Sabtu, 07 Oktober 2023

PKM Unmuh Jember Melawan Stunting dengan Olahan Bekatul

 


Tim PKM Universitas Muhammadiyah Jember (Unmuh Jember) kembali mengambil inisiatif untuk meningkatkan kesehatan anak-anak di Kabupaten Jember. Dalam sebuah kolaborasi yang melibatkan Fakultas Ilmu Kesehatan dan Program Studi Teknologi Pangan Fakultas Pertanian, mereka menjalankan program pemberdayaan ibu-ibu rumah tangga dengan mengembangkan olahan nutrisi berbasis bekatul sebagai solusi pencegahan stunting.

Stunting adalah masalah serius yang terjadi ketika anak mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang. Data terbaru dari SSGI 2022 menunjukkan bahwa Kabupaten Jember mengalami peningkatan prevalensi stunting hingga 11 poin, menjadikannya sebagai kabupaten dengan tingkat stunting tertinggi di Jawa Timur, mencapai 35.9 persen. Angka kematian ibu yang tinggi dan kemiskinan ekstrim juga menjadi tantangan serius di wilayah ini.

Dalam upaya mencegah stunting, tim PKM Universitas Muhammadiyah Jember fokus pada pemberian nutrisi berkualitas, terutama pada remaja putri. Ketua PKM, Dr. Awatiful Azza, S.Kep., Ns. M.Kep., Sp.Kep.Mat, menjelaskan bahwa perbaikan kondisi stunting pada balita yang sudah teridentifikasi sulit dilakukan. Oleh karena itu, pencegahan menjadi kunci utama, terutama melalui pendekatan pada remaja putri dan calon pengantin untuk memastikan generasi penerus terbebas dari stunting. Pernyataan ini juga disetujui oleh Dr. Nikmatur Rohmah, S.Kep., Ns. M.Kes, dan Ara Nugrahayu, N., S.TP., M.Si, sebagai anggota tim PKM.

Program PKM ini melibatkan ibu-ibu rumah tangga yang menjadi binaan mitra "Azzahra." Mereka diberikan pelatihan tentang cara mengolah bekatul sebagai nutrisi alternatif. Pelatihan ini dilaksanakan di Desa Pace, Kecamatan Silo, Kabupaten Jember, melibatkan 15 ibu rumah tangga pada akhir bulan September. Selain memberikan pengetahuan, ibu-ibu juga diajarkan cara mengolah bekatul menjadi cake yang enak dan menarik, sehingga dapat menjadi alternatif cemilan atau nutrisi untuk remaja putri.

Bekatul adalah produk dari proses penggilingan padi, yang merupakan lapisan luar beras yang berwarna cokelat atau disebut juga dedak. Ara Nugrahayu, N., S.TP., M.Si, seorang dosen teknologi pangan di Universitas Muhammadiyah Jember, menjelaskan bahwa bekatul sebenarnya mirip dengan dedak, tetapi memiliki tekstur yang lebih halus karena melalui proses pengelupasan kedua. Bekatul memiliki kandungan nutrisi yang beragam, termasuk protein, lemak, vitamin E, dan mineral seperti zat besi, zinc, tembaga, mangan, fosfor, kalium, kalsium, dan magnesium. Oleh karena itu, olahan bekatul dapat menjadi solusi murah untuk meningkatkan gizi masyarakat.

Menurut Dr. Nikmatur Rohmah, S.Kep., Ns. M.Kes, olahan bekatul dapat membantu mencegah stunting karena kandungan gizi yang baik dan aman dikonsumsi oleh remaja. Harapannya adalah bahwa melalui kegiatan ini, pengetahuan dan keterampilan peserta pelatihan dalam mengolah bekatul sebagai nutrisi alternatif dapat meningkat, dan mereka dapat menerapkannya di rumah. Selain itu, program ini diharapkan dapat membantu pemerintah daerah Kabupaten Jember mencapai target penurunan stunting, melibatkan masyarakat secara langsung.

