Unmuh Jember Jadi Tuan Rumah Pendampingan Nasional Program Mahasiswa Berdampak PTMA 2025
Universitas Muhammadiyah Jember (Unmuh Jember) menjadi tuan rumah pelaksanaan Pendampingan Program Mahasiswa Berdampak: Pemberdayaan Masyarakat oleh Badan Eksekutif Mahasiswa di Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (PTMA) Tahun 2025 yang digelar secara daring melalui Zoom, Senin (21/7/2025). Kegiatan ini diselenggarakan oleh Pusat Prestasi Mahasiswa (Puspresma) PTMA, melibatkan perwakilan mahasiswa, dosen pendamping, serta pimpinan perguruan tinggi se-Indonesia.
Acara
dibuka secara resmi oleh Fitri Arofiati, Ns., MAN., Ph.D
dari Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah. Dalam sambutannya, ia menegaskan
pentingnya sinergi antar PTMA agar tidak hanya menjadi buih yang
tercerai-berai, melainkan mampu menjadi kekuatan bersama yang memiliki impact
besar di masyarakat. “Kami ingin PTMA dikenal bukan karena jumlahnya, tetapi
kualitas dan kontribusinya,” ujar Fitri.
Mewakili
Rektor Unmuh Jember, Wakil Rektor III Dr. Sofyan Rofi, M.Pd.I menyampaikan rasa
terima kasih atas kepercayaan menjadikan Unmuh Jember sebagai tuan rumah
kegiatan strategis ini. “Kami berharap kegiatan ini dapat memacu semangat
mahasiswa dalam menyusun program pengabdian masyarakat yang berdampak dan
meningkatkan prestasi mereka,” ungkapnya. Ia juga membuka kemungkinan
pelaksanaan acara serupa secara luring di Jember pada kesempatan berikutnya.
Ketua
Puspresma PTMA, Dr. Fatimah Sari Siregar, S.Pd., M.Hum, yang diwakili oleh Ir.
Ahmad Kholid Alghofari, S.T., M.T., menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak
yang mendukung kegiatan ini, termasuk narasumber utama Prof. Dr. Yohana
Sutiknyawati Kusuma Dewi dan para pendamping dari berbagai PTMA. “Mahasiswa
adalah kekuatan dengan idealisme, intelektualitas, dan semangat muda yang luar
biasa. Kami ingin program ini menjadi ruang aktualisasi nyata di tengah
masyarakat,” ujar Kholid.
Kegiatan
ini juga menjadi momen strategis dalam mempersiapkan proposal-program
pengabdian dari mahasiswa PTMA untuk program Kementerian yang bertujuan
mendorong kemandirian masyarakat. Dalam data yang disampaikan, terdapat 52
organisasi mahasiswa dari PTMA yang telah berhasil memperoleh pendanaan melalui
program-program serupa sebelumnya.
Pesan
utama dari para narasumber adalah bahwa proposal yang berkualitas bukan hanya
sekadar memenuhi syarat administratif, namun harus mampu menciptakan legacy—dampak
yang benar-benar dirasakan oleh masyarakat. Pendampingan ini diharapkan menjadi
titik awal lahirnya berbagai program mahasiswa yang tidak hanya kreatif, namun
juga solutif dan berkelanjutan.