Rabu, 21 Februari 2024

Unicef Gandeng Unmuh Jember untuk Tekan Angka Kematian Ibu Hamil


Universitas Muhammadiyah Jember (Unmuh Jember) bersama Universitas Airlangga (Unair) dan Unesco mempunyai fokus terhadap pencegahan kematian ibu hamil dan bayi. Mempunyai program GELIAT (Gerakan Peduli Ibu dan Anak Sehat), sasaran dari program tersebut adalah para ibu hamil.

Salah satu dosen Unmuh Jember yang berkecimpung pada program pengabdian tersebut, Ns Siti Kholifah MKep berujar kegiatan ini gencar dilakukan mengingat tingginya kematian ibu dan bayi di Jawa Timur. 

Dalam hal ini Unmuh Jember sebagai pelaku yang terjun ke lapangan mempunyai tujuan memberikan sumbangsih pengetahuan dan pendampingan kepada ibu hamil bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Jawa Timur dan Kabupaten Jember. Kecamatan Sumbersari dan Sukorambi dipilih sebagai tempat pengabdian dengan mempertimbangkan banyaknya jumlah ibu hamil dalam jangka periode Februari 2024  sampai dengan Juni 2024.

Dijelaskan oleh Siti Kholifah, program pengabdian ini melibatkan 71 mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan  yang akan diterjunkan ke masyarakat dengan satu mahasiswa mendampingi dua ibu hamil. 

“Namun kita juga bekerja sama dengan lini lain yang turut menyempurnakan program ini yaitu mahasiswa Kesehatan Masyarakat UNEJ dan Stikes Al Qodiri. Kesemuanya itu akan menjadi satu kesatuan tim di beberapa sudut pandang keilmuan untuk pendampingan ibu hamil.

Mulanya, mahasiswa akan diberikan materi tentang maternitas meliputi kehamilan sampai dengan masa nifas. Mahasiswa juga akan dibekali dengan logbook untuk pegangan selama melakukan pendampingan. 



Seperti diketahui, tingginya kasus kematian ibu hamil adalah minimnya pengetahuan tentang Kesehatan selama masa kehamilan. Mulai dari wajibnya melakukan pemeriksaan di tiap trimester, kewajiban minum tablet multivitamin dan tambah darah, sampai dengan kebutuhan nutrisi ibu selama kehamilan. 

Faktor lain yang mempengaruhi yaitu ibu yang mempunyai resiko tinggi seperti usia di atas 40 tahun, pendarahan, dan preeklamsia. Apabila ibu hamil tidak aware dengan semua faktor di atas, maka akan lebih rentan.

Untuk itu, tugas dari para mahasiswa sebagai volunteer yaitu memberikan edukasi dan mendampingi ibu hamil mulai dari trimester satu. Tantangan yang sering dihadapi ketika di daerah pedesaan adalah para ibu sering mengindahkan melakukan pemeriksaan dengan dalih biaya atau kebiasaan budaya. 

“Pernah ada di suatu daerah yang berkeyakinan bahwa periksa ke posyandu itu nanti- nanti kalau sudah di atas empat bulan saja karena takut janinya hilang.” terang Siti. 

Padahal, trimester pertama atau tiga bulan awal adalah masa paling penting dalam kehamilan dimana semua organ terbentuk. Lagi-lagi peran mahasiswa sangat dibutuhkan dalam hal ini. Buku pink KIA (Kesehatan Ibu Anak) itu sudah menjadi kewajiban untuk dibaca dan dipelajari karena memang ada beberapa bagian yang menjadi kewajiban ibu hamil untuk mengisinya.

Metode yang dilakukan pun dengan pendekatan khusus berbasis budaya dan komunitas. Event interprofessional education dilakukan dengan harapan pendampingan bisa bersifat komprehensif dan mendapatkan hasil yang maksimal.


Baca juga : Unmuh Jember Berangkatkan Mahasiswa untuk Pengabdian Internasional di Malaysia

Tags :

bm
Created by: News Unmuh Jember

Humas Unmuh Jember Jaya Jaya Jaya!

Posting Komentar

Connect