Inisiatif yang dilakukan oleh tim PKM Universitas Muhammadiyah Jember ini menjadi langkah berani dalam menghadapi tantangan stunting di wilayah tersebut, dengan mengajak masyarakat lokal untuk turut serta dalam upaya pencegahan melalui nutrisi yang berkualitas dan terjangkau. Semoga langkah ini akan membawa perubahan positif bagi generasi penerus Kabupaten Jember.

Crafis, Produk Mahasiswa Teknologi Industri Pertanian yang Kaya Protein

 


     Sebuah inovasi produk baru bernama CRAFIS telah dikembangkan oleh tim mahasiswa Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKM-K) dari prodi S1 Teknologi Industri Pertanian Universitas Muhammadiyah Jember. Produk ini mengandung protein dari hidrolisat ikan tongkol (Euthynnus Affinis) dengan tujuan menangani masalah wasting pada balita.

     Tim mahasiswa yang terlibat dalam penelitian ini, dipimpin oleh Asih Imer Rita sebagai ketua, dengan anggota lainnya adalah Rizki Rismawati, Andi Setiawan, Muhammad Andrian Maulana, dan Edo Edwin Saputra. Mereka didampingi oleh dosen Ara Nugrahayu Nalawati, S. TP., M. Si.

     Masalah kekurangan gizi pada balita telah menjadi perhatian serius, karena dapat berdampak negatif pada perkembangan anak dan bahkan bagi negara. Salah satu faktor utama dari kekurangan gizi adalah kurangnya konsumsi makanan yang kaya protein, seperti ikan tongkol. Ikan ini memiliki tingkat protein yang tinggi dan kandungan asam lemak omega 3.

     Kabupaten Jember memiliki pasokan ikan tongkol yang melimpah, namun belum terdapat inovasi signifikan dalam pengolahan ikan ini. Oleh karena itu, tim mahasiswa menciptakan CRAFIS, crackers berbahan dasar ikan tongkol, dengan harapan dapat memberikan solusi terhadap permasalahan wasting pada balita.

     Produk CRAFIS dijual dengan harga terjangkau dan dikemas dalam kemasan yang praktis untuk dibawa kemana-mana. Keunikan dari CRAFIS adalah penggunaan bahan baku ikan tongkol yang kaya protein, serta bentuk crackers yang dicetak menyerupai ikan untuk menarik minat balita.

     CRAFIS ditujukan untuk balita berusia 12-59 bulan, dengan tekstur lembut dan rasa yang enak, sehingga cocok untuk memenuhi kebutuhan gizi penting dalam masa pertumbuhan mereka. Produk ini dipasarkan melalui berbagai media sosial dan juga di tempat-tempat fisik dengan mematuhi protokol kesehatan.

     Diharapkan, inovasi ini akan memberikan nilai tambah pada pemanfaatan ikan tongkol, meningkatkan daya saing produk, dan pada akhirnya, membantu menurunkan jumlah wasting pada balita. CRAFIS menjadi langkah positif dalam mencapai tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) terkait dengan gizi dan pangan pada tahun 2030.

Kamis, 05 Oktober 2023

Mahasiswa Unmuh Jember Hadirkan Teh Rosella Kapulaga sebagai Solusi Antioksidan

 


     Sebuah inovasi menarik muncul dari mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jember (Unmuh Jember). Mereka menghadirkan produk minuman herbal berbahan dasar bunga rosella yang dipadukan dengan rempah asli Indonesia, kapulaga. Kelompok mahasiswa yang terlibat dalam proyek ini antara lain Anisatus Syamsil Arifin (Mahasiswa Ilmu Keperawatan 2022), Deva Ayu Nurazizah (Mahasiswa Akuntansi 2021), dan Finggiani Anjar Ningrum (Mahasiswa Akuntansi 2021), dengan pendampingan dari Ibu Ari Sita Nastiti, SE., M. Akun., CIIQA, Dosen Akuntansi Universitas Muhammadiyah Jember.

     Produk bernama Teh Rosella Kapulaga ini dipilih karena mengandung senyawa aktif antioksidan yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Antioksidan memiliki peran penting dalam melindungi tubuh dari paparan radikal bebas, yang dapat berasal dari berbagai sumber seperti proses metabolisme tubuh dan lingkungan luar seperti sinar matahari berlebih, polusi udara, dan lain sebagainya.

