GERMAPENA Unmuh Jember Gelar Simulasi Gempa Bumi, Perkuat Kesiapsiagaan Kampus dalam Menghadapi Bencana
Dalam rangka meningkatkan kesiapsiagaan terhadap bencana alam, Gerakan Mahasiswa Peduli Bencana (GERMAPENA) Universitas Muhammadiyah Jember (Unmuh Jember) menggelar Simulasi Kebencanaan Gempa Bumi pada Senin (24/3/2025). Kegiatan ini bekerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jember serta didukung oleh jajaran dosen Fakultas Ilmu Kesehatan (Fikes) Unmuh Jember. Simulasi ini merupakan bagian dari program edukasi kebencanaan yang bertujuan untuk membentuk lingkungan kampus yang lebih siap dan tanggap dalam menghadapi potensi bencana.
Mengusung tema “Mewujudkan Kampus Siaga Bencana:
Meningkatkan Kesiapsiagaan dan Mitigasi dalam Menghadapi Gempa Bumi”, kegiatan
ini menargetkan mahasiswa, tenaga kependidikan, serta civitas akademika Fikes
Unmuh Jember sebagai peserta utama. Melalui simulasi ini, peserta diajak untuk
memahami langkah-langkah penyelamatan yang benar ketika gempa bumi terjadi,
mulai dari cara berlindung yang aman, proses evakuasi, hingga pertolongan
pertama bagi korban yang membutuhkan bantuan medis sebelum mendapatkan
penanganan lebih lanjut.
Ketua panitia, Hendrik Yudi Widianto, menjelaskan bahwa
simulasi ini tidak hanya menjadi bentuk latihan semata, tetapi juga sebagai
sarana edukasi bagi seluruh civitas akademika agar lebih siap menghadapi
situasi darurat. Menurutnya, masih banyak masyarakat, termasuk di lingkungan
kampus, yang belum sepenuhnya memahami protokol keselamatan saat gempa bumi,
sehingga kegiatan ini diharapkan mampu memberikan wawasan baru sekaligus
menanamkan kebiasaan tanggap bencana.
“Kesiapsiagaan dalam menghadapi gempa bumi sangat
penting, terutama di daerah yang rawan bencana. Kami ingin mahasiswa dan tenaga
kependidikan tidak hanya tahu teori, tetapi juga memiliki keterampilan praktis
dalam menghadapi kondisi darurat. Dengan simulasi ini, mereka bisa belajar
bagaimana cara bertindak cepat dan tepat untuk melindungi diri serta membantu
orang lain di sekitarnya,” ujar Hendrik.
Selain itu, mahasiswa dari bidang kesehatan juga diberikan pelatihan dasar pertolongan pertama untuk menangani korban gempa, seperti cara menangani luka, serta penanganan cedera ringan hingga berat.
Selain aspek teknis, simulasi ini juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya mitigasi bencana. Hendrik menambahkan bahwa banyak korban gempa terjadi bukan hanya karena guncangan awal, tetapi juga akibat minimnya pemahaman masyarakat mengenai tindakan yang harus dilakukan sebelum, saat, dan setelah bencana terjadi. Oleh karena itu, selain pelatihan praktik, para peserta juga diberikan materi mengenai langkah-langkah pencegahan, seperti pentingnya mengenali jalur evakuasi di lingkungan sekitar serta memastikan bangunan dan fasilitas kampus memiliki standar keamanan yang memadai untuk menghadapi bencana alam.
Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan mahasiswa dan tenaga
kependidikan Unmuh Jember semakin siap menghadapi situasi darurat, memiliki
pemahaman yang lebih baik mengenai prosedur evakuasi, serta mampu memberikan
pertolongan pertama secara efektif. Lebih dari itu, kegiatan ini juga menjadi
bagian dari komitmen Unmuh Jember dalam membangun budaya sadar bencana di
lingkungan kampus.
“Kami ingin menjadikan Unmuh Jember sebagai Kampus Siaga
Bencana, di mana seluruh civitas akademika memiliki kesadaran tinggi terhadap
mitigasi bencana. Harapannya, pemahaman ini juga bisa dibawa ke lingkungan
masyarakat, sehingga semakin banyak orang yang sadar akan pentingnya
kesiapsiagaan menghadapi bencana,” tutup Hendrik.
Posting Komentar