Jumat, 13 Desember 2024

Rektor Unmuh Jember: Perjalanan Kampus Swasta Menuju yang Terbesar di Tapal Kuda


Rektor Universitas Muhammadiyah Jember, Dr. Hanafi, M.Pd., ketika menjadi narasumber podcast yang diadakan oleh PWMU TV Selasa (10/12/2024).

Universitas Muhammadiyah Jember (Unmuh Jember) adalah salah satu perguruan tinggi terbesar di wilayah Tapal Kuda, yang meliputi Pasuruan (bagian timur), Probolinggo, Lumajang, Jember, Situbondo, Bondowoso, dan Banyuwangi.

Kampus ini telah mengalami berbagai perubahan dan adaptasi terhadap perkembangan zaman sejak awal berdiri hingga saat ini. Hal ini disampaikan oleh Dr. Hanafi, M.Pd., Rektor Unmuh Jember, dalam Podcast PWMU TV yang tayang pada Selasa (10/12/2024).

Pada mulanya, Muhammadiyah menggagas pendirian perguruan tinggi di Kabupaten Jember. Namun, terdapat berbagai pertimbangan, seperti jumlah basis Muhammadiyah yang relatif kecil dan kekhawatiran minimnya pendaftar. Berkat dorongan berbagai pihak serta pertimbangan matang, Universitas Muhammadiyah Jember resmi berdiri pada tahun 1981.

Dr. Hanafi menjelaskan bahwa Unmuh Jember awalnya hanya memiliki tiga fakultas.
“Berdirinya sudah agak lama, yaitu tahun 1981. Waktu itu hanya ada tiga fakultas: FKIP, Hukum, dan Pertanian. Itulah awal dari Universitas Muhammadiyah Jember,” tuturnya.

Pada tahun 1988, Unmuh Jember mengalami perkembangan pesat dengan bertambahnya empat fakultas, sehingga total menjadi tujuh fakultas. Hingga kini, Unmuh Jember terus berkembang dan memiliki sembilan fakultas dengan 33 program studi.

Pada tahun 2011, jumlah dosen bergelar doktor di Unmuh Jember hanya 26 orang dari ratusan dosen yang ada. Untuk meningkatkan jumlah tersebut, pihak kampus menjalankan program pendanaan bagi dosen yang ingin melanjutkan studi ke jenjang berikutnya. Hingga saat ini, Unmuh Jember memiliki 66 dosen bergelar doktor, dengan sekitar 60 lainnya sedang menempuh program doktor.

“Ternyata, kalau didorong itu mau ya. Semua itu tergantung ada yang mendorong, ada yang mendukung, dan ada sistem yang jelas,” ungkap Hanafi.

Hingga kini, Unmuh Jember terus menunjukkan progres. Dari 33 program studi yang ada, 22 di antaranya mendapat izin dari pemerintah untuk menyelenggarakan program Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL). Program ini memberikan pengakuan atas capaian pembelajaran seseorang, baik dari pendidikan formal, nonformal, informal, maupun pengalaman kerja, sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan formal atau penyetaraan kualifikasi.

Selain RPL, Unmuh Jember juga memperoleh program Pendidikan Profesi Guru (PPG) dari Kemdikbud, yang ditujukan untuk mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Fakultas Pertanian, Fakultas Ilmu Kesehatan, dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Dari 100 perguruan tinggi penerima program ini, Unmuh Jember masuk dalam 10 besar PPG terbaik se-Indonesia.

Tahun ini, Unmuh Jember dipercaya oleh Majelis Diktilitbang untuk melakukan merger dengan Institut Teknologi dan Bisnis Muhammadiyah (ITBM) Banyuwangi. ITBM Banyuwangi, yang kini menjadi Kampus 2 Unmuh Jember, memiliki enam program studi, yaitu S1 Pendidikan Agama Islam, S1 Teknik Informatika, S1 Manajemen, S1 PG PAUD, S1 Teknik Kimia, dan S1 Teknik Industri.

Selain fokus pada pendidikan, Unmuh Jember juga mendukung prestasi mahasiswa, baik di bidang akademik maupun non-akademik. Salah satu prestasi yang disorot adalah keberhasilan mahasiswa Teknik Mesin meraih juara 2 dalam Kompetisi Mobil Listrik Indonesia (KMLI) 2024.

Di bidang bisnis, Unmuh Jember mengelola Badan Usaha Milik Universitas (BUMU) untuk menunjang kegiatan akademik dan keuangan kampus. Beberapa usaha yang dimiliki Unmuh Jember antara lain:

Rumah Sakit Umum Universitas Muhammadiyah Jember, Berdiri satu tahun lalu dan telah berstatus paripurna, SPBU di Situbondo Bekerja sama dengan Pimpinan Daerah Muhammadiyah Jember dan Situbondo, Klinik Suherman yang berlokasi pas di sebelah kampus Unmuh Jember, UM Jember Trans Jasa sewa transportasi bus untuk umum, Air Minum MoyaMu Bisnis air minum dalam kemasan dengan proses Reverse Osmosis (RO).

“Itu yang kita upayakan, disamping akademik dan pengembangan SDM, juga usaha di luar pendidikan untuk menunjang keuangan. Cita-citanya kan gajinya cukup, kalau cukup jadi semangat. Minimal sama dengan PNS,” tutup Hanafi.


Penulis : Sukron Kasyir

Tags :

bm
Created by: News Unmuh Jember

Humas Unmuh Jember Jaya Jaya Jaya!

Posting Komentar

Connect