     Ketua kelompok, Anisatus Syamsil Arifin, menyatakan, "Minimnya pengetahuan akan manfaat dari Rosella dan kapulaga ini membuat kami tertarik untuk memberikan inovasi minuman herbal dalam kemasan celup yang fungsional, praktis, mudah dikonsumsi, dan higienis."

     Proses pengolahan yang dipilih adalah proses simplisia atau pengeringan khusus untuk tanaman obat, sehingga produk memiliki daya simpan yang lebih lama dan bebas dari bahan pengawet. Teh Rosella Kapulaga ini juga diklaim memiliki cita rasa yang sangat autentik, memberikan pengalaman minum teh herbal yang unik.

     Inisiatif ini merupakan bagian dari Program Kreativitas Mahasiswa (PKM-K) di bawah Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti), yang bertujuan untuk mengembangkan kewirausahaan di kalangan mahasiswa. Diharapkan, program ini dapat menjadi cikal bakal lahirnya produk-produk usaha karya mandiri bangsa.

     Meskipun proyek ini menjanjikan, kelompok mahasiswa masih menghadapi beberapa tantangan. Ketersediaan bahan baku yang langka menjadi salah satu masalah utama, terutama dalam mencari petani rosella dan kapulaga di daerah Jember dan sekitarnya. Selain itu, persaingan dengan produk minuman teh yang sudah terkenal dan dijual dengan harga yang lebih terjangkau menjadi hal lain yang perlu diatasi. Seluruh proses produksi juga masih dilakukan secara mandiri, yang memerlukan manajemen waktu yang efisien antara belajar, kuliah, dan proses produksi.

     Keberanian dan dedikasi mahasiswa Unmuh Jember dalam mengatasi tantangan ini menunjukkan potensi besar dari inovasi mereka. Dengan terus berkembangnya minuman Teh Rosella Kapulaga, diharapkan dapat memberikan manfaat kesehatan bagi masyarakat sekaligus membuka peluang bisnis baru di industri minuman herbal.

Mahasiswa Unmuh Jember Kembangkan Budidaya Lele dengan Memanfaatkan Kotoran Lele sebagai Pangan

 


Mahasiswa berbakat asal Universitas Muhammadiyah Jember (Unmuh Jember) Prodi Agribisnis, Nurojib Abdurachman, bersama timnya yang penuh semangat, telah meraih hibah Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha (P2MW) yang mendukung pengembangan bisnis budidaya lele dengan metode bioflok yang menarik. Timnya, yang terdiri dari Lailatul Karomah (Manajemen, semester 5), Achmad Ramadhani (Agribisnis, semester 7), dan Angelita Leilia Putri (Manajemen, semester 5), menggabungkan latar belakang keahlian mereka untuk menciptakan keberhasilan bisnis ini.

Dalam proyek ini, setiap anggota tim memiliki peran khusus antara lain, Lailatul mengelola keuangan, Achmad mengurusi pemasaran, dan Angelita mengatasi operasional. Metode bioflok adalah kunci keberhasilan mereka. Ini adalah pendekatan inovatif di mana kotoran dan amoniak dari ikan lele digunakan sebagai pakan organik, mengurangi ketergantungan pada pakan pabrikan dan meminimalkan biaya operasional.

“Jadi kotoran yang berasal dari lele kita manfaatkan dengan sistem bioflok yang dimana kita gunakan kotoran tersebut untuk jadi pakan lele seperti semacam mikroorganisme atau kalau orang awam biasanya memanggil istilah itu dengan nama plankton, untuk merubah kotoran tersebut kita picu dengan probiotik, kotoran ini bisa kita ubah jadi pakan sebanyak tiga kali, setelah tiga kali maka kotoran tersebut menjadi feses dan akan mengendap di dasar kolam lalu kita bersihkan”. Jelas Nurojib Abdurachman

Produk utama dari budidaya ini adalah lele segar, yang menjadi sorotan bisnis mereka. Meskipun relatif singkat, mereka telah memahami budidaya ikan lele selama 4 tahun. Mereka telah mengembangkan teknik fermentasi air selama minimal 3-7 hari sebelum bibit ikan ditebarkan ke kolam. Ini mempersiapkan pakan alami seperti plankton atau mikroorganisme untuk ikan lele setelah ditebarkan.

