Minggu, 14 Agustus 2022

Gelar Webinar Keperawatan, Fikes Unmuh Jember Fokus Tekan Angka Kematian Ibu dan Anak di Kabupaten Jember

 


Tingginya angka kematian Ibu dan Bayi di Kabupaten Jember menjadi fokus tersendiri bagi dunia kesehatan. Menduduki urutan pertama di Jawa Timur dengan kasus tertinggi sebesar 44 kejadian selama satu tahun disusul dengan Kabupaten Bojonegoro dengan 28 kasus per tahun.


     Menilik hal tersebut, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jember menggelar Webinar Keperawatan Nasional bertema Sinergisme Petugas Kesehatan dengan Elemen Masyarakat untuk Menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) secara hybrid, Sabtu, (13/8/2022). Ketua DPD PPNI (Dewan Pengurus Daerah Persatuan Perawat Nasional Indonesia) Kabupaten Jember, Ns Eko Mustakim SKep MMKes SpKep MB berujar bahwa inilah saatnya bersinergi dengan pemerintahan.

     "Berusaha menjadi tenaga kesehatan yang membantu pemerintah untuk menekan angka kematian ibu dan bayi." ungkapnya. Seperti yang diketahui, banyak faktor yang mempengaruhi kesehatan ibu hamil diantaranya ialah pengetahuan tentang kesehatan kehamilan dan faktor usia. Maka dari itu, lanjut Eko, disinilah peran tenaga kesehatan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan dengan lebih mendekatkan dengan masyarakat. "Wes wayahe Jember sehat, wes wayahe perawat dekat dengan masyarakat."

     Sementara itu Dekan Fikes Unmuh Jember, Ns Sasmiyanto Skep MKes menjelaskan AKI dan AKB berpengaruh pada kondisi generasi pada masa depan. Karena generasi penerus dibentuk dari ibu sejak anak dalam kandungan, ungkapnya. "Pemerintah Kabupaten Jember mengungkapkan ini merupakan hal serius sehingga harus ditangani dengan benar untuk menciptakan masyarakat sejahtera untuk menciptakan kesehatan yang optimal."

     Dari segi medis, Pendarahan Post Partum (PPH) dan Preeklamsia menjadi faktor tertinggi AKI. Sementara faktor nonmedis, dijelaskan oleh Prof Dr Nyoman Anita drg MS, ada sebagian masyarakat yang menolak pengobatan lebih lanjut sehingga ada keterlambatan penanganan. "Faktor biaya di sini juga sangat berpengaruh terhadap AKI bagi masyarakat menengah bawah." jelas Wakil Dekan 1 Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga tersebut. Nakes memberikan peran besar sebagai penolong dengan menjaga kualitas pelayanan untuk menjaga kuantitas.

     Untuk meningkatkan pelayanan, langkah yang diambil yaitu dengan melakukan empat strategi intervensi diantaranya peningkatan akses pelayanan kesehatan semesta, peningkatan kualitas pelayanan kesehatan, pemberdayaan masyarakat, dan penguatan tata kelola.

     Arah kebijakan RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional) tahun 2020-2024 yang paling utama ialah peningkatan kesehatan ibu, anak, KB, dan kesehatan reproduksi. Kemudian disusul dengan percepatan perbaikan gizi masyarakat, peningkatan pengendalian penyakit, penguatan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas), dan peningkatan pelayanan kesehatan dan pengawasan obat dan makanan.

Tags :

bm
Created by: News Unmuh Jember

Humas Unmuh Jember Jaya Jaya Jaya!

Posting Komentar

Connect