan norma atau harapan kelompok, umumnya untuk menghindari konflik atau diterima dalam lingkungan sosialnya.

Salah satu kegiatan Retreat Kabinet Merah Putih (Sumber : BPMI Setpres/Muchlis Jr, dilansir dari presidenri.go.id)

“Memang ada sentilan ala militer, dan itu sah-sah saja karena dilakukan di Akmil. Namun, dari sudut pandang pembentukan perilaku, itu lebih kepada bagaimana terjadinya konformitas. Adanya keterikatan dan kesetiaan terhadap bangsa dan negara seperti yang diharapkan oleh Presiden Prabowo,” terangnya.

Dari sisi psikologi sosial yang dari perspektif peserta, pendekatan di Akmil ini bisa dilihat sebagai metode untuk memperkuat kesatuan sikap, terutama di antara menteri yang berlatar belakang profesional dan militer. 

Sebanyak delapan menteri memiliki latar belakang militer, dan beberapa di antaranya adalah peraih Adhi Makayasa, sebuah prestasi yang mencerminkan kedisiplinan dan kepemimpinan. Figur-figur ini dinilai dapat memberi inspirasi bagi rekan-rekan mereka untuk lebih fokus dalam mengurus negara.

Namun, tantangannya, seperti yang disampaikan oleh Danan, adalah bagaimana mengubah perilaku dan karakter menteri hanya dalam waktu singkat. Meskipun pelatihan ini tidak serta-merta mengubah karakter tiap individu, hal ini dapat menjadi titik refleksi, bagi mereka untuk memahami bahwa pelayanan kepada negara melibatkan pengorbanan fisik dan mental yang besar.

“Walau tidak ada jaminan bahwa dalam 3 hari dapat mengubah karakteristik perilaku masing-masing menteri, poin pentingnya adalah apakah para menteri yang menjadi peserta memahami dan memaknai kegiatan ini sebagai bagian dari konsekuensi yang harus mereka lakukan dalam upaya pengembangan kapasitas diri. Di sana, mereka diberi pelatihan fisik, yang menjadi penting mengingat kinerja yang sangat padat, terutama di bawah tekanan. Tekanan ini tidak hanya datang dari Presiden yang mengharapkan kinerja terbaik, tetapi juga dari tekanan psikologis karena seluruh rakyat Republik Indonesia mengamati pembekalan Kabinet Merah Putih di Akmil Magelang,” pungkasnya.

Salah satu kegiatan Retreat Kabinet Merah Putih (Sumber : BPMI Setpres/Muchlis Jr, dilansir dari presidenri.go.id)

Keseluruhan pelatihan ini memiliki dimensi psikologis yang kuat yaitu tekanan untuk tampil prima di hadapan Presiden dan seluruh rakyat. Prabowo tampaknya memahami bahwa soliditas kabinet akan lebih efektif tercapai jika para anggotanya merasakan ikatan emosional dan dedikasi tinggi, persis seperti yang ada di lingkungan militer.

Pada akhirnya, inisiatif pembekalan ini mengundang pertanyaan: apakah pendekatan ini hanya bersifat seremonial, atau benarkah mampu memperkuat loyalitas kabinet dalam jangka panjang? Meski jawabannya belum bisa dipastikan, satu hal yang pasti, Prabowo telah membuktikan bahwa kepemimpinan memerlukan kreativitas dan keberanian untuk membawa perubahan dalam pemerintahan.

Baca juga : Atlet Pemanah Asal Agribisnis Unmuh Jember berhasil Bawa 3 Medali Panahan Jawa Timur

Atlet Pemanah Asal Agribisnis Unmuh Jember berhasil Bawa 3 Medali Panahan Jawa Timur

Agung Ramadhan Putra Nagara, mahasiswa semester 5 Program Studi Agribisnis Universitas Muhammadiyah Jember, berhasil menorehkan prestasi gemilang dalam Kejuaraan Provinsi Panahan Jawa Timur tahun 2024 yang berlangsung pada 23-27 Oktober di Lapangan Desa Wonorejo, Wates, Kediri. 