“Untuk tahapan ini memang sedikit berbeda dari sistem sistem lain nya yang mana metode ini perlu ada nya fermentasi air sebelum penebaran bibit pada kolam kurang lebih selama minimal 3 - 7 hari. hal ini bertujuan untuk menghidupkan plangton atau mikroorganisme pada kolam untuk mempersiapkan pakan alami untuk si lele setelah penebaran.” ungkapnya

Lokasi proyek, berada di Perum Green Tegal Gede, Blok AA, proyek ini bukan hanya beroperasi lokal tetapi juga telah mengirimkan lele segar ke Situbondo, memperluas jangkauan bisnis mereka.

Mereka memilih budidaya lele metode bioflok sebagai proyek wirausaha dikarenakan keuntungan yang lebih besar, perawatan yang lebih mudah, dan pemasaran yang lebih sederhana dibandingkan dengan budidaya lele konvensional.

Keunggulan metode ini meliputi operasional panen dan sortir yang lebih mudah, minim bau yang tidak sedap, pertumbuhan ikan yang lebih cepat, serta ketahanan ikan yang lebih baik terhadap penyakit.

Proses teknis budidaya lele metode bioflok melibatkan langkah-langkah seperti pengisian air kolam, campuran garam krosok, probiotik, dan molase ke dalam kolam, serta penambahan batang pohon pisang untuk mempercepat fermentasi selama minimal 3-7 hari.

Mereka juga telah mengembangkan strategi pemasaran yang kuat, menjual produk mereka kepada tukang kulak, pasar, dan warung di sekitar wilayah mereka.

Selain itu, mereka terus melakukan riset untuk mengembangkan pakan buatan mereka sendiri, memastikan bahwa hasil budidaya mereka berkualitas dan sesuai dengan preferensi konsumen. Inovasi dan kreativitas adalah kunci kesuksesan mereka dalam menciptakan produk berkualitas dan memenangkan hati konsumen.

“Yang harus kami siapkan untuk menjalankan proyek ini secara berkelanjutan, kami harus memainkan peran yang sangat teliti dalam mengelola keuangan, menjalin kemitraan dengan pemasok bibit, pakan, dan pembeli hasil panen.”  tutupnya.

Jumat, 29 September 2023

Mahasiswa Unmuh Jember Tingkatkan Literasi Anak Usia Dini lewat metode Read Aloud dan Bookish Play

 


    Literasi anak usia dini di Indonesia mulai menurun sejak tahun 2017 lalu. Dalam upaya meningkatkan minat baca anak usia dini tersebut Tim Program Kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian Masyarakat (PKM-PM) dari Program Studi Akuntansi telah bekerja sama dengan RA Bustanul Ulum di Desa Kauman, Kecamatan Tempurejo, Kabupaten Jember. Proses identifikasi masalah awal mengungkapkan bahwa mitra fokus pada penanaman pendidikan Islam sebagai dasar ilmu bagi murid-murid mereka yang berada dalam masa "Golden Age". Salah satu tantangan utama adalah memperkenalkan Rasul dan menumbuhkan kecintaan kepada beliau dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh anak-anak usia dini.

     Para mitra juga berhadapan dengan kesulitan karena anak-anak sudah terpapar oleh tokoh-tokoh karakter fiktif dari berbagai media, seperti televisi dan YouTube. Karakter-karakter ini telah melekat dalam kehidupan sehari-hari anak-anak, bahkan dalam motif pakaian dan peralatan sekolah mereka.

     Melalui program kunjungan rutin, Tim PKM-PM juga menemukan bahwa hampir semua orang tua atau wali murid tidak pernah membacakan buku cerita kepada anak-anak mereka atau menyediakan buku cerita di rumah.

     Sebagai solusi, Tim PKM PM mengusulkan kegiatan sosialisasi dan pelatihan tentang Read Aloud dan Bookish Play. Read Aloud adalah metode membacakan buku cerita dengan suara yang nyaring dan jelas untuk menumbuhkan kencintaan terhadap membaca. Sedangkan Bookish Play adalah aktivitas bermain yang berhubungan dengan tema sebuah buku, dengan tujuan memvisualisasikan isi buku dan memahaminya.

