Senin, 21 April 2025

Sosialisasi Aturan Sepeda Listrik: Upaya Unmuh Jember Ciptakan Generasi Tertib Lalu Lintas Sejak Dini

Maraknya penggunaan sepeda listrik sebagai sarana transportasi alternatif di kalangan masyarakat, khususnya anak-anak, menjadi perhatian serius bagi dosen Universitas Muhammadiyah Jember (Unmuh Jember). Dalam menjawab tantangan tersebut, tim pengabdian masyarakat yang diketuai oleh Ahmad Suryono, S.H., M.H., bersama Dr. Hana Puspita Eka Firdaus, M.Pd., menyelenggarakan kegiatan sosialisasi hukum dan keselamatan berkendara yang ditujukan kepada siswa sekolah dasar.

Kegiatan ini dilaksanakan pada Minggu (19/1/2025), bertempat di MI Al Kawtsar, Kemuningsarilor, Kecamatan Panti, Kabupaten Jember. Sosialisasi ini dilatarbelakangi oleh tingginya angka kecelakaan lalu lintas yang melibatkan pengguna sepeda listrik, terutama anak-anak yang belum memahami aturan dan tanggung jawab dalam berkendara. Minimnya edukasi dari orang tua serta lembaga pendidikan menjadi salah satu faktor krusial yang memperburuk situasi ini.

Tim pengabdian Unmuh Jember mengambil inisiatif untuk turun langsung ke sekolah, memberikan edukasi hukum yang sederhana namun bermakna, serta membangun kesadaran sejak dini akan pentingnya keselamatan dalam berlalu lintas. Sosialisasi ini tidak hanya menyentuh aspek pemahaman hukum, tetapi juga menggugah rasa tanggung jawab sosial siswa sebagai pengguna jalan.

Dalam pelaksanaannya, tim pengabdian menggunakan media interaktif dan visual seperti poster edukatif yang dirancang khusus agar mudah dipahami oleh anak-anak. Poster tersebut mengandung pesan-pesan penting seputar aturan berkendara, penggunaan pelindung diri, serta etika berlalu lintas.

Dari hasil evaluasi kegiatan, tercatat adanya peningkatan signifikan dalam pemahaman siswa terhadap aturan sepeda listrik, tumbuhnya kesadaran keselamatan, serta keterlibatan aktif orang tua dan pihak sekolah dalam mendukung edukasi ini. Kegiatan ini membuktikan bahwa pembentukan karakter tertib berlalu lintas dapat dimulai dari usia dini, dan kolaborasi antara pendidik, orang tua, serta lembaga pendidikan menjadi kunci keberhasilannya.

Melalui kegiatan pengabdian ini, Unmuh Jember kembali menegaskan perannya sebagai institusi yang tidak hanya berfokus pada pengembangan ilmu pengetahuan, tetapi juga aktif berkontribusi dalam membentuk masyarakat yang sadar hukum dan berbudaya tertib lalu lintas sejak usia sekolah dasar.

Unmuh Jember dalam Dakwah Global: Misi Pengabdian dan Dakwah di Negeri Jiran

Universitas Muhammadiyah Jember (Unmuh Jember) kembali menunjukkan kiprahnya dalam dakwah dan pengabdian lintas negara melalui partisipasi aktif dalam kegiatan bertajuk “Penguatan Pemahaman dan Pengamalan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan di Komunitas Global”. Program pengabdian masyarakat ini diselenggarakan di Wang Ulu, Perlis, Malaysia, selama satu pekan penuh, dari Rabu hingga Selasa (15–2/1/2025). Kegiatan ini menyasar komunitas Muslim setempat dengan pendekatan kolaboratif antarperguruan tinggi Muhammadiyah di Indonesia dan Malaysia.

Keterlibatan Unmuh Jember dalam kegiatan ini menjadi bukti nyata komitmen institusi dalam menyebarluaskan nilai-nilai Islam berkemajuan hingga ke ranah internasional. Program ini tidak hanya menekankan aspek ibadah secara ritual, tetapi juga pengamalan nilai-nilai spiritual dalam kehidupan sosial. Peserta kegiatan didorong untuk menggali kembali makna ajaran Al-Qur’an secara kontekstual, memperkuat kekhusyukan dalam ibadah, serta menanamkan nilai-nilai keadilan, kasih sayang, dan kebersamaan dalam interaksi sosial kemasyarakatan.