Dalam ajang yang diselenggarakan oleh Pengurus Provinsi PERPANI Jatim ini, Agung yang mewakili Tunas Muda Archery Club Jember tampil di kategori Barebow putra U21 dan berhasil meraih tiga medali.

Agung sukses meraih medali emas pada babak kualifikasi sesi 2 Divisi Barebow U21 Putra, medali perunggu untuk babak Kualifikasi Total Sesi Divisi Barebow U21 Putra, dan medali perak pada babak aduan divisi Barebow U21 Putra. Prestasi ini sangat membanggakan, mengingat Agung harus beradaptasi dengan tantangan angin kencang serta divisi yang berbeda dari biasanya. Dalam kejuaraan kali ini, ia berkompetisi di divisi Barebow dengan berat tarikan 28 lbs, berbeda dari divisi Compound Bow dengan berat tarikan 58 lbs yang biasa ia ikuti.

Pelatih Agung, Triamega Puspitasari, mengungkapkan rasa bangganya atas pencapaian ini. "Alhamdulillah, saat ini saya sangat bangga dengan diperolehnya prestasi ini. Harapannya, dengan perolehan juara-juara, adik-adik binaan PERPANI bisa mendirikan UKM Panahan di UNMUH, melihat banyak antusiasme serta kesempatan berlomba yang terus meningkat tiap tahunnya," ujarnya.

Prestasi ini menjadi bukti kerja keras Agung dan dukungan dari Tunas Muda Archery Club Jember, sekaligus menambah pengalaman berharga di dunia panahan bagi dirinya dan para atlet muda lainnya.



Baca Juga: Patin Fish Farm: Kisah Sukses Usaha Budidaya Ikan Patin dengan Teknologi RAS

Jumat, 01 November 2024

Heboh Tuyul di Jember: Akademisi Unmuh Jember Imbau Sikap Rasional


Heboh isu tuyul yang berkeliaran di Desa Dukuh Mencek, Kecamatan Sukorambi, Jember, membuat warga resah. 

Masyarakat setempat mengaku sering kehilangan uang secara misterius, yang mereka yakini disebabkan oleh makhluk gaib tersebut. 

Bahkan, warga memasang spanduk di kawasan Dusun Ampo bertuliskan “Anda memasuki daerah rawan tuyul hati-hati dengan uang Anda,” sebagai bentuk peringatan.

Fenomena ini menarik perhatian Dhofir Catur Bashori M.HI., Akademisi Al-Islam dan Kemuhammadiyahan dari Universitas Muhammadiyah Jember (Unmuh Jember).

Menurutnya, isu tuyul ini dapat dilihat dari sudut pandang agama maupun sosial. Dalam perspektif aqidah, Dhofir menjelaskan bahwa tuyul sejatinya adalah sebutan bagi jin atau makhluk halus yang suka mencuri, di mana masyarakat membayangkannya dalam bentuk anak kecil gundul. 

Namun, dirinya mengingatkan, kepercayaan ini jangan sampai mengarah pada kemusyrikan.

"Justru harus melahirkan sikap rasional agar kita waspada dalam menjaga harta," tegasnya.

Dhofir juga memaparkan bahwa secara sosial, isu tuyul ini mungkin timbul sebagai cara untuk menciptakan ketakutan atau bahkan mungkin sebagai penjelasan untuk ketidakmampuan masyarakat dalam menjaga harta mereka sendiri. 

“Kewaspadaan masyarakat perlu ditingkatkan agar tidak cepat percaya pada hal-hal gaib sebagai satu-satunya penyebab,” jelas Dhofir.

Akademisi Unmuh Jember ini mengimbau masyarakat agar mulai menyikapi isu-isu seperti ini dengan cara yang lebih rasional, seperti menyimpan uang di bank atau menginvestasikannya. 

Dhofir juga menegaskan bahwa Muhammadiyah selalu mendorong sikap kritis di tengah masyarakat, termasuk dalam menanggapi fenomena gaib seperti isu tuyul ini. 