     Setelah memberikan edukasi mengenai Read Aloud dan Bookish Play, Tim PKM PM melaksanakan pelatihan tentang cara melaksanakan Read Aloud dengan benar dan kreatif menggunakan Bookish Play.

     Dosen Pendamping, Ari Sita Nastiti, SE. M.Akun., menyatakan bahwa tujuan dari program ini adalah memahami masalah dan kebutuhan mitra, meningkatkan pemahaman mitra dan wali murid tentang Read Aloud & Bookish Play, dan mengembangkan pengetahuan mereka terkait hal ini.

     Tim PKM PM berharap program ini dapat membantu mitra dalam menjadikan Read Aloud & Bookish Play sebagai program keberlanjutan untuk melatih wali murid setiap minggu. Mereka juga berharap agar wali murid dapat mengajarkan anak-anak mereka dengan cara menerapkan metode Read Aloud & Bookish Play yang sederhana seperti saat pelatihan.

     Selama empat bulan, dari Juli hingga Oktober, Tim PKM PM akan melaksanakan program ini dengan mitra mereka, Raudhatul Athfal Bustanul Ulum di Tempurejo Kabupaten Jember. Tantangan yang dihadapi adalah kesulitan dalam mengedukasi wali murid karena keterbatasan bahasa, namun mereka berhasil mengatasi hal ini dengan bantuan dari mitra yang lebih fasih dalam berbahasa Madura.

     Ketua PKM, Rismatil Hasanah mengungkapkan dirinya sangat tertantang untuk beradaptasi dengan warga sekitar karena perbedaan suku dan bahasa, dirinya juga merasa sangat senang dapat berkumpul dengan warga di sana. Risma, ditemani juga oleh Radina Ayuningtyas, Muflihatul Hasanah dan Dairatun Nadhifah saat menjalankan tugas. Program ini merupakan salah satu program pendanaan dari DIKTI tingkat Nasional pada tahun 2023.

Hari HIV/AIDS Sedunia: Dokter RSU Unmuh Jember Ulas Tuntas HIV/AIDS & Ajak Masyarakat Sadar Berantas Stigma

 


Sebuah inovasi menarik muncul dari mahasiswa Program Studi Manajemen Universitas Muhammadiyah Jember (Unmuh Jember), yakni Lala Rizky Hari Shafira. Mahasiswa ini berhasil meraih hibah Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha (P2MW) untuk mengembangkan produk unggulan berupa sandal berbahan dasar gambas. Produk yang diberi nama Spoloof ini memikat perhatian banyak orang dengan keunikannya.

Pengembangan produk ini melibatkan tim yang terdiri dari Desta Intan Permata Sari dan Atika Firmanda Akmalia, serta Lala Rizky Hari Shafira sebagai pemilik bisnis. Mereka bekerja sama dalam mengubah gambas menjadi sandal yang unik dan kreatif.

Apa yang membuat sandal Spoloof berbeda dari produk sejenis di pasaran adalah bahan dasarnya. Sandal ini dibuat dari gambas yang dikeringkan dan diolah menjadi produk unggulan, memberikan tekstur dan desain yang istimewa.

Ide atau konsep untuk mengembangkan produk ini pertama kali muncul pada tahun 2021 ketika Lala Rizky Hari Shafira menerima tugas kuliah dalam mata kuliah Bisnis Kreatif. Saat itu, dosen menugaskan mereka untuk mengolah suatu bahan menjadi suatu bisnis yang kreatif, dan itulah awal mula konsep Spoloof lahir.

Produk Gambas menjadi sandal ini mulai diproduksi dan dijual pada tahun 2022 di Bondowoso, Desa Sumber Malang, Kecamatan Wringin.

“Kami memlulai produksi Spoloof ini sejak tahun 2022 di Bodnowoso, produk Spoolof dapat ditemukan di berbagai lokasi, termasuk di Bondowoso Jalan A. Yani, Koramil Kota Gang A No. 41, serta melalui media sosial Instagram @spons_loofah01 dan WhatsApp di nomor 085856249513. Produk juga tersedia di platform e-commerce seperti Shopee dengan nama Spoloof.” ungkap Lala Rizky Hari Shafira.