Dengan pendekatan yang holistik dan inklusif, program ini bertujuan menciptakan tatanan masyarakat yang harmonis, toleran, dan berpijak pada prinsip-prinsip Al-Islam dan Kemuhammadiyahan. Dalam konteks komunitas global seperti masyarakat Wang Ulu, kehadiran dakwah yang relevan dengan kebutuhan zaman menjadi sangat penting agar nilai-nilai Islam tetap hidup, tumbuh, dan diterima secara menyeluruh.

Tim pengabdian dari Unmuh Jember terdiri dari Dr. Lady Agustina, Dr. Sudahri, dan Mochamad Alfan yang turut menjadi garda terdepan dalam pelaksanaan kegiatan ini. Mereka berkolaborasi dengan Dr. Wachid Ridwan dari Universitas Muhammadiyah Malaysia, Mamdukh Budiman dari Universitas Muhammadiyah Semarang, serta Tri Endi Ardiansyah dari Universitas Muhammadiyah Tangerang. Kolaborasi lintas kampus ini menjadi kekuatan utama dalam mewujudkan dakwah yang inklusif dan berdampak nyata.

Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang dakwah dan edukasi, tetapi juga menjadi wadah pertukaran pemikiran dan budaya antarnegara dalam lingkup Muhammadiyah. Sinergi yang terjalin diharapkan menjadi model pengabdian masyarakat di level internasional dan mendorong lahirnya kolaborasi serupa di masa depan. Dengan semangat keberagaman dan solidaritas antarbangsa, Muhammadiyah menunjukkan bahwa dakwah dapat menjangkau lebih luas, melintasi batas negara, dan hadir sebagai solusi global yang penuh kasih. 

Semangat Kartini di Era Global: Refleksi dan Harapan Bersama Yoga Dwi Windy Kusuma Ningtyas, M.Sc.

 

    Hari Kartini tidak hanya menjadi peringatan sejarah, tetapi juga momentum refleksi untuk membangkitkan semangat perubahan, terutama bagi perempuan Indonesia. Hal ini disampaikan oleh Yoga Dwi Windy Kusuma Ningtyas, M.Sc., dosen Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Jember (Unmuh Jember).

    Dalam wawancara khusus, Yoga Dwi  mengungkapkan bahwa Hari Kartini adalah momen untuk mengingatkan generasi muda, khususnya perempuan, bahwa keterbatasan bukanlah penghalang untuk membawa perubahan besar. “Hari Kartini menjadi pengingat bahwa keberanian untuk berpikir dan memperjuangkan hal-hal yang diyakini benar adalah kekuatan besar. Menjadi perempuan Indonesia adalah sebuah kekuatan tersendiri,” tuturnya, sembari mengutip pernyataan Michelle Obama tentang tidak adanya batasan bagi perempuan untuk mencapai apapun yang mereka impikan.

    Sebagai seorang pendidik sekaligus mahasiswa di luar negeri, Yoga menilai bahwa perempuan Indonesia saat ini telah mampu menempati ruang-ruang yang dulu hanya bisa dibayangkan oleh Kartini. Ia mencontohkan, kini perempuan banyak berperan sebagai ilmuwan, akademisi, pemimpin, hingga entrepreneur, bahkan di panggung global. Meski begitu, ia menekankan pentingnya tetap menjaga integritas, nilai budaya, dan agama dalam perjalanan tersebut.

    Terkait nilai perjuangan Kartini yang masih relevan, Yoga Dwi  menyoroti keberanian untuk berpikir kritis dan kecintaan Kartini terhadap ilmu pengetahuan. Ia menilai, Kartini menunjukkan bahwa melawan ketertinggalan bukan melalui kekerasan, melainkan melalui pemikiran, tulisan, dan pendidikan. "Sebagai pendidik, saya terinspirasi dari kutipan Malala Yousafzai: One teacher, one book, one pen can change the world. Ini juga sejalan dengan semangat yang dibawa Kartini," ujarnya.

    Lebih lanjut, Yoga Dwi  mengajak civitas akademika untuk membangkitkan semangat Kartini di kalangan mahasiswa, terutama perempuan, dengan menciptakan ruang yang aman, suportif, dan memberdayakan. Ia menekankan pentingnya menghargai ide dan potensi mahasiswa perempuan, serta mendorong mereka untuk berani bermimpi besar dan menghasilkan karya nyata.

    "Mahasiswa perempuan perlu diyakinkan bahwa ide-ide mereka berharga, karya mereka penting, dan mereka memiliki peran bermakna. Semangat ini juga diwariskan tidak hanya oleh Kartini, tetapi juga tokoh-tokoh hebat lain seperti Siti Walidah atau Nyai Dahlan dari Aisyiyah dan Muhammadiyah," pungkasnya.

