Akademisi Komunikasi Komentari Kontroversi Dakwah Gus Miftah
Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Muhammdiyah Jember |
Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
(Fisipol) Universitas Muhammadiyah Jember (Unmuh Jember), Dr. Sudahri, S.Sos.,
M.I.Kom, menyoroti kejadian yang sedang viral belakangan ini. Yakni mengenai
dakwah dari Miftah Maulana Habiburrahman atau Gus Miftah yang dinilai menghina
pedagang es teh yang sedang berjualan diantara
jamaah yang hadir. Ia menyoroti aspek performa dan juga profil dari Gus
Miftah.
Menurutnya, Gus Miftah memang berbeda
dengan pendakwah pada umumnya.
“Miftah ini memang berbeda dengan pendakwah
biasanya, dari pakaiannya yang nyentrik, bahasanya yang ceplas-ceplos, dan
terbuka untuk semua kalangan” ungkapnya.
Tetapi di sisi lain, Gus Miftah sering kali
keluar jalur yang tidak disadari oleh dirinya sendiri, dan hal itu merupakan
cerminan dari akhlak. Karena menurut Sudahri, akhlak itu merupakan sesuatu
refleksitas diri yang tidak terkoneksi dengan kesadaran.
“Akhlak itu merupakan sesuatu yang tidak
bisa direncanakan, karena akhlak terbentuk karena sebuah kebiasaan,” ungkap
Sudahri.
Gus Miftah yang saat ini bukan hanya
sekedar menjadi seorang pendakwah saja, melainkan juga menjadi Utusan Khusus
Presiden Bidang Kerukunan Beragama Dan Pembina Sarana Keagamaan, tentunya ia
akan lebih mejadi pusat perhatian dari semua orang, karena ia menjadi
representasi dari jabatan yang ia duduki saat ini.
Gus Miftah dinilai tidak belajar dari
pengalaman, karena sebelumnya dia sempat beberapa kali diolok-olok oleh netizen
akibat perilakunya saat berdakwah yang kerap menimbulkan kontroversi.
“Berapa kali dia diolok-olok oleh netizen?,
berapa kali dia diolok-olok orang?, ketika dia berlaku kasar terhadap istrinya
yang sempat viral beberapa waktu lalu. Tetapi tetap saja dia tidak merubah hal
itu,” tegasnya.
Dekan Fisipol yang merupakan akademisi ilmu
komunikasi itu juga menyampaikan bahwasannya dalam ilmu komunikasi, terdapat
komunikasi intrapersonal dan komunikasi interpersonal yang perlu dipahami oleh
seorang public speaker, dalam hal ini adalah pendakwah.
“Sebelum menyampaikan sesuatu, seseorang
harus melakukan komunikasi intrapersonal. Yaitu berkomunikasi dengan diri
sendiri tekait benar atau salah, dan pantas tidaknya sesuatu yang hendak
disampaikan,” tutupnya.
Penulis : Sukron Kasyir
Posting Komentar