Kamis, 23 Oktober 2025

Lecture Voices Summer Camp Bahas Tantangan Global Organisasi: Kunci Keberlanjutan Ekonomi, Sosial dan Lingkungan

Di tengah kompleksitas ekonomi global, organisasi baik yang berorientasi profit maupun non-profit menghadapi tantangan besar dalam mempertahankan relevansi dan keberlanjutan. Beberapa pembicara ahli menguraikan bagaimana perubahan iklim, kemajuan teknologi, kualitas sumber daya manusia (SDM), serta regulasi menjadi variabel penting dalam perjalanan organisasi ke depan.

Menurut Dr. Arik Susbiyani, S.E., M.Si., “organisasi di seluruh dunia harus memperhitungkan variabel-variabel seperti perubahan iklim, tingkat pendidikan dan SDM, serta perubahan teknologi” agar tetap kompetitif dan berkelanjutan. Pernyataan ini selaras dengan kerangka keberlanjutan yang mengedepankan tiga pilar utama: ekonomi (profit), sosial (people) dan lingkungan (environment).

Kerangka tiga pilar ini dikenal sebagai konsep ­Triple Bottom Line (Profit, People, Planet) atau disebut juga “3 P’s” (People, Planet, Profit). Sebagai contoh: sebuah artikel menyebut bahwa kerangka ini menekankan bahwa keberlanjutan tidak cukup hanya dari sisi keuangan, melainkan juga kesejahteraan sosial dan kelestarian lingkungan. 

Selain itu, situs lain menyebutkan bahwa “three pillars of sustainability social, environmental, and economic dimensions” saling terkait dan saling mendukung satu sama lain. 



Di sisi budaya organisasi, Dr. Budi Santoso, M.M., M.Akun., memberikan perspektif menarik mengenai perbedaan antara Asia dan Eropa. “Orang Asia sangat kuat dalam senioritas di sebuah organisasinya, berbeda dengan Eropa yang tidak melihat hal tersebut,” demikian ungkapnya. Ia menambahkan, di Asia perusahaan-perusahaan cenderung memiliki regulasi dan struktur yang kuat, sedangkan di Eropa organisasi lebih dinamis beradaptasi terhadap perubahan.



Pendapat ini diperkuat oleh sejumlah analisis budaya kerja. Misalnya, riset menunjukkan bahwa di Asia, “workplace hierarchy is deeply ingrained and respect for seniority is important” sedangkan di Eropa “decision-making can be decentralized, with lower-level employees having more input and responsibility.” 

Lebih lanjut, dalam konteks HR, sebuah blog menyebut bahwa “In Asia, organizational hierarchy is strictly adhered to… while in the West, organizations are characterized by flatter structures and more democratic leadership.” 

Komunikasi, kepemimpinan dan negosiasi disebut sebagai fokus utama organisasi Asia dalam menghadapi keberagaman etnis, pelatihan lintas budaya, dan lingkungan inklusif. Sedangkan menurut Dr. Trias Setyowati, S.E., S.H., M.M., MCE., “komitmen dan kualitas kerja pegawai” menjadi faktor krusial terakhir yang dibahas. Ia menjelaskan bahwa “komitmen memiliki banyak tipe. Komitmen inilah yang akan memunculkan loyalitas seorang pegawai.”

Dari keseluruhan paparan tersebut dapat disimpulkan bahwa keberhasilan organisasi dalam menghadapi tantangan global sangat bergantung pada sinergi antara strategi, regulasi perusahaan, dan kualitas SDM. Ketiga elemen tersebut menjadi pondasi dalam membangun organisasi yang adaptif, tangguh dan berdaya saing di kancah global.

Tags :

bm
Created by: ASFIK

Humas Unmuh Jember Jaya Jaya Jaya!

Posting Komentar

Connect