ICRD 2025 Bahas Urgensi Analisis Sentimen di Era Digital
Dalam sebuah presentasi yang memukau di ajang International
Conference on Rural Development (ICRD) 2025 yang diselenggarakan oleh
Universitas Muhammadiyah Jember pada Rabu (18/6/2025), Dr. Bagus Setya
Rintyarna, S.T., M.Kom., menyoroti peran krusial analisis sentimen dalam
memahami dinamika pasar digital yang terus berkembang.
Dalam sesi presentasinya, Dr. Bagus memulai dengan data yang
menggambarkan lanskap belanja online global yang masif, di mana lebih dari 4,33
miliar pengguna internet aktif menjadi motor penggerak triliunan transaksi.
Fenomena ini, menurutnya, secara langsung meningkatkan nilai penting ulasan
produk/konsumen, yang tak hanya menjadi cerminan kepuasan pengguna tetapi juga
panduan vital bagi calon pembeli dan strategi produsen.
"Ulasan produk/konsumen adalah laporan atau komentar di
mana pengguna memberikan opini, umpan balik tentang produk, atau membandingkan
produk dengan berbagai produk serupa di pasar," Paparnya.
Ia kemudian secara gamblang memperkenalkan konsep Analisis
Sentimen, mendefinisikannya sebagai bidang studi yang fokus pada pengenalan dan
interpretasi opini, sentimen, evaluasi, penilaian, sikap, serta emosi manusia
yang terkandung dalam teks.
Dr. Bagus menekankan bahwa analisis sentimen adalah kunci
untuk mengidentifikasi apakah suatu teks mengandung nuansa positif, negatif,
atau netral.
Melanjutkan pemaparannya, Dr. Bagus merinci dua pendekatan
utama dalam implementasi analisis sentimen: Lexicon Based dan Machine Learning
Based.
Pendekatan Lexicon Based memanfaatkan kamus sentimen yang
telah dikurasi, di mana setiap kata diasosiasikan dengan polaritas sentimen
tertentu. "Jika kita memiliki kamus yang menyatakan 'cinta' itu positif
dan 'benci' itu negatif, kita bisa dengan cepat menentukan sentimen sebuah
kalimat," ungkapnya.
Sementara itu, pendekatan Machine Learning Based melibatkan
sistem yang belajar dari data yang ada untuk memprediksi sentimen pada data
baru. Proses ini mencakup ekstraksi fitur, penerapan algoritma machine
learning, dan pembentukan model prediktif yang dapat bekerja secara unsupervised
maupun supervised.
Presentasi Dr. Bagus Setya Rintyarna ini tidak hanya
memperkaya keilmuan dalam bidang kecerdasan buatan dan pengolahan bahasa alami,
tetapi juga memberikan perspektif praktis mengenai bagaimana teknologi dapat
dimanfaatkan untuk memahami sentimen publik.
Tags : Berita Event Penelitian
Posting Komentar