Seni Tapak Suci Warnai COCOA 2025: Tampilkan Jurus Resmi IPSI di Hadapan Mahasiswa Universiti Malaya
Suasana penuh semangat dan decak kagum terdengar di aula SMP Muhammadiyah 9 Watukebo ketika seorang siswa muda, Ataya Jaluaji, menampilkan seni bela diri Tapak Suci di hadapan mahasiswa Universiti Malaya (Malaysia) dalam rangkaian kegiatan Summer Camp 2025: COCOA (Colleagues Collaborative Actions).
Ataya, yang kini duduk di kelas 3 SD, tampil percaya diri memperagakan seni tunggal IPSI tangan kosong, sebuah jurus pakem resmi yang diakui oleh Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI). Meski masih belia, ia telah aktif berlatih sejak kelas 1 SD dan rutin mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Tapak Suci di lingkungan Muhammadiyah.
Dengan penuh konsentrasi dan teknik yang matang, Ataya memadukan ketegasan gerak dan keanggunan irama, menampilkan seni bela diri yang tidak hanya mencerminkan kekuatan fisik, tetapi juga kedisiplinan, pengendalian diri, dan nilai-nilai spiritual yang menjadi ciri khas Tapak Suci. Penampilan ini sekaligus menjadi sarana pengenalan budaya bela diri Indonesia kepada mahasiswa asing yang mengikuti program COCOA 2025.
“Jurus yang ditampilkan merupakan jurus resmi IPSI dan bagian dari budaya Indonesia. Melalui kegiatan ini, kami ingin memperkenalkan bahwa pencak silat tidak hanya olahraga, tetapi juga warisan budaya yang sarat nilai moral dan karakter,” ujar Setiyo Arif Purnomo Aji, pembina ekstrakurikuler Tapak Suci sekaligus guru PJOK SMP Muhammadiyah 9 Watukebo.
Selain telah mengikuti kejuaraan tingkat kabupaten (Kejurjab), Ataya juga tengah mempersiapkan diri untuk mengikuti kompetisi ME Confest 2025 di Sidoarjo, di mana ia akan menampilkan jurus yang berbeda. Bagi Setiyo, kesempatan tampil di hadapan mahasiswa luar negeri ini menjadi pengalaman berharga yang belum pernah terjadi sebelumnya.
“Senang sekali dan sangat bangga, ini first time kami menampilkan seni Tapak Suci di depan mahasiswa asing dari Malaysia. Anak-anak jadi lebih termotivasi untuk terus berlatih dan menjaga tradisi bela diri ini,” tambahnya dengan antusias.
Penampilan Tapak Suci di COCOA 2025 ini menjadi simbol kolaborasi budaya dan semangat internasionalisasi di lingkungan pendidikan Muhammadiyah. Mahasiswa Universiti Malaya terlihat antusias menyaksikan setiap gerakan, bahkan beberapa di antaranya mencoba menirukan jurus dasar yang diperagakan. Momen tersebut memperlihatkan bagaimana seni bela diri dapat menjadi jembatan antarbudaya — menyatukan semangat disiplin dan persaudaraan dalam gerak yang sama.
Melalui kegiatan ini, COCOA 2025 tidak hanya menjadi ruang akademik dan budaya, tetapi juga wahana pertukaran nilai-nilai universal seperti sportivitas, kebersamaan, dan rasa saling menghormati. Tapak Suci tampil bukan sekadar olahraga, tetapi sebagai ekspresi kebanggaan nasional yang menghubungkan Indonesia dan Malaysia dalam semangat persaudaraan yang sejati.


Posting Komentar