“Jangan mudah terprovokasi, melainkan harus disikapi dengan pengetahuan yang cukup,” tutupnya.

Baca juga : Unmuh Jember Dorong Literasi Politik Lewat Nobar Debat Bupati

Futsal Cosplay Warnai Anniversary Ilmu Komunikasi Unmuh Jember

Potret kedua peserta yang cosplay menggunakan baju SMA dan baju tidur saat beradu kemampuan futsal

Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi (Himakom) Universitas Muhammadiyah Jember (Unmuh Jember) menggelar acara unik bertajuk “Mendadak Futsal” Pada Kamis (31/10/2024) di Lapangan Furtsal Unmuh Jember, dalam rangka memperingati ulang tahun ke-23 Program Studi Ilmu Komunikasi. Acara ini berbeda dari perayaan biasanya karena tidak hanya berupa pertandingan futsal, tetapi juga memadukan unsur cosplay yang membuat suasana makin meriah dan penuh warna.

Salah satu daya tarik utama dari “Mendadak Futsal” adalah konsep cosplay yang ditampilkan oleh para peserta. Rafi Farrel Ariyanta, penjaga gawang, mengenakan kostum Spider-Man. Keberadaannya dengan kostum ini tak hanya mencuri perhatian tetapi juga memberi semangat tambahan bagi timnya.

“Saya memilih Spider-Man karena ingin menjadi penyelamat, seperti superhero yang menjaga kota bedanya saya menjaga gawang,” tegasnya dengan semangat. 


Potret Rafi Farrel Ariyanta saat menjaga gawang dengan cosplay topeng Spider-Man

Di sisi lain, Moch Ridwan Aulia tampil unik dengan cosplay sebagai Hellboy. Alasan Ridwan memilih karakter ini cukup inspiratif. Keberadaan Ridwan dengan kostum Hellboy memberi sentuhan seru pada pertandingan, meskipun acara ini tidak difokuskan pada kompetisi ketat.

"Hellboy itu tokoh yang nggak pernah kalah, dan saya pakai kostum ini untuk memberi semangat ke teman-teman tim supaya selalu berjuang dan semoga tidak pernah kalah," ungkap Ridwan. 

Potret Moch Ridwan Aulia saat foto di depan kamera dengan cosplay Hellboy

Tak ketinggalan, dua peserta lainnya, Septia Melanie dan Hikmatul Isnaini, tampil kompak sebagai Woody dan Jessie dari Toy Story. Kostum ini berhasil memberi warna tersendiri, memperlihatkan bahwa mereka datang bukan untuk bersaing, tetapi untuk menambah keseruan acara.

“Kami hanya ingin tampil seru dan keren di foto. Lagipula, kostum Toy Story itu menarik dan mudah dikenali,” ujar Septia dan Hikmatul secara bergantian. 

Potret Septia Melanie sebagai Woody (Kiri) dan Hikmatul Isnaini sebagai Jessie (Kanan)

Ach Jauharil Fahmi Ketua Panitia menekankan bahwa tujuan utama dari Mendadak Futsal adalah untuk mempererat hubungan antar mahasiswa dan dosen serta menciptakan momen kebersamaan yang menyenangkan. 

“Ini bukan soal menang atau kalah, tapi soal kebersamaan kan anniversary ya tujuan utamanya. Beberapa tim bahkan tidak memikirkan kemenangan, yang penting bisa tampil lucu dan menikmati acara,” jelas Fahmi. 

Dengan penuh semangat, keceriaan, dan kostum-kostum unik, "Mendadak Futsal" sukses menghibur seluruh mahasiswa Ilmu Komunikasi Unmuh Jember. Semoga ini menjadi awal dari acara-acara inovatif lainnya yang tidak hanya seru tapi juga mempererat ikatan antar mahasiswa.


Baca juga : Mahasiswa POR Unmuh Jember Raih 3 Medali Perunggu dalam Ajang PON XXI Aceh 2024

Connect