Senin, 14 April 2025

Prof. Muhadjir Ceritakan Sejarah Pendidikan Muhammadiyah Hingga Tanggung Jawab Unmuh Jember Untuk Tingkatkan Indeks Pembangunan Manusia

 

Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.A.P., menyampaikan orasi ilmiah

Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.A.P., memberikan orasi ilmiah dalam acara Milad Universitas Muhammadiyah (Unmuh) Jember pada Sabtu (12/4/2025). Dalam pidatonya, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tersebut mengupas sejarah perjuangan Muhammadiyah di bidang pendidikan serta tantangan yang dihadapi perguruan tinggi Muhammadiyah di masa depan.  

Prof. Muhadjir menceritakan bagaimana pendiri Muhammadiyah, KH. Ahmad Dahlan, melakukan pendekatan kooperatif dengan Belanda di masa penjajahan.

Saat itu, Ahmad Dahlan mendekati kepala sekolah Belanda dan bahkan mendaftar menjadi guru di sana. Langkah ini sempat dianggap sebagai pengkhianatan oleh masyarakat sekitar yang mengira ia bergabung dengan penjajah.  

Beliau menjelaskan, berkat pendekatan tersebut, Muhammadiyah mampu membangun ratusan Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah (PTMA), serta ribuan sekolah dari tingkat SD hingga SMA di seluruh Indonesia.  

"Dulu dicaci maki karena berangkulan dengan Belanda, dan sekarang terbukti siapa yang benar ijtihad nya sampai saat ini. Sementara yang lain masih percaya dengan air yang didoakan, dukun, dan lainnya" tegasnya.

Prof. Muhadjir juga membandingkan sistem pendidikan tinggi di Indonesia dengan negara Barat. Menurutnya, universitas-universitas terkemuka di Barat justru didominasi oleh swasta, bukan negeri.  

"Di Indonesia pun harus begitu. Masa depan bangsa ini ada di tangan Perguruan Tinggi Swasta (PTS), karena PTN sangat bergantung pada APBN. Sementara PTS bisa lebih gesit dalam bereksperimen dan berakselerasi," ujarnya.  

Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.A.P., bersama awak media

Meski optimis dengan perkembangan PTMA, Prof. Muhadjir mengingatkan agar nilai-nilai keislaman dan kemuhammadiyahan tidak tergerus. Dia mencontohkan banyak universitas di Barat yang awalnya didirikan organisasi keagamaan, tetapi lambat laun kehilangan identitas religiusnya setelah diambil alih pengusaha karena masalah finansial lembaga keagamaan di sana.  

"Hal ini bisa terjadi jika Muhammadiyah tidak memiliki basis ekonomi yang kuat" jelasnya.

Dia juga menyoroti rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) terutama di Kabupaten Jember yaitu sekitar 70,93% dan menegaskan bahwa Unmuh Jember memiliki peran strategis dalam memperbaikinya.  

"Rendahnya IPM di Jember ini, Unmuh Jember harus bertanggung jawab untuk meningkatkannya" ungkapnya.

Beliau juga melihat perkembangan yang dialami oleh Unmuh Jember yang sampai saat ini menunjukkan progres yang baik untuk bersaing dengan perguruan tinggi lainnya.

"Saya melihat penerus di Unmuh Jember ini sudah berada dalam track yang benar dan saya yakin akan semakin maju" tutupnya.

Penulis Sukron Kasyir

Tags :

bm
Created by: Unas Aleansa

Humas Unmuh Jember Jaya Jaya Jaya!

Posting Komentar

Connect