    Melalui semangat Hari Kartini, Yoga Dwi  berharap perempuan Indonesia, khususnya generasi muda, terus menyalakan api perubahan yang berlandaskan pada keberanian, integritas, dan semangat untuk berkontribusi bagi bangsa dan dunia.

Minggu, 20 April 2025

Dosen Hukum Pidana Unmuh Jember Soroti Skandal Suap Hakim Kasus CPO

Kasus suap yang melibatkan hakim dalam perkara ekspor Crude Palm Oil (CPO) kembali mencoreng wajah sistem peradilan Indonesia. Dr. Fina Rosalina, S.H., M.H., dosen Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah (Unmuh) Jember menyoroti fenomena ini sebagai bagian dari "mafia peradilan" yang menggerogoti integritas penegakan hukum.

Menurutnya, kasus suap hakim bukanlah hal baru karena hakim yang seharusnya menjadi guardian of justice justru berubah menjadi perongrong hukum. Ia menegaskan bahwa ini adalah bentuk mafia peradilan di mana oknum nakal bermain melalui jual beli perkara untuk keuntungan pribadi.

“Kasus suap ini kan sebenarnya kategori mafia peradilan, lobi-lobi para petinggi pengadilan agar mendapat vonis ringan. Jadi, oknum nakal ini bermain dengan jual beli perkara untuk menghasilkan cuan” ungkapnya.

Dr. Fina menjelaskan bahwa suap hakim tidak hanya melanggar prinsip integritas dan independensi, tetapi juga menghancurkan kepercayaan publik. Ketika masyarakat tidak lagi percaya pada sistem peradilan, legitimasinya akan runtuh, dan hal ini sangat berbahaya bagi negara hukum.

Sebenarnya, Mahkamah Agung (MA) mengeluarkan dasar hukum yang jelas untuk menangani tindak pidana korporasi, namun hal tersebut tidak mempan untuk mengatasi permasalahan. Dr. Fina menegaskan bahwa masalahnya bukan pada aturan, melainkan pada sistem yang bobrok. 

“Kenapa korporasi melakukan korupsi?, bisa jadi pejabat sengaja memperlambat proses perizinan atau mengarang persyaratan tambahan agar korporasi terpaksa menyuap. Jadi tidak berbicara tentang sulitnya menjerat korporasi, melainkan sistem hukum yang bobrok” tegasnya.

Menurutnya untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat, MA harus berani melakukan reformasi dengan menindak tegas hakim yang terbukti melanggar, bukan hanya memberikan sanksi ringan seperti pemberhentian sementara.

Kedua, penegakan hukum harus diperkuat dengan menambahkan pasal money laundering agar hukuman lebih berat dan aset haram dapat disita.

Ketiga, pengawasan kolegial perlu diperketat untuk membatasi hubungan tidak sehat antara hakim, pengacara, dan pihak terkait lainnya guna mencegah suap sistematis.

Dr. Fina juga mengingatkan bahwa kasus suap hakim hanyalah puncak gunung es dari korupsi struktural yang lebih besar. Sebagai contoh, dalam kasus CPO, suap tidak hanya melibatkan hakim yang memeriksa perkara, tetapi juga hakim pengawas internal. Hal ini mempertanyakan efektivitas pengawasan jika pengawasnya sendiri terlibat korupsi.

"Terlebih dari itu semua, kita harus sepakat bahwa suap hakim ini sebenarnya adalah fenomena gunung es, yang nampak hanya Sebagian kecil di permukaan laut" lanjutnya.

Ia menekankan perlunya langkah ekstrem untuk memerangi korupsi di peradilan, mengingat korupsi adalah extraordinary crime yang membutuhkan solusi luar biasa. Tanpa upaya serius, keadilan dan kepercayaan publik akan terus terkikis.

Fakultas Pertanian Unmuh Jember Gelar Yudisium Semester Ganjil

Fakultas Pertanian (Faperta) Universitas Muhammadiyah (Unmuh) Jember menyelenggarakan acara Yudisium Program Sarjana Semester Ganjil Tahun Akademik 2024/2025 pada Minggu (20/4/2025) di Ruang Rapat Gedung A.

Kegiatan ini dihadiri oleh jajaran dekanat, dosen, mahasiswa, serta wali mahasiswa yang menjadi yudisi.

