FKIP Unmuh Jember Berperan Aktif dalam Revitalisasi Sastra Madura melalui Webinar HISKI Komisariat Jember
Universitas Muhammadiyah Jember (Unmuh Jember) kembali
menunjukkan komitmennya dalam melestarikan budaya lokal dengan berpartisipasi
aktif dalam acara Ngobrol Metasastra ke-42 yang diselenggarakan oleh Himpunan
Sarjana Kesusasteraan Indonesia (HISKI) Komisariat Jember. Acara yang bertajuk
“Revitalisasi Sastra Madura” ini digelar secara virtual melalui Zoom Meeting
pada Sabtu, (25/1/ 2025). Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi antara HISKI
Komisariat Jember, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP
PGRI Bangkalan, dan Unmuh Jember.
Dr. Fitri Amilia, M.Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan (FKIP) Unmuh Jember, yang juga menjabat sebagai Ketua HISKI
Komisariat Jember, memberikan sambutan penutup dalam acara tersebut. Beliau
menyampaikan apresiasi yang tinggi atas terselenggaranya kegiatan ini dan
menekankan pentingnya peran generasi muda dalam melestarikan sastra Madura.
“Kegiatan ini tidak hanya menjadi wadah diskusi akademis, tetapi juga menjadi momentum untuk membangkitkan kembali minat generasi muda terhadap sastra Madura,” ujar Dr. Fitri.
Acara ini menghadirkan dua narasumber ahli yang berasal dari
Madura, yaitu Ahmad Faishal, S.S., M.Hum., dosen Sekolah Tinggi Kesenian
Wilwatikta Surabaya, dan Rozekki, M.Pd., dosen STKIP PGRI Bangkalan. Keduanya
membahas berbagai tantangan yang dihadapi sastra Madura serta solusi untuk
merevitalisasinya. Ahmad Faishal memaparkan materi bertajuk “Perkembangan
Naskah Drama Madura”. Ia menjelaskan bahwa naskah drama Madura saat ini berada
di posisi kedua dalam kesusasteraan Madura, dengan minat yang cenderung menurun.
“Naskah drama Madura seringkali hanya dijadikan sebagai
media pra-penciptaan pertunjukan, bukan sebagai karya sastra yang mandiri,”
ungkapnya.
Faishal juga menawarkan solusi untuk menggiatkan penulisan
naskah drama di sekolah-sekolah, pesantren, dan komunitas sastra di Madura,
serta mengadakan pertunjukan drama secara rutin. Sementara itu, Rozekki, M.Pd.,
membawakan materi dengan judul “Bahasa dalam Sastra Madura”. Ia mengungkapkan
bahwa sastra Madura saat ini menghadapi tantangan serius, terutama dalam hal
penggunaan bahasa Madura sebagai medium karya sastra.
“Sebagian besar sastrawan Madura lebih memilih menggunakan bahasa Indonesia dalam karya mereka karena memiliki cakupan yang lebih luas,” jelas Rozekki.
Dalam sesi diskusi, moderator Dr. Mariam Ulfa, M.Pd.,
memandu jalannya tanya jawab yang melibatkan peserta dari berbagai kalangan.
Diskusi berlangsung sangat interaktif, dengan banyak pertanyaan menarik yang
memicu pemikiran kritis tentang masa depan sastra Madura. Salah satu poin
penting yang muncul adalah peran generasi muda dalam menjaga dan mengembangkan
sastra Madura. “Generasi muda harus didorong untuk menulis karya sastra
berbahasa daerah sebagai bentuk pelestarian budaya,” tegas Buaddin Hasan, M.Pd.,
Wakil Ketua 1 STKIP PGRI Bangkalan.
Acara ditutup dengan pemberian sertifikat penghargaan kepada kedua narasumber dan sertifikat HKI kepada peserta. HISKI Komisariat Jember juga berencana mengadakan pertemuan lanjutan untuk melanjutkan diskusi tentang revitalisasi sastra Madura, mengingat antusiasme dan urgensi topik ini.