Mahasiswa Unmuh Jember Gaungkan Budaya Lokal Melalui Pagelaran Seni Reog
Pagelaran Seni Reog dan Lomba Baca Puisi pada Sabtu,(30/11/2024). |
Dalam upaya melestarikan warisan budaya di tengah derasnya arus modernisasi, Mathagora Project, kelompok mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Jember (Unmuh Jember), sukses menggelar Pagelaran Seni Reog dan Lomba Baca Puisi pada Sabtu,(30/11/2024).
Bertempat di Lapangan Basket Unmuh Jember, acara ini
menghadirkan pertunjukan Reog dari SMA Bima Ambulu, yang dikenal dengan nama
Sardulo Bimo Mudho. Dengan tema “Mengangkat Budaya Leluhur di Tengah
Modernisasi Kota”, acara ini berhasil menarik perhatian ratusan penonton
yang hadir, meski cuaca sempat tidak bersahabat sebelum dimulai.
Pertunjukan dimulai dengan iringan gamelan khas Reog yang menggema di area kampus. Penampilan memukau dari tarian Klono Sewandono, Jathilan, Warok, Ganong, hingga Singa Barong, ditambah kostum-kostum berwarna-warni dan hiasan kepala singa besar yang ikonik, membuat suasana malam itu semakin meriah.
Mathagora Project mendapat dukungan penuh dari Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unmuh Jember, termasuk Dekan FISIP yang tidak
hanya hadir, tetapi juga ikut memeriahkan acara dengan menaiki kepala Reog.
Kehadirannya menambah semarak acara, diikuti oleh beberapa panitia yang juga
mencoba menaiki ikon seni Reog tersebut.
Dekan FISIP saat menaiki kepala Reog. |
Tidak hanya seni pertunjukan, acara ini juga dimeriahkan oleh aksi live painting dari komunitas perupa Jember, @yoyoklukisjember. Lukisan yang menggambarkan semangat seni tradisional tersebut diserahkan kepada Mathagora Project sebagai hadiah kenang-kenangan.
Pagelaran ini menjadi momen istimewa yang mengingatkan
pentingnya mencintai dan melestarikan budaya lokal, khususnya bagi generasi
muda. Melalui kegiatan ini, Mathagora Project berharap mahasiswa Unmuh Jember
dan masyarakat kota Jember dapat terus mengapresiasi dan menjaga warisan budaya
Indonesia di tengah tantangan modernisasi.
Acara ini ditutup dengan penampilan atraksi Singa Barong
yang memukau, menjadi puncak kemeriahan malam tersebut. Dengan keberhasilan
pagelaran ini, Mathagora Project membuktikan bahwa seni tradisional tetap
relevan dan mampu menyatukan berbagai elemen masyarakat dalam semangat cinta
budaya.
Posting Komentar