Sebanyak 29 mahasiswa dinyatakan lulus dan berhak menyandang gelar sarjana. Dari total 29 yudisi, Program Studi Agribisnis menyumbang 11 lulusan, Agroteknologi sebanyak 8 lulusan, dan Teknologi Industri Pertanian (TIP) berjumlah 10 lulusan.

Acara berlangsung khidmat dengan penuh kebanggaan dari seluruh civitas akademika Faperta Unmuh Jember.  

Dalam sambutannya, Dekan Faperta Unmuh Jember, Saptya Prawitasari, S.P., M.P., mengapresiasi kerja keras para mahasiswa yang telah berjuang dengan berbagai cara untuk meraih kelulusan.

"Selamat kepada seluruh yudisium yang telah berhasil menyelesaikan studi. Kami berharap kalian menjadi lulusan yang sukses dan bermanfaat bagi masyarakat," ujarnya.  

Sementara itu, pada sesi orasi alumni, Zainur Rohman, S.P., salah satu alumni Faperta Unmuh Jember, memberikan kesan dan pesan kepada para wisudawan.

Ia mengungkapkan bahwa pengalaman selama kuliah, termasuk tugas mendadak dan tekanan deadline, merupakan bekal berharga untuk dunia kerja.  

"Jangan pernah berkecil hati menjadi mahasiswa Faperta Unmuh Jember. Apa yang diajarkan dosen, termasuk tugas-tugas ketat dan deadline yang mendadak, sebenarnya melatih kalian untuk lebih tangguh dalam menghadapi dunia kerja nanti," pesannya.  

Perwakilan wali mahasiswa turut menyampaikan apresiasi kepada seluruh dosen dan tenaga kependidikan Faperta Unmuh Jember.

"Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya atas bimbingan yang ikhlas diberikan kepada anak-anak kami. Mereka tidak hanya mendapatkan ilmu, tetapi juga dididik dengan akhlak dan perilaku yang baik," ungkapnya.  

Acara yudisium ini menjadi momen penting bagi para lulusan untuk memulai babak baru dalam kehidupan profesional mereka. Dengan bekal ilmu dan pengalaman selama kuliah, diharapkan mereka dapat berkontribusi maksimal di bidang pertanian dan masyarakat luas.

Rabu, 16 April 2025

Unmuh Jember Gelar Kolokium Internasional di Malaysia, Wujudkan Internasionalisasi Menuju Kampus Unggul

Sebagai bagian dari komitmen untuk memperkuat internasionalisasi dan mewujudkan visi sebagai kampus unggul, Universitas Muhammadiyah Jember (Unmuh Jember) melalui Program Pascasarjana Magister Manajemen menyelenggarakan kolokium internasional di Management & Science University (MSU), Malaysia. Kegiatan yang berlangsung pada Rabu (16/04/2025), diikuti oleh 19 mahasiswa Magister Manajemen dan menjadi wujud nyata implementasi kerja sama lintas negara yang telah dijalin sejak 2024.

Kolokium ini dirancang untuk meningkatkan international exposure mahasiswa, terutama dalam konteks akademik. Melalui forum ini, para mahasiswa mempresentasikan proposal tesis mereka di hadapan dosen-dosen MSU yang bertindak sebagai external examiner. Dengan demikian, mahasiswa memperoleh masukan yang berharga dari perspektif global untuk memperkuat kualitas kontribusi dan novelty dari riset mereka. Kegiatan ini juga menjadi salah satu indikator penilaian akademik melalui penghargaan seperti Best Paper dan Best Presenter.

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unmuh Jember, Maheni Ika Sari, SE., MM., menyampaikan bahwa kolokium ini merupakan langkah strategis dalam peningkatan mutu program studi, khususnya dalam aspek internasionalisasi. 

“Kolokium ini bertujuan memberikan pengalaman akademik internasional yang nyata kepada mahasiswa. Selain memperluas wawasan, mereka juga dilatih untuk beradaptasi dengan standar akademik global,” ujarnya.

Maheni menambahkan bahwa jumlah partisipasi mahasiswa dalam kegiatan ini meningkat dibandingkan tahun sebelumnya, dari 12 menjadi 19 peserta. 

“Ini menunjukkan antusiasme mahasiswa dalam mengikuti kegiatan internasional yang relevan dengan perkembangan keilmuan dan karier akademik mereka,” tambahnya.