Motivasi mahasiswa ini untuk mengembangkan produk Gambas menjadi sandal adalah memanfaatkan tren fashion yang sedang berkembang di Indonesia. Mereka ingin memberikan produk yang unik dan berbeda dengan bahan dasar gambas yang kuat dan kokoh.

Selain itu, mereka juga memiliki niat untuk membantu petani gambas dengan membeli gambas tua yang dikeringkan dengan harga lebih tinggi daripada harga pasar. Selain itu, mereka berharap dapat membuka peluang pekerjaan bagi pengangguran di sekitar lokasi produksi.

Proses produksi sandal Spoloof dari Gambas dilakukan dengan langkah-langkah yang teliti. Gambas tua dikeringkan hingga berwarna coklat, lalu kulit gambas dikupas, dibelah menjadi dua bagian, dipipihkan dengan alat, dipotong sesuai pola, dijahit dengan kain anduk dan spon alas sandal, serta diberi label sebelum siap dipasarkan.

Mahasiswa ini juga aktif dalam memasarkan produk mereka kepada calon pembeli. Mereka menciptakan konten menarik, memanfaatkan media online, berpartisipasi dalam bazar-bazar, dan menjual produk melalui toko online.

"Reaksi konsumen terhadap produk ini sangat positif. Mereka terkesan dengan ide kreatif menggunakan gambas sebagai bahan dasar sandal, sehingga produk Spoloof menjadi unik dan menarik. Banyak yang menyatakan kekaguman, antusiasme, dan minat untuk membeli produk ini sebagai bagian dari tren fashion yang inovatif dan berkelanjutan." ujarnya.

Kamis, 07 September 2023

Era Digital, Jaga Kesehatan Mental Pakai Aplikasi e-DSSJ

 


Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, lebih dari 19 juta penduduk di atas usia 15 tahun mengalami gangguan mental emosional, dan lebih dari 12 juta penduduk dengan usia yang sama mengalami depresi. Hal ini menunjukkan bahwa masalah kesehatan jiwa masih merupakan isu yang perlu mendapat penanganan serius di tingkat lokal, nasional, maupun global.

Atas dasar tersebut Universitas Muhammadiyah Jember, bekerja sama dengan Pemerintah Desa Botolinggo Kabupaten Bondowoso dan Dinas Kesehatan Bondowoso, meluncurkan Program Desa Siaga Sehat Jiwa (DSSJ). Program ini dimulai pada bulan Juni 2023 dan dijadwalkan berakhir pada bulan November 2023.

Kegiatan yang dilakukan di Desa Botolinggo meliputi pembentukan Desa Siaga Sehat Jiwa (DSSJ), pendampingan perangkat desa dan tenaga kesehatan dalam manajemen pelayanan kesehatan jiwa, serta praktik deteksi, rujukan, dan kunjungan kasus gangguan jiwa oleh kader kesehatan jiwa di wilayah Desa Botolinggo.

Ns. Mad Zaini, M.Kep.,Sp.Kep.J, Ketua Tim Pengusul Program Desa Siaga Sehat Jiwa (DSSJ), menjelaskan bahwa pemilihan Desa Botolinggo sebagai mitra dalam Program Matching Fund Desa Siaga Sehat Jiwa karena desa ini memiliki karakteristik ideal untuk diberdayakan dalam program kesehatan jiwa, salah satunya adalah keaktifan kader kesehatan.

Tujuan akhir dari program ini adalah terbentuknya struktur Desa Siaga Sehat Jiwa (DSSJ) dengan Kader Kesehatan Jiwa (KKJ) sebagai anggotanya, serta adanya data terupdate tentang kesehatan jiwa di wilayah Desa Botolinggo. Selain itu, salah satu target dari program ini adalah penggunaan inovasi teknologi baru dalam deteksi dini kesehatan jiwa, yaitu melalui aplikasi e-DSSJ. Aplikasi ini akan memudahkan tenaga kesehatan, perangkat desa, dan kader kesehatan jiwa dalam memberikan pelayanan kesehatan jiwa kepada masyarakat.

Connect