Selain kolokium, kerja sama antara Unmuh Jember dan MSU juga mencakup pengembangan program dual degree, pengabdian masyarakat internasional (joint community service), serta riset kolaboratif lintas negara. Maheni menyebutkan bahwa jejaring mitra internasional FEB tidak hanya terbatas di Malaysia, tetapi juga meluas ke Singapura, Filipina, hingga Uzbekistan.

Wakil Rektor Bidang Akademik Unmuh Jember, Dr. Bagus Setya Rintyarna, M.Kom., menyambut baik inisiatif ini dan menyatakan bahwa pihak universitas tengah mengevaluasi potensi pengembangan kegiatan serupa di jenjang sarjana (S1).

“Kami melihat potensi besar dari kegiatan ini dalam meningkatkan mutu akademik dan daya saing mahasiswa. Rencana uji coba untuk jenjang S1 sedang kami godok,” jelasnya.

Kolokium internasional ini berlangsung selama satu hari, dan para mahasiswa dijadwalkan kembali ke Indonesia pada malam harinya. Kegiatan ini menjadi bagian dari strategi jangka panjang Unmuh Jember dalam membekali mahasiswa dengan international exposure dan jejaring global yang relevan dengan tantangan dunia kerja dan akademik masa kini.

Senin, 14 April 2025

Prof. Muhadjir Ceritakan Sejarah Pendidikan Muhammadiyah Hingga Tanggung Jawab Unmuh Jember Untuk Tingkatkan Indeks Pembangunan Manusia

 

Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.A.P., menyampaikan orasi ilmiah

Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.A.P., memberikan orasi ilmiah dalam acara Milad Universitas Muhammadiyah (Unmuh) Jember pada Sabtu (12/4/2025). Dalam pidatonya, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tersebut mengupas sejarah perjuangan Muhammadiyah di bidang pendidikan serta tantangan yang dihadapi perguruan tinggi Muhammadiyah di masa depan.  

Prof. Muhadjir menceritakan bagaimana pendiri Muhammadiyah, KH. Ahmad Dahlan, melakukan pendekatan kooperatif dengan Belanda di masa penjajahan.

Saat itu, Ahmad Dahlan mendekati kepala sekolah Belanda dan bahkan mendaftar menjadi guru di sana. Langkah ini sempat dianggap sebagai pengkhianatan oleh masyarakat sekitar yang mengira ia bergabung dengan penjajah.  

Beliau menjelaskan, berkat pendekatan tersebut, Muhammadiyah mampu membangun ratusan Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah (PTMA), serta ribuan sekolah dari tingkat SD hingga SMA di seluruh Indonesia.  

"Dulu dicaci maki karena berangkulan dengan Belanda, dan sekarang terbukti siapa yang benar ijtihad nya sampai saat ini. Sementara yang lain masih percaya dengan air yang didoakan, dukun, dan lainnya" tegasnya.

Prof. Muhadjir juga membandingkan sistem pendidikan tinggi di Indonesia dengan negara Barat. Menurutnya, universitas-universitas terkemuka di Barat justru didominasi oleh swasta, bukan negeri.  

"Di Indonesia pun harus begitu. Masa depan bangsa ini ada di tangan Perguruan Tinggi Swasta (PTS), karena PTN sangat bergantung pada APBN. Sementara PTS bisa lebih gesit dalam bereksperimen dan berakselerasi," ujarnya.  

Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.A.P., bersama awak media

Meski optimis dengan perkembangan PTMA, Prof. Muhadjir mengingatkan agar nilai-nilai keislaman dan kemuhammadiyahan tidak tergerus. Dia mencontohkan banyak universitas di Barat yang awalnya didirikan organisasi keagamaan, tetapi lambat laun kehilangan identitas religiusnya setelah diambil alih pengusaha karena masalah finansial lembaga keagamaan di sana.  

"Hal ini bisa terjadi jika Muhammadiyah tidak memiliki basis ekonomi yang kuat" jelasnya.

Dia juga menyoroti rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) terutama di Kabupaten Jember yaitu sekitar 70,93% dan menegaskan bahwa Unmuh Jember memiliki peran strategis dalam memperbaikinya.  

"Rendahnya IPM di Jember ini, Unmuh Jember harus bertanggung jawab untuk meningkatkannya" ungkapnya.

Beliau juga melihat perkembangan yang dialami oleh Unmuh Jember yang sampai saat ini menunjukkan progres yang baik untuk bersaing dengan perguruan tinggi lainnya.

"Saya melihat penerus di Unmuh Jember ini sudah berada dalam track yang benar dan saya yakin akan semakin maju" tutupnya.

Penulis Sukron Kasyir

Connect